Setelah Pemakzulan Yoon Suk Yeol, PM Han Duck-soo Janjikan Pemerintahan Stabil di Korea Selatan
Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol buntut dari tindakan yang dilakukan Yoon yaitu mendeklarasikan darurat militer pada minggu lalu.
Pemungutan suara di majelis nasional di Seoul menunjukkan 204 anggota parlemen memberikan suara mendukung oposisi untuk memakzulkan Yoon.
Sekitar 85 anggota parlemen memberikan suara menentang.
Sementara tiga surat suara rusak dan delapan dinyatakan tidak sah.
Setelah dimakzulkan, Yoon akan diberhentikan dari jabatannya hingga keputusan akhirnya diputuskan oleh Mahkamah Konsitusi negara tersebut.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Yoon tepat setelah pemungutan suara tersebut digelar.
"Saya menghentikan sementara perjalanan saya," kata presiden, yang kewenangannya akan segera ditangguhkan, dikutip dari BBC.
Menurutnya, pemakzulan ini bukanlah akhir dari segalanya.
"Meskipun saya berhenti untuk saat ini, perjalanan menuju masa depan yang telah saya lalui selama dua setengah tahun terakhir tidak boleh berhenti. Saya tidak akan pernah menyerah. Saya akan menerima kritik, pujian, dan dukungan Anda dengan sepenuh hati dan melakukan yang terbaik untuk negara ini sampai akhir," jelasnya.
Setelah dimakzulkan, Perdana Menteri Han Duck-soo akan menjabat akan menggantikan tugas Yoon sementara.
Ini sesuai dengan hukum Korea Selatan.
Perdana Menteri Han Duck Soo setelah terpilih menggantikan tugas Yoon, berjanji akan menjaga kesatabilan pemerintahan Korea Selatan.
“Saya akan mencurahkan seluruh kekuatan dan upaya saya untuk memastikan pemerintahan yang stabil,” kata Han, dikutip dari The Guardian.
Ini adalah kedua kalinya dalam waktu kurang dari satu dekade seorang pemimpin Korea Selatan menghadapi proses pemakzulan saat masih menjabat
Sebelumnya, partai-partai opsisi mencoba memakzulkan Yoon Suk Yeoul seminggu lalu.
Namun Yoon sealamt setelah anggota Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa memboikot pemungutan suara dengan harapan, presiden akan mengundurkan diri secara sukarela.
Yoon juga sempat memberikan pidato yang menentang pada Kamis (12/12/2024).
Ia tidak ingin disalahkan atas keputusannya yang mendeklarasikan darurat militer.
Dalam pidato tersebut, ia juga mengecam oposisi dan mengklaim keputusannya saat itu untuk menyelamatkan negara.
Namun beberapa saat sebelum pidato itu, pemimpin partai Yoon menarik dukungannya terhadap presiden dan mendukung pemakzulan, dikutip dari CNN.
Sebagai informasi, Presiden Yoon sebelumnya secara tiba-tiba mengumumkan darurat militer pada 3 Desember 2024.
Ia juga mengirim tentara ke parlemen agar anggota parlemen tidak dapat memasuki gedung untuk menolak dekrit tersebut.
Sejak saat itu, tekanan terhadap presiden meningkat.
Sehari setelahnya, anggota parlemen menyetujui penasihat khusus untuk menyelidiki apakah Yoon melakukan pemberontakan dan menyalahgunakan kekuasaannya dengan memberlakukan darurat militer.
Polisi Korea Selatan juga dikabarkan sempat menggerebek kantor kepresidenan.
Namun tak bisa masuk gerbang lantaran dicegat oleh petugas keamanan Yoon.
Minggu lalu, jaksa penuntut Korea Selatan menahan mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun, yang diduga merekomendasikan penerapan darurat militer dan mengundurkan diri setelah skandal tersebut.
Kim ditangkap oleh jaksa pada Rabu pagi atas tuduhan memainkan peran kunci dalam pemberontakan dan melakukan penyalahgunaan kekuasaan.
Kim menjadi orang pertama yang ditangkap secara resmi atas perintah darurat militer, dikutip dari AP News.
Kim sendiri dikenal sebagai salah satu orang terdekat Yoon.
Ia dituding sebagai orang yang merekomendasikan darurat militer kepada Yoon.
Tidak hanya itu, Kim juga dituduh telah mengirim pasukan ke Majelis Nasional untuk menghalangi anggota parlemen memberikan suara.
Selain Kim, dua pejabat senior polisi juga telah ditahan pada hari yang sama.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Yoon Suk Yeol
Tag: #setelah #pemakzulan #yoon #yeol #duck #janjikan #pemerintahan #stabil #korea #selatan