Kekacauan Bangladesh Jelang Pemilihan Umum : Pembakaran Kereta dan Tempat Pemungutan Suara serta Seruan Boikot
– Tensi politik di Bangladesh tengah memanas jelang pemilihan umum yang akan berlangsung pada Minggu (7/1).
Mengutip India TV, pada Sabtu (6/1) terjadi pembakaran dua sekolah yang menjadi tempat pemungutan suara pemilu di Bangladesh.
Kejadian tersebut terjadi di Nischita Para Government Primary School di wilayah Chittagong pada jam 4.30 pagi waktu Bangladesh.
Dilansir dari The Daily Star, Shakila Soltana, Perwakilan dari Kepolisian Chittagong mengatakan mereka sedang menyelidiki penyebab kejadian tersebut.
“para perusuh membakar ruangan kepala sekolah yang saat itu sedang menjadi ruang penyimpanan buku-buku baru, seluruhnya hangus terbakar,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu sekolah lain yang dipersiapkan untuk menjadi tempat pemungutan suara juga dibakar oleh para perusuh yakni East Chandana Government Primary School di wilayah Gazipur City.
Mengutip ABP Live, Asisten Deputi Pemadam Kebakaran wilayah Gazipur yakni Abdullah-al-Arefin menyebut bahwa kamar mandi di salah satu kantor dibakar beserta beberapa buku dan dokumen-dokumen lainnya.
Selain itu penyerangan kepada beberapa tempat pemilihan umum di Bangladesh telah terjadi sejak hari Kamis dan Jumat lalu.
Setidaknya 5 tempat pemilihan suara dan 10 kamp pemilihan yang tersebar di 6 distrik telah menjadi sasaran para perusuh di negara tersebut.
Pembakaran Rangkaian Kereta
Sebelumnya pada Jumat (5/1) rangkaian kereta Benapole Express dibakar dari dalam oleh para perusuh di wilayah Gopibagh, dekat ibukota Bangladesh.
Kereta itu sedang melakukan perjalanan dari Benapole menuju Stasiun Kamalapur pada Jumat malam waktu setempat.
Dilansir dari Daily Sun, Anwarul Islam, salah satu staf media Fire Service and Civil Defense (FSCD) mengatakan bahwa pembakaran tersebut terjadi pada pukul 9 malam.
Api akhirnya bisa dipadamkan pada pukul 10.30 malam. Dari peristiwa ini dilaporkan 4 orang meninggal dunia dan 8 lainnya luka-luka.
Dampak dari peristiwa tersebut, operator kereta api Bangladesh memutuskan untuk menghentikan 32 perjalanan kereta pada hari Sabtu dan Minggu.
“disaat yang sama operational Benapole Express akan dihentikan hingga 8 Januari mendatang,” ujar Quamrul Ahsan, Direktur umum Perkeretaapian Bangladesh pada Daily Sun.
Buntut kejadian tersebut, kepolisian Bangladesh menangkap 7 orang yang seluruhnya merupakan anggota partai oposisi.
Dilansir dari NDTV, Kepolisian Dhaka telah menangkap Nabiullah Nabi yang merupakan pejabat senior dari Partai Nasionalis Bangladesh (BNP) dan 6 orang lainnya.
“Nabi diduga memberikan dana dan menjadi otak dibalik terjadinya pembakaran di kereta Benapole Express,” ujar Juru Bicara Kepolisian Dhaka, Faruk Hossain.
Partai Nasionalis Bangladesh Serukan Boikot
Kerusuhan tersebut berlanjut dengan seruan boikot yang digaungkan oleh anggota partai Nasionalis Bangladesh pada seluruh warga Bangladesh.
Dikutip dari CBC, aksi tersebut telah berlangsung pada Sabtu (6/1) dan rencananya akan dilakukan hingga Minggu (7/1) dimana hari pemilihan umum berlangsung.
BNP menganggap anggota pemerintahan calon petahana saat ini yaitu Sheikh Hasina tidak memberikan jaminan keadilan terhadap proses pemilihan tersebut.
Salah satu anggota senior BNP yakni Ruhul Kabir Rizvi menyebut partainya terus meyerukan untuk meminta Hazina mundur dari jabatannya dan menyebut proses ini ‘telah diatur’.
“Pemerintah kembali bermain api dan memutuskan untuk melakukan pemilu yang hanya menguntungkan satu pihak,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Komisi Pemilihan Umum Bangladesh, Kazi Habibul Anwar menyebut proses pemilihan tersebut akan berjalan dengan adil.
“Jika para politisi BNP mau berpartisipasi, saya yakin gelaran pemilu kali ini akan lebih meriah dan kompetitif,” ujarnya.
Dia juga menyadari kejadian-kejadian di hari sebelum pemilihan berlangusng akan memberikan tekanan pada publik pada saat hari pemilihan.
Tag: #kekacauan #bangladesh #jelang #pemilihan #umum #pembakaran #kereta #tempat #pemungutan #suara #serta #seruan #boikot