Persaingan Makin Kasar, Duo Capres Biden dan Trump Hanya Ingin Saling Menjatuhkan Bukan Pencitraan
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato di Washington DC, Amerika Serikat 
21:50
8 Maret 2024

Persaingan Makin Kasar, Duo Capres Biden dan Trump Hanya Ingin Saling Menjatuhkan Bukan Pencitraan

Persaingan dua calon yang dipastikan bakalan jadi calon Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Donald Trump semakin panas.

Keduanya saling tuding dan hujat usai memenangkan dalam pemilihan pendahuluan di partai masing-masing.

Joe Biden, Presiden AS memenangkan pemilihan pendahuluan di Partai Demokrat. Sementara Donald Trump yang juga mantan presiden AS mendominasi pemilihan di Partai Republik pada Super Tuesday, Selasa (5/3/2024) lalu.

Dalam pernyataan publiknya, Biden memperingatkan bahwa kepresidenan Trump yang kedua akan menimbulkan “ancaman nyata” terhadap demokrasi Amerika.

Sedangkan lawannya, Trump menuding Biden sebagai presiden terburuk dalam sejarah AS.

Profesor ilmu politik dan direktur Pusat Politik Amerika di Universitas Denver Seth Masket dikutip dari Voice of Amerika (VoA) mengatakan permusuhan dua orang tersebut sudah frontal.

Mereka tidak membangun citra diri mereka tapi lebih memilih untuk menjatuhkan lawan.

Dia pun memperkirakan akan ada banyak hal negatif dalam kampanye karena Trump berusaha meyakinkan warga Amerika bahwa, karena Biden, perekonomian dan masyarakat pada umumnya akan terpuruk sementara Biden mempertahankan rekam jejaknya dan mengingatkan para pemilih akan banyak disfungsi yang terjadi di Gedung Putih Trump.

“Trump akan berusaha menggambarkan kondisi saat ini sebagai kondisi terburuk yang pernah ada,” kata Masket.

“Biden akan mencoba untuk menggambarkan kondisi saat ini sebagai hal yang baik dan juga, dia akan berupaya untuk mengingatkan orang-orang akan kekacauan yang terjadi pada tahun terakhir pemerintahan Trump, dengan pandemi dan pemberontakan serta segala macam hal lain yang terjadi pada tahun itu.

“Ya, orang-orang akan muak dengan hal itu, tapi saya sulit membayangkan mereka akan beralih dari hal itu,” katanya.

Serangan Biden

Biden pada Selasa malam mengingatkan para pemilih bahwa ia telah mencapai rekor pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan upah serta mencatatkan kemenangan dalam kebijakan terkait obat resep dan senjata.

Namun, sebagian besar pernyataan tersebut berfokus pada peringatan tentang seperti apa masa jabatan Trump yang kedua.

Kandidat presiden dari Partai Republik mantan Presiden Donald Trump memegang sepatu kets emas Trump di Sneaker Con Philadelphia, sebuah acara yang populer di kalangan kolektor sepatu kets, di Philadelphia, Sabtu, 17 Februari 2024. (AP Photo/Manuel Balce Ceneta) Kandidat presiden dari Partai Republik mantan Presiden Donald Trump . (AP Photo/Manuel Balce Ceneta) (AP/Manuel Balce Ceneta)

“Jika Donald Trump kembali ke Gedung Putih, semua kemajuan ini terancam,” kata Biden.

“Dia didorong oleh keluhan dan kebohongan, fokus pada balas dendam dan pembalasannya sendiri, bukan pada rakyat Amerika. Dia bertekad untuk menghancurkan demokrasi kita, merampas kebebasan mendasar seperti kemampuan perempuan untuk membuat keputusan layanan kesehatan sendiri, dan memberikan potongan pajak miliaran dolar lagi kepada orang kaya – dan dia akan melakukan atau mengatakan apa pun untuk menghentikan demokrasi.”

Memo strategi kampanye Biden yang dirilis kepada pers pada Rabu (6/3) pagi juga menekankan kasus tersebut terhadap Trump.

“Donald Trump tertatih-tatih dalam pemilihan umum sebagai kandidat yang terluka, berbahaya, dan tidak populer,” kata memo itu.

Balasan Trump

Trump menyaksikan hasil Super Tuesday dari Mar-a-Lago, resor miliknya di Palm Beach, Florida, dan kemudian berpidato di depan kerumunan pendukungnya.

Ia memberikan gambaran suram tentang keadaan negaranya, dengan mengklaim bahwa AS telah menerima “pukulan hebat” selama tiga tahun Biden menjabat.

Dia mengutip kemudian membalas Biden. Trump mengatakan erbagai tantangan di dalam dan luar negeri yang muncul selama masa jabatan Biden, termasuk inflasi harga konsumen dan perang di Ukraina dan Gaza, dan menegaskan bahwa hal ini tidak akan terjadi jika dia menjabat.

Sebagian besar fokus Trump adalah pada krisis yang sedang berlangsung di perbatasan selatan, yang menyebabkan otoritas imigrasi dan pejabat negara kewalahan menghadapi ratusan ribu migran gelap. Tanpa bukti, ia menekankan bahwa AS sedang mengalami gelombang kejahatan yang didorong oleh imigrasi.

“Kita harus mendeportasi banyak orang, banyak orang jahat, karena negara kita tidak bisa hidup seperti ini,” kata Trump. “Kota-kota kita tercekik sampai mati. Negara bagian kita sedang sekarat. Dan sejujurnya, negara kita sedang sekarat.”

Trump Berupaya Perkokoh Cengkeraman Nominasi di 'Super Tuesday'

Trump juga menuduh presiden saat ini salah menangani penarikan pasukan AS dari Afghanistan, hubungan AS dengan China, dan masalah terkait kemandirian energi.

Editor: Hendra Gunawan

Tag:  #persaingan #makin #kasar #capres #biden #trump #hanya #ingin #saling #menjatuhkan #bukan #pencitraan

KOMENTAR