Unggul di Sejumlah Swing State dan Basis Demokrat, Donald Trump Jadi Presiden Ke-47 Amerika
– Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dipastikan segera boyongan kembali ke Gedung Putih. Hasil hitung cepat sejumlah lembaga di AS menunjukkan perolehan suara elektoral Trump berada jauh di atas rivalnya, Kamala Harris.
Dalam data terbaru Associated Press (AP) hingga sekitar pukul 21.28 WIB Rabu (6/11), Trump telah mengantongi 277 suara electoral vote.
Sedangkan Harris masih berada di 224 suara electoral vote. Hasil Fox News bahkan sudah lebih dari itu. Jumlah suara Trump telah melewati 270 suara yang menjadi batas minimal untuk mengamankan kursi presiden. Menurut hasil hitung cepat Fox News, Trump telah memperoleh 277 suara elektoral berbanding Harris yang masih mengantongi 226 suara.
Dikutip dari Reuters, berdasar hasil quick count yang diadakan Edison Research, Trump disebut telah memenangkan suara di negara bagian yang menjadi swing state. Yakni, North Carolina dan Georgia. Trump mendapat lebih banyak dukungan dari warga Hispanik yang biasanya merupakan pemilih Demokrat. Dia juga didukung penuh oleh warga berpendapatan rendah yang sangat merasakan dampak kenaikan harga sejak pemilihan presiden terakhir pada 2020.
Tak hanya itu, Trump juga diproyeksikan menang di Pennsylvania, negara bagian yang kerap jadi penentu krusial kemenangan pilpres. Dilansir dari CNN, Rabu (6/11), Trump meraup 3.381.485 suara nasional atau 50,9 persen. Dia mengungguli Harris yang mendapatkan 3.192.548 suara atau 48 persen dengan catatan 95 persen suara yang masuk.
Hasil hitung cepat itu membuat Trump tampil percaya diri. Dia langsung mendeklarasikan kemenangannya. Sambil tersenyum lebar dan berjoget, dia mendeklarasikan diri sebagai presiden ke-47 AS. Deklarasi tersebut dilakukan di sela acara nonton bareng hasil penghitungan suara bersama para pendukungnya di West Palm Beach, Florida, Rabu (6/11) dini hari waktu setempat.
Dalam pidatonya, Trump mengucapkan terima kasih kepada warga AS. Dia mengklaim akan memenangkan 315 suara elektoral. ”Ini hebat. Terima kasih. Terima kasih banyak,” ujarnya.
Dia kemudian sesumbar tidak akan beristirahat sampai bisa mewujudkan Amerika yang kuat, aman, dan makmur. Trump juga berjanji memulihkan kembali AS. Dia menyebut, AS kini dalam kondisi kritis yang butuh bantuan untuk pulih. Karena itu, dia menyerukan kepada masyarakat AS untuk bersatu dan melupakan perbedaan.
”Sebagai presiden ke-47 dan presiden ke-45, saya akan berjuang untuk Anda, untuk keluarga Anda, dan masa depan Anda. Setiap hari saya akan berjuang untuk Anda dengan setiap napas di tubuh saya,” tuturnya, dikutip dari Al Jazeera.
Dalam kesempatan tersebut, dia kembali menyinggung upaya pembunuhan yang terjadi kepada dirinya saat berkampanye pada Juli 2024. Trump menjadi sasaran penembakan saat berkampanye di Butler, Pennsylvania. Menurut Trump, Tuhan menyelamatkan dirinya dari upaya pembunuhan untuk bisa memimpin AS. ”Banyak dari kalian yang berkata kepada saya bahwa Tuhan menyelamatkan saya untuk suatu alasan dan alasan itu ternyata adalah untuk menyelamatkan negara kita dan mengembalikan kebesaran Amerika. Sekarang kita akan memenuhi misi tersebut,” ungkapnya.
Kendati Trump telah mendeklarasikan kemenangan, kubu Harris masih bungkam terkait hasil sementara Pilpres AS 2024. Mereka belum mengakui kekalahannya.
Harris bahkan tidak menemui pendukungnya yang hadir dalam acara nonton bareng hasil penghitungan suara di Howard University. Dia mewakilkan pidato kepada Cedric Richmond, salah seorang tim pemenangannya. ’’Kami masih menunggu hasil akhir penghitungan. Masih ada suara di beberapa negara bagian yang belum selesai dihitung,’’ katanya. Dia berjanji, Harris akan menemui para pendukungnya setelah hasil penghitungan selesai. ’’Malam ini Harris tidak hadir. Tapi besok dia akan hadir menemui kita semua,’’ katanya.
Peran Tim Kampanye
Pengamat hubungan internasional Teuku Rezasyah menilai, kemenangan Trump tidak terlepas dari kecerdikan tim kampanyenya. Menurut dia, tim kampanye Trump benar-benar bisa membaca keadaan, termasuk memperbanyak kegiatan di media sosial yang mengesankan Trump merupakan man of action. Misalnya, terkait kondisi Timur Tengah yang kini makin kacau hingga kondisi dalam negeri AS.
”Dan ini benar-benar dimanfaatkan oleh kalangan Trump untuk menyatakan bahwa hanya Trump yang bisa menyelesaikan masalah ini. Dan kalau Trump menang, hal yang buruk tersebut tidak akan terjadi,” jelasnya.
Hal itu pun, kata dia, pernah disampaikan oleh Trump. Dia menyatakan, jika dirinya presiden AS, situasi di Ukraina saat ini tidak akan terjadi. Begitu pula keadaan pada 7 Oktober di Israel. Termasuk soal kemunduran ekonomi AS saat ini. (mia/c6/oni)
Tag: #unggul #sejumlah #swing #state #basis #demokrat #donald #trump #jadi #presiden #amerika