Kisruh di Parlemen Inggris saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza, Ketua Dewan Rakyat Dianggap Memihak
SNP dan anggota parlemen Konservatif keluar dari ruang DPR Inggris sebagai protes atas kekacauan yang terjadi dalam debat soal Gaza. Anggota parlemen Inggris memperdebatkan tiga resolusi terpisah terkait perang Israel di Gaza. Semuanya bersifat simbolis dan tidak mengikat pemerintah 
09:50
22 Februari 2024

Kisruh di Parlemen Inggris saat Bahas Gencatan Senjata di Gaza, Ketua Dewan Rakyat Dianggap Memihak

Anggota parlemen Inggris menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas di Gaza, Rabu (21/2/2024).

Namun seruan itu baru disepakati setelah puluhan orang keluar dari House of Commons sebagai protes atas cara pemungutan suara tersebut dilakukan.

Dilansir The New Arab, anggota parlemen Inggris memperdebatkan tiga resolusi terpisah dari 3 partai berbeda terkait perang Israel di Gaza.

Semuanya bersifat simbolis dan tidak mengikat pemerintah.

Namun Parlemen mengalami kekacauan ketika para legislator dari Partai Konservatif yang berkuasa dan partai oposisi menuduh Ketua Dewan Rakyat Lindsay Hoyle melanggar prosedur parlemen demi kepentingannya sendiri.

Kekacauan ini terjadi saat perdebatan mengenai mosi yang diajukan oposisi Partai Nasional Skotlandia (SNP).

SNP mendesak gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera Israel yang ditahan oleh Hamas dan diakhirinya hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina.

Sementara itu oposisi utama Partai Buruh, yang terpecah mengenai seberapa keras mereka harus mengkritik Israel, mengajukan versi perubahan dari mosi itu.

Partai Buruh menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera,” tanpa menyebutkan hukuman kolektif.

Ketua DPR Inggris Lindsay Hoyle dituduh membuat keputusan politik dengan memilih amandemen Partai Buruh soal resolusi gencatan senjata di Gaza Ketua Dewan Rakyat Inggris Lindsay Hoyle dituduh membuat keputusan politik dengan memilih amandemen Partai Buruh soal resolusi gencatan senjata di Gaza (Sky News)

Selain itu, Partai Konservatif yang berkuasa juga mengajukan versi perubahan mereka sendiri, yang mendukung “jeda kemanusiaan segera”, diikuti dengan “langkah menuju gencatan senjata permanen yang berkelanjutan”.

Mereka mengatakan gencatan senjata hanya dapat terjadi jika Hamas membebaskan semua sandera Israel dan melepaskan kendali atas Gaza, sikap yang mirip dengan pemerintahan sayap kanan Israel.

Hoyle kemudian mengizinkan pemungutan suara pada 3 resolusi itu.

Anggota parlemen Konservatif sangat marah dan mengatakan bahwa hal itu bertentangan dengan konvensi House of Commons.

Konvensi House of Commons menyatakan bahwa jika mosi diajukan oleh partai oposisi, seperti SNP, maka usulan tersebut tidak dapat diubah oleh partai oposisi lainnya, seperti Partai Buruh, hanya dapat dilakukan oleh pemerintah (Partai Konservatif).

Beberapa orang menuduh Hoyle lebih mendukung Partai Buruh.

Hoyle memang berasal dari Partai buruh sebelum mengambil posisi netral sebagai ketua parlemen.

Anggota lain menuduh bahwa Hoyle ditekan untuk mengambil tindakan tersebut karena takut digantikan di parlemen selanjutnya.

Kekacauan politik ini menggambarkan bagaimana konflik di Gaza memecah belah politisi dan masyarakat Inggris, sehingga meningkatkan ketegangan.

“Keputusannya telah meningkatkan panas di parlemen mengenai isu yang sudah memuncak,” kata Penny Mordaunt, pemimpin Partai Konservatif di House of Commons.

Sementara itu, SNP menuduh Partai Buruh membajak mosi mereka, dan mengatakan Hoyle telah mengizinkan mereka untuk melakukannya.

Banyak anggota Partai Konservatif dan SNP yang walk out dari ruangan.

Jika mereka tidak hadir, seruan gencatan senjata versi Partai Buruh disahkan melalui pemungutan suara – dengan seruan “Aye” – tanpa pemungutan suara formal penuh.

Namun setelah itu, Hoyle meminta maaf atas kekacauan tersebut.

“Saya menyesali bagaimana hal itu berakhir,” kata Hoyle.

“Saya ingin semua pihak memastikan bahwa mereka dapat mengekspresikan pandangan mereka dan semua anggota parlemen dapat memberikan suaranya.”

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Editor: Sri Juliati

Tag:  #kisruh #parlemen #inggris #saat #bahas #gencatan #senjata #gaza #ketua #dewan #rakyat #dianggap #memihak

KOMENTAR