Program Makan Siang Gratis di Jepang, Salah Satu Kunci Kemajuan Negeri Sakura, Intip Alasannya di Sini!
– Jepang adalah salah satu negara maju di dunia yang dikenal dengan kemajuan teknologi, budaya, dan pendidikannya.
Namun, tahukah Anda bahwa di balik kesuksesan tersebut, ada salah satu program yang telah berjalan sejak lama dan memberikan dampak positif bagi generasi muda Jepang? Program tersebut adalah program makan siang gratis di sekolah.
Program makan siang di sekolah atau yang disebut dengan kyushoku (給食) di Jepang telah dimulai sejak tahun 1889 tepatnya tahun ke-22 era Meiji.
Sementara program makan siang gratis ini dilakukan di Prefektur Yamagata untuk anak-anak keluarga kurang mampu yang duduk di bangku sekolah dasar.
Sejak saat itu, program ini terus berkembang dan menyebar ke seluruh Jepang, terutama setelah Perang Dunia II, ketika banyak anak-anak yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
Pada tahun 1954, pemerintah Jepang mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan semua sekolah dasar dan menengah untuk menyediakan makan siang gratis bagi siswanya.
Pemerintah juga memberikan subsidi sebesar 50 persen dari biaya makan siang, sedangkan sisanya ditanggung oleh orang tua siswa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, gizi, dan pendidikan anak-anak Jepang, serta mengajarkan mereka tentang etika, kerjasama, dan budaya makan.
Ada beberapa hal yang membuat program makan siang gratis di Jepang berbeda dan istimewa dibandingkan dengan program serupa di negara lain. Berikut adalah beberapa di antaranya seperti yang dilansir dari International Confederation of Dietetic Associations’ (ICDA), Rabu (21/2):
1. Menu makan siang yang seimbang, bervariasi, dan bergizi
Menu makan siang di sekolah Jepang tidak hanya sekadar mengenyangkan, tetapi juga seimbang, bervariasi, dan bergizi.
Menu makan siang akan mencakup hidangan utama seperti kari, mie dingin, daging sapi, dan ikan, lauk pauk seperti salad, sup, atau sayuran, dan buah-buahan atau makanan penutup.
Ada banyak pilihan menu makan siang sekolah di Jepang yang disediakan termasuk masakan tradisional Jepang, masakan Barat, dan hidangan dari berbagai negara di dunia.
Menu makan siang di sekolah Jepang juga disesuaikan dengan musim, daerah, dan kebutuhan gizi siswa. Misalnya, pada musim dingin, menu makan siang akan lebih hangat dan berkalori tinggi, sedangkan pada musim panas, menu makan siang akan lebih sejuk dan ringan.
Selain itu, menu makan siang juga memperhatikan keanekaragaman budaya dan agama siswa, seperti menyediakan makanan halal, vegetarian, atau bebas alergi.
2. Proses penyajian dan pembuatan makan siang yang melibatkan siswa dan guru
Proses penyajian dan pembuatan makan siang di sekolah Jepang tidak hanya dilakukan oleh koki atau kantin, tetapi juga melibatkan siswa dan guru.
Setiap hari, ada sekelompok siswa yang bertugas sebagai petugas makan siang, yang bertanggung jawab untuk mengambil makanan dari dapur, menyajikannya di kelas, membersihkan peralatan, dan membuang sampah.
Siswa yang bertugas sebagai petugas makan siang akan mengenakan celemek, topi, dan sarung tangan, serta memeriksa suhu dan kualitas makanan sebelum disajikan.
Siswa yang tidak bertugas sebagai petugas makan siang juga harus membantu menyiapkan meja dan kursi, serta membersihkan kelas setelah makan siang.
Selain itu, siswa juga harus mengucapkan ‘itadakimasu’ sebelum makan dan ‘gochisousama’ setelah makan, sebagai tanda rasa hormat dan syukur atas makanan yang diberikan.
Guru juga ikut serta dalam proses makan siang, baik sebagai pengawas, pembimbing, maupun peserta. Guru akan makan bersama siswa di kelas, dan membantu mereka belajar tentang etika, kerjasama, dan budaya makan.
3. Manfaat makan siang yang melampaui aspek fisik
Manfaat makan siang di sekolah Jepang tidak hanya terbatas pada aspek fisik, seperti kesehatan dan gizi, tetapi juga melampaui aspek sosial, emosional, dan intelektual.
Dengan makan siang bersama, siswa dapat berinteraksi, berbagi, dan bersosialisasi dengan teman sekelas dan guru mereka. Mereka juga dapat belajar tentang nilai-nilai seperti tanggung jawab, kerjasama, disiplin, dan rasa hormat.
Selain itu, makan siang juga menjadi sarana untuk mengenalkan siswa tentang berbagai jenis makanan, budaya, dan pengetahuan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa program makan siang di sekolah Jepang memiliki dampak positif bagi perkembangan siswa.
Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hiroshima pada tahun 2016 menemukan bahwa siswa yang mengikuti program makan siang di sekolah memiliki tingkat kehadiran, prestasi, dan kesejahteraan yang lebih tinggi daripada siswa yang tidak mengikuti program tersebut.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Universitas Tokyo pada tahun 2019 menemukan bahwa program makan siang di sekolah dapat meningkatkan kemampuan kognitif, memori, dan konsentrasi siswa.
Program makan siang gratis di sekolah Jepang adalah salah satu contoh bagaimana pemerintah, sekolah, dan masyarakat bekerja sama untuk menciptakan generasi muda yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
Program ini juga menunjukkan bahwa makan siang tidak hanya sekadar memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi sarana untuk membangun hubungan, nilai, dan pengetahuan.
Program ini layak menjadi inspirasi bagi negara-negara lain yang ingin meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan anak-anak mereka.
Tag: #program #makan #siang #gratis #jepang #salah #satu #kunci #kemajuan #negeri #sakura #intip #alasannya #sini