Eropa dan AS Desak Israel Tahan Diri usai Serangan Iran, Diminta Menjauh dari Eskalasi Timur Tengah
Drone-drone serangan pembalasan Iran ke Israel tampak dari situs Kubah Emas (Dome of Rock) di Yerusalem, Minggu (14/4/2024). 
05:20
16 April 2024

Eropa dan AS Desak Israel Tahan Diri usai Serangan Iran, Diminta Menjauh dari Eskalasi Timur Tengah

- Sekutu Israel di Eropa dan Amerika Serikat (AS) kompak mendesak Israel untuk menahan diri atas serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran, hal itu dikatakan Senin (15/4/2024).

Eropa dan AS menyerukan para pemimpin Israel untuk menjauh dari "tepi jurang" eskalasi di Timur Tengah.

Kabinet perang Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang diberi wewenang untuk memutuskan tanggapan negara disebut akan bersidang pada Senin sore, kata sumber pemerintah.

Para pejabat Israel juga mengatakan kabinet perang lebih menyukai tindakan pembalasan, namun memiliki beda pendapat mengenai waktu dan skala respons tersebut.

Sementara itu dengan adanya bahaya perang terbuka antara Israel dan Iran, dan tingginya ketegangan akibat perang di Gaza, Presiden AS Joe Biden telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa AS tidak akan berpartisipasi dalam serangan balasan Israel terhadap Iran, mengutip Reuters.

Kepala kebijakan luar negeri Inggris, Prancis, Jerman dan Uni Eropa semuanya bergabung dengan Washington dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam menyerukan agar Israel melakukan pengendalian diri.

“Kita berada di tepi jurang dan kita harus menjauh dari situ,” kata Josep Borrell, Perwakilan Tinggi UE untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan.

“Kami harus menginjak rem dan gigi mundur.”

Sementara itu Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Israel untuk mengisolasi Iran daripada memperburuk situasi.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga memperingatkan Iran untuk tidak melakukan serangan lagi dan mengatakan Israel juga harus berkontribusi dalam deeskalasi.

Rusia menahan diri untuk tidak mengkritik sekutunya, Iran, di depan umum atas serangan tersebut, namun menyatakan kekhawatirannya mengenai risiko eskalasi perang dan juga menyerukan untuk menahan diri.

“Eskalasi lebih lanjut bukanlah kepentingan siapa pun,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Iron Dome Eror, Rudal Iran Dilaporkan Berhasil Bobol Sistem Pertahanan Udara Israel

Iron Dome Israel dilaporkan eror lantaran kebobolan serangan rudal Iran.

Iran menyebut iron dome Israel tidak dapat menahan serangan rudal yang diluncurkan ke Israel pada Sabtu malam (13/4/2024).

Rudal Iran tersebut berhasil mencapai sasarannya.

Menurut kantor berita resmi Iran, IRNA, setengah dari rudal yang ditujukan ke Israel mencapai sasarannya.

Sementara itu, pasukan Iran mengatakan mereka berhasil menyerang pangkalan udara Israel di Naqab (Negev) menggunakan rudal Khaybar.

Pangkalan tersebut dilaporkan menjadi asal serangan terhadap Konsulat Iran di Damaskus pada 1 April, mengutip Palestine Chronicle.

Mayor Jenderal Hossein Salami, dari Garda Revolusi Iran, menegaskan bahwa rudal dan drone Iran berhasil menghindari pertahanan udara Israel, menghancurkan dua situs militer penting Israel

Salami menyatakan bahwa meskipun serangan Iran telah berhenti, agresi lebih lanjut terhadap kepentingan Iran akan menimbulkan respons yang kuat.

Dia juga memperingatkan akan adanya pembalasan terhadap pangkalan AS di wilayah tersebut jika Washington berpartisipasi dalam serangan terhadap Iran.

Klaim Israel

Di sisi lain Israel mengklaim telah melumpuhkan sebagian besar serangan rudal Iran.

Sebelumnya Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan telah mengidentifikasi lebih dari 100 drone yang ditembakkan Iran ke Israel.

Pejabat pertahanan Israel mengatakan kepada Radio Angkatan Darat, lebih dari 100 drone Iran telah dicegat di luar wilayah udara Israel, dari ratusan yang ditembakkan ke Israel.

Laporan tersebut mengatakan, drone tersebut ditembak jatuh oleh Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Editor: Salma Fenty

Tag:  #eropa #desak #israel #tahan #diri #usai #serangan #iran #diminta #menjauh #dari #eskalasi #timur #tengah

KOMENTAR