Buntut Israel Sahkan UU Larang UNRWA: Sekjen PBB Surati Netanyahu, Warga Gaza Khawatir soal Bantuan
Markas UNRWA di Kota Gaza yang rusak pada 15 Februari 2024. Warga Gaza khawatir karena UU soal larangan Israel terhadap badan PBB UNRWA. 
16:40
30 Oktober 2024

Buntut Israel Sahkan UU Larang UNRWA: Sekjen PBB Surati Netanyahu, Warga Gaza Khawatir soal Bantuan

- Peraturan baru disetujui oleh parlemen Israel yang melarang badan PBB, UNRWA, beroperasi di Israel dan Yerusalem timur yang diduduki.

UNRWA juga dicegah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas Israel, yang pada dasarnya dapat mengakhiri pekerjaannya di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Israel telah lama berselisih dengan UNRWA dan menuduh bahwa beberapa karyawannya terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza.

Nantinya, larangan tersebut akan dimulai dalam tiga bulan.

PBB lantas menekankan, jika Israel memberlakukan Undang-undang baru yang memutuskan hubungan dengan badan PBB untuk pengungsi Palestina itu, pemerintah Israel harus memenuhi kebutuhan mereka berdasarkan hukum internasional.

Badan PBB untuk anak-anak, kesehatan, dan migrasi juga menekankan bahwa UNRWA adalah "tulang punggung" operasi badan dunia di Gaza.

UNRWA menjadi tempat orang-orang bergantung pada bantuan pangan darurat dan pusat-pusat kesehatan selama perang yang berlangsung lebih dari setahun, yang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menghancurkan sebagian besar daerah kantong itu.

Sekjen PBB Tulis Surat kepada PM Israel

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengirim surat kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk memprotes Undang-undang baru tersebut.


Dalam surat yang dilihat oleh AFP, Guterres mengatakan Undang-undang tersebut dapat memiliki "konsekuensi yang menghancurkan" bagi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

Sebab, tidak ada alternatif yang masuk akal bagi UNRWA untuk memberikan bantuan dan dukungan yang dibutuhkan orang-orang ini.

“Saya memohon kepada Anda dan pemerintah Israel untuk mencegah konsekuensi yang menghancurkan tersebut dan mengizinkan UNRWA untuk terus menjalankan kegiatannya di Wilayah Palestina yang Diduduki, termasuk Yerusalem Timur, sesuai dengan kewajibannya berdasarkan hukum internasional,” tulis Guterres, seperti diberitakan Arab News.

Guterres berpendapat bahwa berdasarkan hukum internasional, kekuatan pendudukan harus menerapkan mekanisme untuk membantu orang-orang yang tinggal di wilayah pendudukan tersebut.

“Israel, sebagai kekuatan pendudukan, terus diminta untuk memastikan bahwa kebutuhan penduduk terpenuhi,” tulis Guterres.

“Jika Israel tidak dalam posisi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, ia memiliki kewajiban untuk mengizinkan dan memfasilitasi kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk UNRWA, dan lembaga kemanusiaan lainnya, hingga kebutuhan pengungsi Palestina di Wilayah Palestina yang Diduduki terpenuhi,” jelasnya.

Warga Gaza Khawatir

Masyarakat di Gaza yang dilanda perang sudah berjuang melawan krisis kemanusiaan yang mendalam.

Tetapi sekarang mereka khawatir keadaan akan menjadi jauh lebih sulit, karena larangan Israel terhadap badan PBB terbesar yang beroperasi di sana.

“UNRWA berarti segalanya bagi kami: ia adalah kehidupan kami, makanan kami, minuman kami, dan perawatan medis kami."

"Saat ditutup, tidak akan ada tepung. Jika anak saya sakit, ke mana saya akan pergi?” ucap warga bernama Yasmine el-Ashry di Khan Younis, dilansir BBC.

“Melarang UNRWA adalah perang lain bagi rakyat Palestina,” kata pengungsi terdaftar, Saeed Awida.

“Mereka ingin membasmi rakyat Palestina dan tidak memberi kami layanan kemanusiaan," lanjutnya.

Sebagai informasi, UNRWA dibentuk pada tahun 1949 oleh Majelis Umum PBB setelah perang Arab-Israel pertama, tak lama setelah pembentukan Israel pada bulan Mei 1948 dan pemindahan massal warga Palestina setelahnya.

Dua Undang-undang yang disahkan pada hari Senin dapat mencegah UNRWA melanjutkan pekerjaannya.

Bahkan Amerika Serikat (AS), sekutu terdekat Israel, bergabung dengan banyak pemerintah dan organisasi kemanusiaan dalam menentang Undang-undang tersebut, yang baru akan berlaku tiga bulan lagi.

Ilustrasi - Tentara Israel dengan latar belakang Markas UNRWA dengan bekas sisa-sisa pembakaran. Ilustrasi - Tentara Israel dengan latar belakang Markas UNRWA dengan bekas sisa-sisa pembakaran. (khaberni)

Update Perang Timur Tengah

Dikutip dari Al Jazeera, Israel terus melancarkan serangan mematikan di Lebanon selatan, dengan banyak wanita dan anak-anak di antara 15 orang yang tewas dalam serangan terbaru di Sarafand dan Haret Saida dekat kota Sidon.

Setidaknya 143 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza pada hari Selasa, dengan 132 di antaranya tewas di wilayah utara yang terkepung perang itu, sumber medis mengatakan kepada Al Jazeera.

Media di Israel melaporkan bahwa sedikitnya 33 tentara Israel tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan sejak awal bulan di tengah serangan darat Israel ke wilayah Lebanon.

Serangan militer Israel terus berlanjut di seluruh Gaza sepanjang malam, termasuk serangan terpisah terhadap tenda-tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di Khan Younis dan Deir el-Balah, yang menewaskan beberapa orang.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara telah memohon bantuan “seluruh dunia”, seperti yang ia sampaikan kepada Al Jazeera tentang pengepungan militer Israel yang terus berlanjut terhadap fasilitas medisnya, yang telah diubah menjadi “zona perang”.

Sebanyak 16 negara telah mengeluarkan pernyataan bersama untuk mendukung badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), dengan mengatakan Israel akan melanggar hukum internasional jika menerapkan Undang-undang baru yang melarang UNRWA.

PBB melaporkan bahwa mereka mencatat tujuh “insiden korban massal” di Gaza antara 22 dan 29 Oktober, termasuk serangan Israel di kamp pengungsi Jabalia yang menewaskan atau melukai 150-200 orang.

Warga lingkungan Haret Saida di pinggiran kota Sidon, Lebanon, mengatakan militer Israel tidak memberikan peringatan sebelum melakukan serangan yang menewaskan sedikitnya tujuh orang pada Selasa malam.

Di Gaza, setidaknya 43.061 orang tewas dan 101.223 orang terluka akibat  serangan Israel sejak 7 Oktober 2023.

Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas dan lebih dari 200 orang ditawan.

Di  Lebanon, setidaknya 2.787 orang tewas dan 12.772 terluka dalam serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai, dengan 77 orang tewas dalam serangan di seluruh negeri pada hari Selasa saja.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #buntut #israel #sahkan #larang #unrwa #sekjen #surati #netanyahu #warga #gaza #khawatir #soal #bantuan

KOMENTAR