Dewan Keamanan PBB akan Menggelar Sidang Darurat atas Permintaan Israel Perihal Serangan Iran
Setelah menyebut bahwa PBB anti-Semitisme, Israel meminta bantuan kepada DK PBB mengenai serangan yang dilakukan Iran pada Minggu (14/4). Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut serangan pesawat tak berawak dan ratusan rudal Teheran terhadap Israel sebagai ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global.
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan bertemu pada hari Minggu pukul 23:00 waktu Israel, setelah Israel meminta dewan tersebut mengecam serangan Iran terhadap Israel dan menetapkan Korps Garda Revolusi Iran sebagai organisasi teroris.
Para pejabat Iran memperingatkan akan adanya respons yang lebih parah jika Israel membalas serangan tersebut. Serangan Iran terhadap Israel ini akan memicu perang di semua lini.
“Serangan Iran merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan global dan saya berharap Dewan Keamanan akan menggunakan segala cara untuk mengambil tindakan nyata terhadap Iran,” Gilad Erdan, duta besar Israel untuk PBB, menulis dalam sebuah postingan di X.
Iran meluncurkan segerombolan pesawat tanpa awak (drone) yang bisa meledak dan menembakkan rudal ke Israel pada Sabtu malam, yang merupakan serangan langsung pertamanya terhadap wilayah Israel.
Iran berisiko meningkatkan eskalasi besar-besaran karena Amerika Serikat berjanji memberikan dukungan kuat kepada Israel.
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan Iran meluncurkan puluhan rudal darat ke Israel, sebagian besar dicegat di luar perbatasan Israel. Itu termasuk lebih dari 10 rudal jelajah.
Melansir dari haaretz.com, Minggu (14/4), Hagari mengatakan bahwa Salvo Iran sejauh ini berjumlah lebih dari 200 drone dan rudal dan telah menyebabkan kerusakan ringan pada satu fasilitas militer Israel. Kabar terkait Israel yang meminta bantuan kepada PBB terkait serangan Iran mungkin terdengar ironi.
Hal ini karena diketahui sebelumnya, jika Israel sempat menyatakan bahwa PBB adalah anti-Semitisme. Pernyataan tersebut muncul setelah adanya resolusi terbaru terhadap gencatan senjata di Gaza yang didukung oleh 14 anggota DK PBB pada 25 Maret 2024 lalu.
Tepat sebelum dimulainya pertemuan DK PBB pada 25 Maret, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu membatalkan perjalanan delegasi ke Gedung Putih untuk membahas rencana serangan terhadap Rafah di jalur Gaza selatan.
Kantornya mengatakan dalam sebuah pernyataan, “Amerika Serikat tidak menggunakan hak vetonya hari ini terhadap teks baru yang menyerukan gencatan senjata tanpa syarat dan melakukan pembebasan para sandera.”
Pernyataan tersebut semakin ditegaskan oleh kalimat yang dikeluarkan, yaitu "kemunduran yang jelas dari posisi tegas AS sejak awal perang,” mengutip melalui ajnet.me.
Mereka juga menyatakan "resolusi hari ini memberi Hamas harapan bahwa tekanan internasional akan memaksa Israel untuk menerima gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami, sehingga merugikan upaya perang dan upaya pembebasan sandera."
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir berpendapat bahwa resolusi Dewan Keamanan "membuktikan bahwa PBB anti-Semistic" dan Sekretaris Jenderal PBB "anti-Semistic". Gilad Erdan, Wakil Tetap Israel untuk PBB, menyebut resolusi tersebut "shameless”.
Tag: #dewan #keamanan #akan #menggelar #sidang #darurat #atas #permintaan #israel #perihal #serangan #iran