Kronologi Darurat Militer Korea Selatan, Presiden Yoon Seok-yeol Klaim akan Basmi Orang Pro-Korut
Pernyataan darurat militer muncul setelah Presiden Yoon Seok-yeol menilai situasi darurat yang mengancam pemerintahannya.
Ia yang berasal dari Partai Kekuatan Rakyat menuduh oposisi pemerintah dari Partai Demokrat berupaya memakzulkan sejumlah pejabat pemerintahannya.
“Sejauh ini, Majelis Nasional telah mengusulkan pemakzulan terhadap 22 pejabat pemerintah sejak pelantikan pemerintahan kita, dan masih mengupayakan pemakzulan orang ke-10 sejak pelantikan Majelis Nasional ke-22 pada bulan Juni," ujar Presiden Yoon Seok-yeol dalam konferensi pers yang disiarkan televisi YTN, Selasa malam.
Ia mengatakan sejumlah pejabat pemerintahannya menjadi sasaran pemakzulan oleh oposisi dari Partai Demokrat yang ia sebut pro-Korea Utara.
“Ini melumpuhkan kerja peradilan dengan mengintimidasi hakim dan memakzulkan sejumlah jaksa, memakzulkan Menteri Kehakiman, Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan, memakzulkan Ketua Komisi Komunikasi Korea, dan memakzulkan Auditor," katanya.
Sementara itu, Presiden tidak memberitahu Choo Kyung-ho, pemimpin Partai Kekuatan Rakyat di Majelis Nasional, sebelum mengumumkan darurat militer.
Pasukan Militer Serbu Gedung Majelis Nasional
Pengumuman ini mengejutkan warga Korea Selatan ketika pasukan militer dengan kendaraan lapis baja diterjunkan ke jalan dan helikopter terbang di atas wilayah Yeouido.
Pasukan darurat militer kemudian secara paksa ke Majelis Nasional di Yeouido.
"Personel militer yang memasuki gedung Majelis Nasional berusaha menangkap pemimpin oposisi, Lee Jae-myung; pemimpin partai yang berkuasa, Han Dong-hoon; dan juru bicara Majelis Nasional, Woo Won-shik," kata juru bicara utama partai oposisi Partai Demokratik Korea, Jo Seoung-lae, Rabu (4/12/2024).
Jo Seoung-lae mengonfirmasi hal tersebut setelah melihat rekaman kamera CCTV.
"Mereka mencoba melumpuhkan kewenangan Majelis Nasional untuk membatalkan dekrit darurat militer. Ini adalah kudeta dan rencana untuk menggulingkan pemerintahan," katanya.
Sementara itu, para pengunjuk rasa turun ke jalan hingga memadati kota Seoul sejak dini hari.
Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, mengumumkan darurat militer, Selasa (3/12/2024) malam. Enam jam setelahnya, Rabu (4/12/2024) dini hari, ia mencabut pengumumannya itu karena mendapat penolakan dari Majelis Nasional. (Yonhap News)"Hapus darurat militer," tulis poster-poster yang dibawa oleh para pengunjuk rasa, seperti diberitakan The New York Times.
Parlemen Tolak Dekrit Darurat Militer
Beberapa jam setelah pengumuman darurat militer, para anggota parlemen menunggu lebih dari satu jam di Majelis Nasional untuk mendengar pernyataan Presiden Yoon Seok-yeol.
Para anggota parlemen memberikan suara mendukung permintaan pencabutan dekrit darurat militer menjelang pukul 01.00 pagi waktu setempat.
Pada pukul 2.30 pagi waktu setempat, protes meluas di sekitar gedung Majelis Nasional dan jalan di wilayah Yeouido, menuntut agar presiden ditangkap.
Dua jam sejak anggora parlemen memberikan suara untuk mencabut dekrit darurat militer, Presiden Yoon Seok-yeol belum mengeluarkan pernyataan.
Sementara itu pasukan darurat militer bersenjata dan polisi ditarik dari dalam gedung Majelis Nasional, seperti diberitakan Joongang.
Darurat Militer Berakhir setelah 6 Jam
Beberapa jam setelah anggota parlemen menentang dekrit darurat militer, Presiden Yoon Seok-yeol mengumumkan diakhirinya darurat militer.
"Saya akan mengakhiri darurat militer segera setelah membentuk kabinet. Pasukan telah ditarik dari Majelis Nasional," kata Presiden Yoon Seok-yeol, Rabu pagi.
"Saya mengumumkan darurat militer pada pukul 11 malam tadi sebagai tindakan tekad nasional melawan kekuatan anti-negara yang mencoba melumpuhkan fungsi penting negara dan mengganggu tatanan konstitusional demokrasi liberal kita," katanya.
Staf Presiden Resign secara Massal
Setelah deklarasi Presiden Yoon Seok-yeol dan pencabutan darurat militer, staf senior kepresidenan termasuk Sekretaris Utama, Lee Sang, menyatakan pengunduran diri.
"Ini merupakan ekspresi pengunduran diri Kepala Staf," kata Kantor Presiden Korea Selatan, Rabu pagi.
Staf Sekretaris Utama Lee Sang dilaporkan setuju untuk mengadakan pertemuan sekretaris utama yang dipimpin oleh Sekretaris Utama, Jeong Jin-seok, pagi ini dan menyatakan pengunduran diri mereka secara massal.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Tag: #kronologi #darurat #militer #korea #selatan #presiden #yoon #seok #yeol #klaim #akan #basmi #orang #korut