Sosok Salwan Momika Si Pembakar Al-Quran Tewas: Ateis, Bakar Bendera Palestina, Bikin Marah NATO
Pengunjuk rasa Salwan Momika mengangkat kitab suci umat Islam dan selembar kertas yang menunjukkan bendera Irak selama protes di luar Kedutaan Besar Irak di Stockholm, Swedia, pada 20 Juli 2023. Irak memperingatkan Swedia pada 20 Juli 2023 bahwa mereka akan memutuskan hubungan diplomatik jika protes pembakaran Alquran diizinkan terus berlanjut di Stockholm, setelah pengunjuk rasa menyerbu dan membakar kedutaan Swedia di Baghdad semalam. 
17:00
3 April 2024

Sosok Salwan Momika Si Pembakar Al-Quran Tewas: Ateis, Bakar Bendera Palestina, Bikin Marah NATO

 Nama Salwan Momika kembali menjadi sorotan.

Setelah sempat memantik kemarahan umat Muslim dunia setelah membakar Al Quran di luar masjid terbesar di Stockholm, Swedia, saat Iduladha pada Rabu (28/6/2023) lalu, namanya kembali muncul dipemberitaan dengan kabar kalau dia sudah tewas.

Dalang aksi pembakaran Alquran di Swedia ini dilaporkan tewas di Norwegia, Senin (1/4/2024) kemarin.

Salwan diketahui baru sepekan lalu memutuskan pindah ke Norwegia setelah merasa tidak aman di Swedia.

“Hari ini saya meninggalkan Swedia dan sekarang berada di Norwegia di bawah perlindungan pihak berwenang Norwegia,” tulis Salwan Momika pada 27 Maret lalu.

Siapa itu Salwan Momika?

Momika merupakan seorang imigran asal Irak yang mengungsi ke Swedia sejak beberapa tahun lalu.

Momika melancarkan aksi bakal Al-Quran itu sebagai bentuk protes dan dengan dalih kebebasan berekspresi.

Polisi Stockholm dilaporkan mengetahui dan memberi izin Momika melakukan pembakaran kitab suci umat Islam tersebut.

Pria bernama lengkap Salwan Sabah Matti Momika itu mengaku sebagai seorang ateis.

"Meski ia telah tinggal di daerah Jarna di Sodertalje, Stockholm, Momika masih memiliki status kewarganegaraan Irak. Momika mengatakan alasannya melakukan aksi pembakaran Al Quran adalah untuk menjamin kebebasan berekspresi," tulis laporan CNN beberapa waktu lalu.

Mantan Pemimpin milisi Irak 

Dikutip Arab News, Momika yang berasal dari Qaraqosh di Dataran Nineveh Irak utara, adalah seorang mantan militan di negara asalnya.

Momika seorang pendiri partai Persatuan Demokrat Suriah dan Hawks Syriac Forces.

Ini adalah sebuah milisi bersenjata yang berafiliasi dengan milisi Kristen Brigade Babilonia, yang mengangkat senjata melawan ISIS.

Salwan Momika sendiri kabur dari Irak ke Swedia sebagai pengungsi setelah terlibat kejahatan saat menjadi anggota Pasukan Mobilisasi Populer (PMF).

Salman Momika kemudian populer di kalangan anti Islam karena kerap membakar Alquran dengan dalih kebebasan berbicara.

Momika, yang mengaku awalnya seorang penganut Kristen yang taat memutuskan berpaling menjadi ateis, dan bangga dengan pilihannya tersebut.

Saat Idul Fitri, Juni 2023, Salwan Momika mengejutkan dunia dengan menginjak-injak salinan Alquran lalu membakarnya di depan masjid terbesar di Stockholm.

Setelah aksinya itu, Salwan Momika mendapat kecaman dari dunia internasional.

Salman bahkan mengaku telah mendapat banyak ancaman pembunuhan yang sangat banyak.

Namun dia merasa percaya diri dengan adanya dukungan dari kelompok ekstrimis anti-Islam di Swedia dan Eropa.

Ulah Salman membuat Swedia menghadapi kemarahan negara-negara Islam dianggap membiarkan aksi pembakaran Alquran.

Hal itu yang membuat Salman akhirnya mencari suaka ke Norwegia.

“Saya mengajukan permohonan suaka dan perlindungan internasional ke Norwegia karena Swedia tidak menerima suaka bagi para filsuf dan pemikir. Swedia hanya menerima suaka bagi teroris," katanya.

“Saya akan melanjutkan perjuangan saya melawan ideologi Islam. Sejak saya memulai perjuangan melawan Islam,” kata Salwan Momika.

Polisi Swedia sebelumnya memberikan izin kepada Momika untuk melakukan aksi pembakaran Al Quran karena sebagai bentuk mengekspresikan diri.

Namun belakangan, polisi mengatakan telah membuka penyelidikan atas aksi Momika tersebut dengan tuduhan "hasutan terhadap kelompok etnis".

"Polisi memiliki hak untuk menyelidiki apakah pembakaran Alquran itu merupakan kejahatan rasial. Mereka bisa benar dan bisa salah," kata Momika kepada surat kabar itu.

Sebagai informasi, Undang-undang imigrasi Swedia memberikan izin tinggal selama tiga tahun bagi siapapun yang diberikan status pengungsi, dengan kesempatan untuk mengajukan perpanjangan jika perlindungan masih diperlukan.

Namun, Swedia telah memperketat undang-undang tersebut, sehingga semakin banyak pengungsi yang kehilangan izin tinggal mereka.

Momika yang tiba di Swedia lima tahun lalu ingin tetap tinggal di negara Nordik itu.

Ia menyerukan kepada pihak berwenang Swedia untuk memperpanjang status pengungsinya, bahkan meminta agar diberi kewarganegaraan.

Belakangan ia memilih pindah ke Norwegia.

Kontroversial

Sebelum dilaporkan tewas, tindakan Salwan beberapa kali menimbulkan kontroversi, berikut rangkumannya:

1. Penodaan Al-Quran

Salwan Momika diketahui telah beberapa kali melakukan penodaan terhadap Al-Qur'an.

Ia melakukan aksi ketiganya pada Senin (30/7/2023).

Momika membakar kitab suci umat islam itu di depan Parlemen Swedia.

Ia melakukan tindakan itu bersama kawannya yang bernama Salwan Najem.

Sebelumnya, Momika melakukan aksi serupa di area luar sebuah masjid di Stockholm dan di depan Kedutaan Irak.

Dilansir Al Arabiya, saat di depan Kedutaan Irak di Stockholm, Swedia, ia menginjak-injak Al-Quran, membantingnya hingga tertutup, dan menendangnya seperti bola, Kamis (20/7/2023).

Sementara itu, tindakannya membakar Al-Qur'an di area luar Masjid Stockholm dilakukan pada Rabu (28/6/2023).

2. Membakar Gambar Bendera Palestina

Selain membakar Al-Qur'an, Salwan Momika juga sempat melakukan provokasi dengan membakar gambar bendera palestina.

Tindakannya itu ia unggah di media sosial X (dulu Twitter) pada 23 Februari 2024 lalu.

Unggahan itu dibagikannya di tengah perang Israel-Hamas yang sedang berkecamuk di Gaza.

3. Beri Informasi Palsu demi Suaka di Swedia

Dilansir media Swedia TV4, Kamis (26/10/2023), Izin tinggal Salwan Momika sempat dicabut oleh pemerintah Swedia.

Alasannya karena ia dinilai memberikan keterangan palsu kepada Badan Imigrasi Swedia demi mendapatkan status suaka.

Namun, kala itu status deportasinya masih ditangguhkan karena nyawanya terancam apabila kembali ke Irak.

Sebelumnya, ia mendapatkan izin tinggal Swedia pada tahun 2021. Momika pindah ke sana dari Irak pada tahun 2018.

Setelah itu, Momika pindah dari Swedia ke Norwegia pada 27 Maret 2024.

4. Picu Kemarahan NATO

Pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan Momika menyebabkan pihak berwenang Swedia melakukan penyelidikan kepadanya atas tuduhan hasutan terhadap kelompok etnis.

Tindakannya juga berperan dalam menunda keanggotaan Swedia di NATO.

Dilansir The Economic Times, Momika memicu kemarahan dari anggota NATO, yaitu Turki.

Swedia kemudian baru resmi menjadi anggota NATO pada Kamis (7/3/2024) lalu.

Bendera Swedia lantas dikibarkan di markas NATO di Brussels, Senin (11/3/2024).

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Jens Stoltenberg menyaksikan dua tentara mengibarkan spanduk biru bergambar salib kuning di antara lingkaran resmi bendera nasional di kantor kelompok transatlantik di ibu kota Belgia itu

 

Editor: Hasiolan Eko P Gultom

Tag:  #sosok #salwan #momika #pembakar #quran #tewas #ateis #bakar #bendera #palestina #bikin #marah #nato

KOMENTAR