Trump Menangi Pilpres AS, Warga Gaza Berharap Perang Israel-Hamas Berakhir: Kami Ingin Perdamaian
Ilustrasi - Warga Palestina berjalan di sepanjang jalan utama Salah al-Din di Kota Gaza timur menuju pusat kota, pada 22 Oktober 2024. Mengenai kemenangan Donald Trump, warga Gaza menyampaikan harapannya. 
14:50
7 November 2024

Trump Menangi Pilpres AS, Warga Gaza Berharap Perang Israel-Hamas Berakhir: Kami Ingin Perdamaian

- Warga Palestina di Gaza menginginkan Donald Trump, yang memenangkan Pilpres Amerika Serikat (AS), untuk mengakhiri perang antara Israel dan Hamas yang telah menghancurkan wilayah mereka.

Pada Rabu (6/11/2024) sore waktu setempat, dengan kemenangan di Wisconsin, Donald Trump memperoleh 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk memenangkan kursi kepresidenan.

Donald Trump memenangkan Michigan, menyapu bersih "tembok biru" bersama dengan Pennsylvania.

Mengenai kemenangan Donald Trump, warga Gaza menyampaikan harapannya.

Warga Gaza mengaku mereka ingin adanya perdamaian dengan berakhirnya perang antara Israel dan Hamas.

“Kami mengungsi, terbunuh, tidak ada yang tersisa bagi kami, kami menginginkan perdamaian,” ungkap Mamdouh Al-Jadba, warga yang mengungsi ke Kota Gaza dari Jabalia, Rabu, dilansir Arab News.

"Saya berharap Trump menemukan solusi, kita butuh seseorang yang kuat seperti Trump untuk mengakhiri perang dan menyelamatkan kita, cukup, Tuhan, ini sudah cukup," kata pria berusia 60 tahun itu.

"Saya mengungsi tiga kali, rumah saya hancur, anak-anak saya kehilangan tempat tinggal di selatan. Tidak ada yang tersisa, Gaza sudah tamat," lanjutnya.


Warga lain bernama Umm Ahmed Harb, dari daerah Al-Shaaf di sebelah timur Kota Gaza, juga mengandalkan Trump untuk “berdiri di sisi kita” dan mengakhiri penderitaan di wilayah tersebut.

“Insya Allah perang ini akan berakhir, bukan demi kita, tapi demi anak-anak muda kita yang tidak bersalah, mereka telah menjadi martir dan sedang sekarat karena kelaparan,” katanya.

“Kami tidak bisa membeli apa pun dengan harga (pangan) yang tinggi. Kami di sini dalam ketakutan, teror, dan kematian," sambung dia.

Di sisi lain, bagi warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki, kemenangan Trump adalah alasan untuk mengkhawatirkan masa depan.

“Trump bersikap tegas dalam beberapa keputusan, tetapi keputusan ini dapat lebih menguntungkan kepentingan politik Israel daripada kepentingan Palestina,” ungkap Samir Abu Jundi, seorang warga berusia 60 tahun di kota Ramallah.

Janji Donald Trump

Selama kampanyenya untuk kembali ke Gedung Putih, Donald Trump mengatakan Gaza yang terletak di Mediterania timur, bisa “lebih baik daripada Monako.”

Trump juga mengatakan akan merespons dengan cara yang sama seperti yang dilakukan Israel setelah serangan 7 Oktober, sambil mendesak sekutu AS tersebut untuk “menyelesaikan tugasnya” karena Israel “kehilangan banyak dukungan.”

Secara lebih luas, Trump berjanji untuk mengakhiri krisis internasional yang sedang berkecamuk, bahkan mengatakan ia dapat “menghentikan perang melalui panggilan telepon.”

Diberitakan AP News, ketidakpastian juga menyelimuti bagaimana Trump akan berinteraksi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Selama masa jabatan pertamanya, Trump menawarkan dukungan luas terhadap kebijakan garis keras pemimpin Israel tersebut, termasuk menarik diri secara sepihak dari kesepakatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan program nuklir Iran yang telah lama ditentang Netanyahu.

Trump juga mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, memperkuat klaimnya atas kota yang disengketakan itu, dan aneksasi Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang direbut dari Suriah dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Ia mengajukan rencana perdamaian dengan Palestina yang secara luas dianggap lebih memihak Israel.

Pembangunan permukiman di Tepi Barat yang diduduki Israel, yang dianggap sebagai hambatan bagi negara Palestina, meningkat pesat di bawah kepemimpinannya.

Donald Trump juga membantu mengamankan kesepakatan antara Israel dan empat negara Arab untuk menormalisasi hubungan yang tidak bergantung pada kemajuan menuju negara Palestina — sebuah kemenangan besar bagi Netanyahu.

Para pemimpin itu berselisih setelah Netanyahu mengucapkan selamat kepada Presiden Joe Biden setelah pemilu 2020 — sebuah tindakan yang dipandang Trump sebagai penghinaan dari sekutu setianya, meskipun Netanyahu mengunjungi Trump di Florida tahun ini.

Donald Trump berbicara selama acara malam pemilihan di West Palm Beach Convention Center di West Palm Beach, Florida, pada 6 November 2024. Donald Trump berbicara selama acara malam pemilihan di West Palm Beach Convention Center di West Palm Beach, Florida, pada 6 November 2024. (AFP/JIM WATSON)

Di bawah kepemimpinan Joe Biden, AS terkadang bersikap kritis dan memperlambat beberapa pengiriman senjata sebagai respons atas tindakan Israel di Gaza.

Netanyahu kemungkinan berharap bahwa kembalinya Trump akan melonggarkan segala hambatan bagi Israel untuk mengejar tujuan perangnya.

Pemimpin AS itu juga dapat berupaya untuk menentang surat perintah penangkapan atas kejahatan perang internasional yang potensial bagi Netanyahu.

Hubungan yang lebih lancar dengan Washington juga dapat membantu meningkatkan dukungan rakyat terhadap pemimpin Israel itu sendiri.

Sebagai informasi, serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel mengakibatkan tewasnya 1.206 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP atas angka resmi Israel.

Kampanye balasan Israel telah menewaskan 43.391 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil, menurut angka kementerian kesehatan Gaza yang dianggap dapat diandalkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Kementerian tersebut juga mencatat 102.347 orang terluka di Jalur Gaza sejak perang dimulai.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #trump #menangi #pilpres #warga #gaza #berharap #perang #israel #hamas #berakhir #kami #ingin #perdamaian

KOMENTAR