Begini Kondisi Sejumlah WNI di Haiti yang Berada dalam Situasi Mencekam Akibat Kekerasan Gangster
Polisi menghadapi geng saat protes terhadap pemerintahan Perdana Menteri Ariel Henry di Port-au-Prince, Haiti, 1 Maret 2024. (Sumber Foto: Ralph Tedy Erol/Reuters)
14:18
5 Maret 2024

Begini Kondisi Sejumlah WNI di Haiti yang Berada dalam Situasi Mencekam Akibat Kekerasan Gangster

 - Kedutaan Besar RI Havana merangkap Haiti memastikan bahwa tujuh WNI yang bekerja sebagai spa terapis di Port-au-Prince, Haiti, dalam kondisi aman. Tempat mereka bekerja juga jauh dari wilayah konflik.   Kondisi di Haiti saat ini memang sedang memanas. Menurut keterangan tertulis KBRI Havana yang dikutip Antara, Selasa (5/3), Dubes Indonesia di Havana, Nana Yuliana, menyebutkan bahwa geng kriminal bersenjata kini telah menguasai 80 persen wilayah ibu kota Port-au-Prince.   Sebagai informasi, kondisi di Haiti semakin memanas sejak awal Februari 2024 karena Perdana Menteri Haiti Ariel Henry melanggar janji untuk melaksanakan pemilu. Ariel beralasan Pemilu tidak jadi digelar karena situasi keamanan yang belum kondusif.  

  KBRI Havana menghimbau para WNI selalu waspada dan tetap berada di rumah karena kondisi politik dan keamanan di ibu kota Haiti tersebut tidak kondusif.   "Kami imbau WNI di sana menghindari daerah konflik dan menghubungi hotline KBRI jika terjadi hal yang membahayakan," ujar Nana seperti dikutip dari Antara.   KBRI Havana sendiri akan melakukan evakuasi WNI menuju negara tetangga Haiti, yaitu Republik Dominika melalui jalur darat.   

  Pihak KBRI juga meminta para WNI segera keluar dari Haiti dan mencari pekerjaan di negara Karibia lainnya yang lebih aman.   KBRI Havana menyebutkan, situasi di ibukota Haiti, Port-au-Prince sangat mencekam. Pembunuhan secara acak dan tindak kekerasan terhadap masyarakat yang diduga dilakukan anggota geng juga marak terjadi.   Tidak hanya itu, marak juga penjarahan terhadap rumah dan toko warga, serta penculikan warga hingga pembakaran rumah maupun kendaraan milik masyarakat serta polisi.  

  Geng kriminal bahkan menembaki Bandara Port-au-Prince yang mengakibatkan tutupnya bandara. Begitu juga dengan kantor pemerintah, sekolah dan pertokoan di ibu kota Haiti tersebut banyak yang tutup.   Namun sejumlah kalangan masyarakat tidak tinggal diam. Mereka melakukan pengamanan mandiri dengan menyiapkan senjata, melakukan penutupan jalan dan pembakaran ban bekas untuk mencegah masuknya geng.   Di tengah situasi yang memanas itu, geng terkuat di Haiti, Barbecue, bertekad menahan kepala polisi nasional dan para menteri dari kabinet PM Ariel Henry. Mereka juga akan mencegah Ariel kembali ke Haiti.  

  PM Haiti, Ariel Henry memang sedang tidak ada di negaranya karena sejak 29 Februari lalu, Ariel berkunjung ke Kenya untuk membahas kerja sama keamanan.   Ia juga meminta pengiriman pasukan untuk mengatasi kondisi keamanan di Haiti di bawah pasukan keamanan multinasional PBB.   Hingga berita ini diturunkan, PM Ariel Henry masih belum diketahui keberadaannya. Sedangkan Haiti memberlakukan keadaan darurat selama 72 jam sejak Senin (4/3).

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #begini #kondisi #sejumlah #haiti #yang #berada #dalam #situasi #mencekam #akibat #kekerasan #gangster

KOMENTAR