Dikawal Tentara, Ratusan Ekstremis Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Lakukan Tindakan Provokatif
Anggota pasukan keamanan Israel berjaga ketika jamaah Muslim menunggu di pos pemeriksaan dekat Gerbang Singa untuk memasuki kompleks Masjid Al-Aqsa sebelum salat Jumat, di Yerusalem pada 23 Februari 2024. 
15:40
14 Maret 2024

Dikawal Tentara, Ratusan Ekstremis Israel Serbu Masjid Al-Aqsa, Lakukan Tindakan Provokatif

– Para ekstremis Israel memaksa masuk ke dalam kompleks Masjid Al-Aqsa di Kota Yerusalem pada hari Rabu, (13/3/2024).

Mereka dilaporkan berjumlah 212 orang dan dengan dikawal tentara Israel menyerbu Masjid Al-Aqsa dari Gerbang Al-Maghariba.

Kemudian, mereka berkeliling sembari melakukan tindakan provokatif. Bahkan, para ekstremis itu menggelar ritual Talmud di dalam kompleks Al-Aqsa.

Wafa melaporkan bahwa polisi Israel memperkuat tekanan militer di sekitar masjid tersebut.

Mereka memberlakukan pembatasan masuk para jemaah saat Ramadan. Hanya pria berusia 55 tahun atau lebih, wanita berusia 50 tahun atau lebih, dan anak berusia di bawah 10 tahun yang diizinkan masuk.

Pasukan pendudukan Israel juga mengepung pagar di dekat Al-Aqsa, tepatnya di area Gerbang Singa, dengan kawat berduri. Tujuannya ialah menghalangi para jemaah masuk masjid.

Selain itu, Israel juga melakukan sekitar 23 patroli di sepanjang Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki.

Adapun Minggu lalu pasukan Israel menghalangi masuknya ratusan jemaah ke dalam Al-Aqsa yang hendak menunaikan salat tawarih.

Bahkan, pasukan Israel menahan banyak warga sipil di gerbang yang menuju ke Al-Aqsa.

Selama lima bulan pasukan Israel mengepung ketat tempat ibadah itu dan mencegah warga Palestina memasukinya.

Yordania mengkritik

Perdana Menteri Yordania Ayman Safadi pada hari Senin, (11/3/2024), mengkritik tindakan pembatasan oleh Israel terhadap jemaah Palestina yang akan masuk ke kompleks Al-Aqsa.

Safadi mengatakan negaranya menolak pembatasan yang dilakukan Israel itu.

“Kami memperingatkan bahwa menodai kesucian Masjid Al-Aqsa itu [tindakan] bermain dengan api,” kata Safadi dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Vatikan Uskup Besar Paul Gallagher.

Yordania menyebut warga Palestina menganggap pembatasaan jemaah itu sebagai serangan terhadap kebebasan beribadah.

Sebelumnya, Menteri Keamanan Israel Itamar Ben Gvr mengatakan dia ingin adanya pembatasan yang lebih ketat mengenai jumlah jemaah.

Adapun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berujar bahwa jumlah jemaah yang diizinkan sama dengan jumlah pada tahun Ramadan sebelumnya.

“Tidak mengizinkan jemaah untuk menunaikan kewajiban keagamaan dan ritual mereka pada bulan suci ini dan membatasai kebebasan memasuki Masjid Al-Aqsa, semua tekanan itu mengarah kepada situasi ‘meledak’ yang kami peringatkan,” ujar Safadi.

“Tepi Barat sedang mendidih,” katanya menambahkan.

Netanyahu bersikeras serang Rafah

Sementara itu, di tengah situasi perang di Gaza, Netanyahu mengaku akan tetap melancarkan serangan Kota Rafah di Gaza.

Padahal, sudah ada banyak desakan dari masyarakat dunia agar Netanyahu mengurungkan niatnya lantaran sudah banyak warga sipil Palestina yang jadi korban tewas. 

Netanyahu juga kembali menegaskan bahwa desakan dari masyarakat dunia dan kritik yang diarahkan kepada Israel tak akan menghentikan negara Zionis itu.

Dia mengklaim keberlangsungan negara Israel sedang dipertaruhkan. Selain itu, menurutnya “kemenangan total” sudah dekat.

Adapun Rafah adalah kota besar di Gaza selatan dan berada di dekat perbatasan Gaza-Mesir.

Rafah saat ini menjadi tempat berlindung sekitar 1,5 juta warga Palestina yang kini mengungsi.

Kota tersebut penuh sesak oleh warga Palestina setelah Pasukan Pertahanan Israel meminta mereka untuk mengevakuasi diri dari Gaza utara.

Netanyahu berulang kali menolak desakan untuk melakukan gencatan senjata. Dia menyebut Israel harus menyingkirkan benteng terakhir Hamas.

“Demi memenangkan perang ini, kami harus menghancurkan batalion terakhir Hamas di Rafah,” ujar Netanyahu dalam pesan video kepada ogranisasi pro-Israel bernama AIPAC di Washington, AS, hari Selasa, (12/3/2024), dikutip dari Russia Today.

“Kami harus merampungkan pekerjaan di Rafah,” katanya.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #dikawal #tentara #ratusan #ekstremis #israel #serbu #masjid #aqsa #lakukan #tindakan #provokatif

KOMENTAR