Ben-Gvir Desak Israel Perbolehkan Para Yahudi Menyerbu Masjid Al Aqsa di 10 Hari Terakhir Ramadan
Warga Palestina Melaksanakan Sholat Tarawih di Halaman Masjid Al-Aqsa 
21:50
18 Maret 2024

Ben-Gvir Desak Israel Perbolehkan Para Yahudi Menyerbu Masjid Al Aqsa di 10 Hari Terakhir Ramadan

Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir dilaporkan mendesak agar pemerintah Israel menghapus aturan yang melarang orang-orang Yahudi masuk menyerbu ke masjid Al-Aqsa.

Ben-Gvir dalam desakannya itu meminta para Yahudi Istael bisa menyerbu Masjid Al-Aqsa dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan, menurut laporan media Israel.

Channel 13 Israel melaporkan, “Ben-Gvir menuntut penghapusan kebijakan terkenal di Israel dan mengizinkan orang-orang Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsa selama sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”

Terungkap juga kalau pejabat keamanan Israel telah diberitahu tentang permintaan Ben-Gvir sebelum Dewan Menteri membahas masalah ini selama dua minggu ke depan.

"Mengingat meningkatnya peringatan serangan terhadap umat Islam selama bulan suci ini, pejabat senior pemerintah menyatakan keprihatinan mereka dengan mengatakan: “Jelas bahwa posisi Ben-Gvir pada akhirnya tidak akan diterima oleh Perdana Menteri, namun permintaannya untuk menyimpang dari status quo yang telah menjadi norma dalam beberapa tahun terakhir akan menyebabkan 'gangguan tambahan dan tidak perlu'," tulis laporan tersebut

Kantor Berita Palestina Wafa mengatakan dalam laporan yang diterbitkan Senin lalu kalau pada hari pertama Ramadhan, pasukan Israel memasang kawat berduri di dinding di sekitar area Lions’ Gate yang berdekatan dengan kompleks Masjid Al-Aqsa.

Sebelumnya, pasukan pendudukan Israel memberlakukan pembatasan dan pembatasan masuknya jamaah Palestina ke tempat suci umat Islam untuk salat Tarawih pertama di bulan Ramadan.

Ekstrimis Serbu Masji Al Aqsa Dikawal Tentara

Para ekstremis Israel memaksa masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem pada hari Rabu, (13/3/2024).

Mereka dilaporkan berjumlah 212 orang dan dengan dikawal tentara Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Al-Maghariba.

Kemudian, mereka berkeliling sembari melakukan tindakan provokatif. Bahkan, para ekstremis itu menggelar ritual Talmud di dalam kompleks Al-Aqsa.

Wafa melaporkan bahwa polisi Israel memperkuat tekanan militer di sekitar masjid tersebut.

Mereka memberlakukan pembatasan masuk para jemaah saat Ramadan. Hanya pria berusia 55 tahun atau lebih, wanita berusia 50 tahun atau lebih, dan anak berusia di bawah 10 tahun yang diizinkan masuk.

Pasukan pendudukan Israel juga mengepung pagar di dekat Al-Aqsa, tepatnya di area Gerbang Singa, dengan kawat berduri. Tujuannya ialah menghalangi para jemaah masuk masjid.

Selain itu, Israel juga melakukan sekitar 23 patroli di sepanjang Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki.

Adapun Minggu lalu pasukan Israel menghalangi masuknya ratusan jemaah ke dalam Al-Aqsa yang hendak menunaikan salat tawarih.

Bahkan, pasukan Israel menahan banyak warga sipil di gerbang yang menuju ke Al-Aqsa.

Selama lima bulan pasukan Israel mengepung ketat tempat ibadah itu dan mencegah warga Palestina memasukinya.

Yordania mengkritik

Perdana Menteri Yordania Ayman Safadi pada hari Senin, (11/3/2024), mengkritik tindakan pembatasan oleh Israel terhadap jemaah Palestina yang akan masuk ke kompleks Al-Aqsa.

Safadi mengatakan negaranya menolak pembatasan yang dilakukan Israel itu.

“Kami memperingatkan bahwa menodai kesucian Masjid Al-Aqsa itu [tindakan] bermain dengan api,” kata Safadi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Vatikan Uskup Besar Paul Gallagher.

Yordania menyebut warga Palestina menganggap pembatasaan jemaah itu sebagai serangan terhadap kebebasan beribadah.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvr mengatakan dia ingin adanya pembatasan yang lebih ketat mengenai jumlah jemaah.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berujar bahwa jumlah jemaah yang diizinkan sama dengan jumlah pada tahun Ramadan sebelumnya.

“Tidak mengizinkan jemaah untuk menunaikan kewajiban keagamaan dan ritual mereka pada bulan suci ini dan membatasai kebebasan memasuki Masjid Al-Aqsa, semua tekanan itu mengarah kepada situasi ‘meledak’ yang kami peringatkan,” ujar Safadi.

“Tepi Barat sedang mendidih,” katanya menambahkan.

Netanyahu bersikeras serang Rafah

Sementara itu, di tengah situasi perang di Gaza, Netanyahu mengaku akan tetap melancarkan serangan Kota Rafah di Gaza.

Padahal, sudah ada banyak desakan dari masyarakat dunia agar Netanyahu mengurungkan niatnya lantaran sudah banyak warga sipil Palestina yang jadi korban tewas. 

Netanyahu juga kembali menegaskan bahwa desakan dari masyarakat dunia dan kritik yang diarahkan kepada Israel tak akan menghentikan negara Zionis itu.

Dia mengklaim keberlangsungan negara Israel sedang dipertaruhkan. Selain itu, menurutnya “kemenangan total” sudah dekat.

Adapun Rafah adalah kota besar di Gaza selatan dan berada di dekat perbatasan Gaza-Mesir.

Rafah saat ini menjadi tempat berlindung sekitar 1,5 juta warga Palestina yang kini mengungsi.

Kota tersebut penuh sesak oleh warga Palestina setelah Pasukan Pertahanan Israel meminta mereka untuk mengevakuasi diri dari Gaza utara.

Netanyahu berulang kali menolak desakan untuk melakukan gencatan senjata. Dia menyebut Israel harus menyingkirkan benteng terakhir Hamas.

“Demi memenangkan perang ini, kami harus menghancurkan batalion terakhir Hamas di Rafah,” ujar Netanyahu dalam pesan video kepada ogranisasi pro-Israel bernama AIPAC di Washington, AS, hari Selasa, (12/3/2024), dikutip dari Russia Today.

“Kami harus merampungkan pekerjaan di Rafah,” katanya.

(oln/khbrn/memo/*)

Tag:  #gvir #desak #israel #perbolehkan #para #yahudi #menyerbu #masjid #aqsa #hari #terakhir #ramadan

KOMENTAR