Netanyahu Kirim Tim Israel ke AS, Bahas Invasi Rafah dengan Joe Biden
Melalui panggilan telepon dengan Netanyahu, Joe Biden menekankan perlunya untuk menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza sebagai upaya membebaskan sandera yang ditahan Hamas.
Sebelumnya, Netanyahu bersikeras bahwa siapa pun yang menentang operasi Israel di Rafah berarti menentang penghancuran Hamas dan tidak ingin Israel memenangkan perang.
Joe Biden: Pendapat Netanyahu Omong Kosong
Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan menjelaskan inti panggilan telepon antara Joe Biden dan Netanyahu untuk yang pertama kalinya setelah lebih dari sebulan terputusnya komunikasi langsung antara mereka.
Ia mengatakan Joe Biden menolak argumen Netanyahu tentang menyerang Rafah berarti mengakhiri Hamas dan menyebutnya sebagai omong kosong.
"Setiap kali saya mendengar argumen yang mengatakan jika Rafah tidak diserbu, Anda tidak akan bisa mengalahkan Hamas. Itu omong kosong," kata Joe Biden.
Pemerintahan Joe Biden ingin pihak Israel datang terlebih dahulu ke Washington dan membahas rencana Israel untuk menyerang Rafah tanpa melakukan invasi darat besar-besaran.
“Operasi darat besar-besaran akan menimbulkan kesalahan. Hal ini akan menyebabkan lebih banyak kematian warga sipil yang tidak bersalah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan, memperdalam anarki di Gaza dan semakin mengisolasi Israel secara internasional,” kata Jake Sullivan dalam konferensi pers, Senin (18/3/2024), dikutip dari Axios.
Ia menyampaikan pesan Joe Biden yang mengatakan tujuan Israel untuk menghancurkan Hamas dapat dicapai dengan cara lain dan invasi besar-besaran di Rafah bukanlah solusinya.
“Alih-alih berhenti sejenak untuk mengevaluasi kembali kampanye dan melihat penyesuaian apa yang diperlukan, alih-alih fokus pada menstabilkan wilayah yang telah dibersihkan Israel agar Hamas tidak muncul kembali, pemerintah Israel malah membicarakan operasi militer besar-besaran di Rafah,” kata Jake Sullivan menyampaikan pesan Joe Biden.
Tim Israel Segera Pergi ke AS
Jake Sullivan memastikan Netanyahu akan mengirim tim Israel tim yang terdiri dari pejabat senior militer, intelijen, dan kebijakan Israel ke Washington pada akhir pekan ini atau awal pekan depan.
“Kami ingin melakukan diskusi strategis tentang bagaimana mengalahkan Hamas dengan cara yang bersifat jangka panjang. Ada cara untuk mengalahkan Hamas tanpa menghancurkan Rafah,” kata Jake Sullivan.
Jake Sullivan mengatakan Israel belum memberikan rencana kepada AS mengenai ke mana warga sipil yang berlindung di Rafah harus pergi, atau siapa yang akan memberi makan dan menampung mereka.
Selain itu, dia mengatakan invasi akan mempersulit pengiriman bantuan ke Jalur Gaza melalui perbatasan Mesir.
Hamas Palestina vs Israel
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 31.726 jiwa dan 73.792 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (18/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #netanyahu #kirim #israel #bahas #invasi #rafah #dengan #biden