Presiden AS Minta Israel Kirim Tim ke Washington Bahas Serbuan ke Rafah, Netanyahu Utus Gallant
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan sahabatnya Benjamin Netanyahu 
20:00
20 Maret 2024

Presiden AS Minta Israel Kirim Tim ke Washington Bahas Serbuan ke Rafah, Netanyahu Utus Gallant

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dia meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengirimkan tim ke Washington untuk membahas rencana penyerangan Rafah.

Biden menambahkan, saat teleponan dengan Netanyahu, dia menekankan tentang pentingnya terkadinya gencatan senjata segera di Gaza yang akan berlangsung selama berminggu-minggu sebagai bagian dari perjanjian untuk membebaskan tahanan Israel.

Sementara itu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada Minggu (17/3/2024) mengatakan kalau Netanyahu telah setuju untuk mengirim tim ke AS untuk membahas rencana Israel untuk menyerang Rafah tanpa melakukan invasi darat besar-besaran.

Pidato Sullivan disampaikan dalam pengarahan kepada wartawan dari Gedung Putih menyusul panggilan telepon antara Netanyahu dan Biden, yang pertama setelah lebih dari sebulan terputusnya komunikasi langsung.

Hal itu menandai meluasnya perselisihan antara kedua belah pihak terkait Perang Gaza.

AS menilai manajemen perang Israel di Gaza gagal mengurangi jumlah korban sipil seperti yang diminta.

Menurut Sullivan, Netanyahu telah setuju untuk mengirim pejabat intelijen serta pekerja urusan kemanusiaan ke Washington dalam beberapa hari mendatang, untuk mendengarkan kekhawatiran AS mengenai rencana Israel saat ini untuk Rafah.

Pembahasan disebutkan juga terkait pengembangkan pendekatan alternatif yang menargetkan elemen utama Hamas di Kota Rafah dan mengamankan perbatasan Mesir-Israel tanpa invasi darat besar-besaran.

Sullivan mengatakan Amerika Serikat memperkirakan tidak Israel akan memulai invasi apa pun sampai pembicaraan diadakan dengan tim yang akan dikirim ke Washington.

Dia menyatakan bahwa Biden menolak argumen Netanyahu bahwa menyerang Rafah berarti mengalahkan Hamas, dengan mengatakan, "Setiap kali saya mendengar argumen yang mengatakan jika Rafah tidak diserbu, Anda tidak akan bisa mengalahkan Hamas."

Menurut Sullivan, Biden mengatakan dalam panggilan telepon tersebut bahwa Amerika Serikat prihatin dengan kehadiran lebih dari satu juta pengungsi di Rafah yang tidak memiliki tempat tujuan.

Sullivan mengatakan bahwa operasi darat besar-besaran di Rafah adalah sebuah kesalahan, dan akan menyebabkan kematian lebih banyak warga sipil tak berdosa, memperburuk krisis kemanusiaan, memperdalam kekacauan di Gaza, dan meningkatkan isolasi internasional Israel.

Dia juga menyatakan bahwa pembicaraan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas terus berlanjut meskipun ada tantangan, dan menambahkan, “Sejauh ini kesepakatan ini lebih sulit dipahami daripada yang kami harapkan, namun kami akan terus memberikan tekanan karena kami menganggap ini sebagai prioritas mendesak."

Amerika Serikat bekerja sama dengan Qatar dan Mesir berupaya menekan Israel dan Hamas untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan perang Israel di Gaza, dan membebaskan lebih dari 100 tahanan Israel di Gaza.

"Namun para mediator telah berjuang selama berminggu-minggu untuk mempersempit kesenjangan yang lebar antara kedua pihak," tulis laporkan Alquds

Netanyahu Kirim Gallant

Terkait suwon Israel ke AS, situs web Axios mengutip sumber-sumber Israel dan AS mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan mengirim Menteri Pertahanan Yoav Galant ke Washington.

Hal ini mengindikasikan bahwa kunjungan tersebut akan dilakukan awal pekan depan, bertepatan dengan pengiriman delegasi untuk membahas serangan darat terhadap Rafah.

(oln/khbrn/axios/alquds)

 
 

 
 

Tag:  #presiden #minta #israel #kirim #washington #bahas #serbuan #rafah #netanyahu #utus #gallant

KOMENTAR