Houthi Bersumpah Serang Pangkalan Militer AS & Inggris jika Keduanya Terus Gempur Yaman
Pejabat Houthi mengumumkan adanya serangan AS dan Inggris ke Yaman, Jumat, (12/1/2024). 
05:40
13 Januari 2024

Houthi Bersumpah Serang Pangkalan Militer AS & Inggris jika Keduanya Terus Gempur Yaman

– Kelompok Houthi di Yaman bersumpah akan menyerang seluruh pangkalan militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris di Timur Tengah jika kedua negara itu terus menggempur Yaman.

Brigjen Abdullah bin Amer, salah satu pejabat tinggi Houthi, mengatakan AS dan Inggris akan membayar mahal serangan ke Yaman.

Sebelumnya, AS dan Inggris melancarkan serangan ke Yaman pada Jumat, (12/1/2024), dini hari waktu setempat.

“Washington dan London harus mengakui tanggung jawab mereka karena memperburuk situasi di Laut Merah, dan militerisasi perairan itu,” ujar bin Amer saat diwawancarai Al Jazeera, dikutip dari Mehr News.

“Keduanya harus siap membayar mahal, dan menanggung semua dampak merugikan dalam agresi secara terbuka ini.”

Bin Amer juga memperingatkan AS dan Inggris untuk tidak meneruskan serangan ke Yaman.

“Kami (Angkatan Bersenjata Yaman) akan menargetkan pangkalan militer mereka di seluruh kawasan itu (Timur Tengah) jika AS dan Inggris meningkatkan serangan [terhadap Yaman]," kata bin Amer.

Dia mengatakan ledakan terjadi di sejumlah kota di Yaman, termasuk di Ibu Kota Sanaa dan kota pelabuhan Hudaydah.

Kata dia, pasukan Yaman akan membalas serangan itu.

“Kami akan meneruskan operasi kami di Laut Merah hingga agresi Israel ke Gaza berakhir,” ujarnya.

Adapun serangan AS dan Inggris itu adalah serangan udara dan serangan yang dillancarkan dari kapal perang serta kapal selam.

“Agresi Amerika-Zionis-Inggris terhadap Yaman dengan melancarkan sejumlah serbuan ke Ibu Kota Sanaa, Hudaydah, Saada, dan Dhamar,” kata pejabat Houthi bernama Abdul Qader al-Mortada di media sosial X.

Adanya serangan itu dikonfirmasi oleh Presiden AS Joe Biden. Dia menyebut serangan itu dilancarkan oleh AS dan Inggris dengan bantuan dari Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda.

Biden mengaku tak akan ragu-ragu melancarkan serangan lainnya.

“Serangan bertarget itu adalah pesan yang jelas bahwa AS dan sekutu kami tidak menoleransi serangan terhadap personel kami atau mengizinkan tokoh agresif membahayakan kebebasan pelayaran,” ucap Biden.

Adapun Perdana Menteri Inggrsi Rishi Sunak berujar serangan itu “diperlukan dan sepadan”.

Sementara itu, Wakil Menteri Luar negeri di Pemerintahan Keselamatan Nasional Yaman, Hussein al-Ezzi, AS dan Inggris akan membayar mahal serangan itu.

“Washington dan London harus bersiap membayar mahal. Negara kami didera serangan udara, kapal perang, dan kapal laut. Tak diragukan lagi, serangan itu akan sangat merugikan mereka,” ujar al-Ezzi.

Sementara itu, juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, mengatakan ada 73 serangan terhadap lima wilayah yang berada di bawah kendali mereka.

Saree menyebut ada lima orang yang tewas, sedang korban luka ada lima. Dia tidak merinci identitas korban.

“AS dan Inggris memikul tanggung jawab atas agresi kejahatan terhadap rakyat Yaman, dan hal itu akan dibalas dan dihukum,” ujar Saree memperingatkan.

Adapun Mohammed Abdul-Salam yang menjadi kepala tim negosiasi Houthi mengklaim AS dan Inggris telah melakukan tindakan bodoh karena agresinya itu.

“Mereka bodoh jika berpikir bahwa mereka akan menghalangi Yaman dalam membantu Palestina dan Gaza,” kata Abdul-Salam.

Dia berujar pihaknya akan terus menyerang kapal Israel dan kapal yang berlayar menuju pelabuhan yang diduduki Israel.

Media Yaman bernama Al Masirah menyebut serangan AS dan Inggris itu mengenai Pangkalan Udara al-Dailami di utara Ibu Kota Sanaa.

Serangan itu adalah serangan pertama ke wilayah Yaman sejak tahun 2016.

Di samping itu, serangan tersebut juga menandai intervensi militer pertama AS sejak Houthi menyerang kapal-kapal Israel sesudah perang Hamas-Israel meletus.

Houthi dikenal sebagai pendukung gigih Hamas yang berperang melawan Israel.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #houthi #bersumpah #serang #pangkalan #militer #inggris #jika #keduanya #terus #gempur #yaman

KOMENTAR