Kecam Serangan AS-Inggris ke Houthi Yaman, Erdogan: Mereka Coba Ubah Laut Merah Jadi Lautan Darah
AS dan Inggris melancarkan serangan militer di Yaman terhadap Houthi yang bersekutu dengan Iran pada Jumat (12/1/2024).
Serangan udara AS dan Inggris sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap pelayaran di Laut Merah.
"Inggris sedang mencoba mengubah Laut Merah menjadi lautan darah," kata Erdogan, Jumat, dilansir The Guardian.
Sementara itu, Erdogan mengatakan Houthi di Yaman sedang melakukan pertahanan dan respons yang sukses terhadap AS.
“Kami menerima informasi dari berbagai sumber bahwa Houthi telah melakukan pertahanan yang sangat sukses, memberikan tanggapan yang sukses, baik terhadap AS maupun Inggris,” kata Erdogan, seperti diberitakan Anadolu Agency.
Ia menambahkan Turki menyediakan dokumen untuk sidang genosida terhadap Israel di pengadilan dunia dan akan terus melakukannya.
Erdogan menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak punya tempat untuk bersembunyi dan tidak ada pembelaan atas tindakannya.
“Saya akan melihat Presiden (Israel) (Isaac) Herzog dalam suasana yang jauh lebih tulus pada saat ini, namun akhir-akhir ini, dia juga meniru Netanyahu, mulai membuat pernyataan yang sangat berbeda,” imbuhnya.
Sebagai informasi, AS dan Inggris melakukan serangan terhadap beberapa sasaran di Yaman pada Kamis (11/1/2024) malam.
Hal ini sebagai tanggapan atas serangan pesawat tak berawak dan rudal yang sedang berlangsung oleh Houthi, yang didukung oleh Iran, terhadap jalur pelayaran internasional di Laut Merah.
Serangan yang dilakukan oleh kelompok Yaman dimulai pada November 2023 sebagai tanggapan terhadap perang Israel di Gaza.
Hussein al-Ezzi, seorang pejabat Houthi di Kementerian Luar Negeri mereka, mengakui serangan agresif besar-besaran yang dilakukan oleh kapal, kapal selam, dan pesawat tempur Amerika dan Inggris.
“Amerika dan Inggris pasti harus bersiap membayar harga yang mahal dan menanggung semua konsekuensi mengerikan dari agresi terang-terangan ini,” ungkap al-Ezzi, seperti diberitakan ABC News.
Adapun Yaman telah menjadi sasaran aksi militer AS selama empat masa kepresidenan Amerika terakhir.
Kampanye serangan pesawat tak berawak dimulai di bawah pemerintahan Presiden George W. Bush untuk menargetkan afiliasi lokal al-Qaeda, serangan yang terus berlanjut di bawah pemerintahan Joe Biden.
Sementara itu, AS telah melancarkan serangan dan operasi militer lainnya di tengah perang yang sedang berlangsung di Yaman.
Perang tersebut dimulai ketika kelompok Houthi menguasai ibu kota, Sanaa, pada tahun 2014.
Di sisi lain, sidang gugatan penting terhadap Israel memasuki hari kedua di Mahkamah Internasional (ICJ) yang berbasis di Den Haag, Belanda, Jumat (12/1/2024).
Hari pertama persidangan berakhir pada hari Kamis setelah Duta Besar Afrika Selatan untuk Amsterdam, Vusimuzi Madonsela, membacakan sembilan tindakan sementara yang diminta negaranya dari Pengadilan terhadap Israel.
Pada hari pertama persidangan, pihak Afrika Selatan menyampaikan tuduhannya terhadap Israel kepada ICJ beserta alasan dan bukti pendukungnya.
Perwakilan hukum Afrika Selatan dalam persidangan tersebut menuduh Israel melakukan tindakan yang disengaja terhadap warga Gaza, membuktikan niat genosida.
Seorang pengunjuk rasa memegang bendera Palestina saat melakukan demonstrasi serentak pada sidang di Mahkamah Internasional (ICJ) mengenai pengaduan genosida oleh Afrika Selatan terhadap Israel, di Den Haag, 11 Januari 2024. (Robin Utrecht / ANP / AFP)Berdasarkan hukum internasional, genosida didefinisikan sebagai melakukan satu atau lebih tindakan dengan tujuan untuk menghancurkan, secara keseluruhan atau sebagian, suatu kelompok bangsa, etnis, ras atau agama.
Israel adalah negara penandatangan Konvensi Genosida tahun 1948, yang mendefinisikan genosida dan mewajibkan negara-negara untuk mencegahnya.
Lalu, ICJ adalah pengadilan tertinggi PBB yang berkedudukan di Den Haag, Belanda.
Keputusan-keputusannya secara teoritis mengikat secara hukum bagi para pihak di ICJ, termasuk Israel dan Afrika Selatan, namun tidak dapat dilaksanakan.
ICJ bisa saja mengambil keputusan cepat atas permintaan Afrika Selatan agar Israel menghentikan kampanye militernya.
Namun, keputusan akhir mengenai apakah Israel melakukan genosida bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Afrika Selatan sangat kritis terhadap operasi militer Israel di Gaza, dan Kongres Nasional Afrika yang berkuasa memiliki sejarah panjang solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Hal ini sejalan dengan perjuangan mereka melawan apartheid, sebuah kebijakan segregasi dan diskriminasi rasial yang diterapkan oleh pemerintah minoritas kulit putih di Afrika Selatan terhadap mayoritas kulit hitam di negara tersebut, hingga pemilu demokratis pertama pada tahun 1994.
Kini, sebanyak 23.469 orang, termasuk hampir 10.000 anak-anak, tewas dan lebih dari 59.604 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel
Tag: #kecam #serangan #inggris #houthi #yaman #erdogan #mereka #coba #ubah #laut #merah #jadi #lautan #darah