Taktik Pecah-Belah Israel Gagal, Warga Rafah: Kami Tak Akan Pergi, Kami Dukung Milisi Pembebasan
Strategi IDF itu disiratkan bertujuan agar terbentuk faksi-faksi lain Palestina yang menyalahkan dan menyerang Hamas karena menjadi penyebab kehancuran Gaza oleh serangan balasan Israel atas operasi Banjir Al Aqsa pada 7 Oktober 2023 silam.
Faktanya, taktik Israel ini cenderung gagal, justru membuat dukungan rakyat Palestina ke Hamas dan gerakan pembebasan lain, makin mengalir.
“(Kami) Mewaspadai beberapa seruan yang dipromosikan oleh pendudukan Israel terhadap (milisi) perlawanan dengan tujuan untuk melemahkan dukungan rakyat dan menyebarkan perpecahan dan konflik,” tulis perwakilan warga Rafah, Gaza, Palestina, yang dilansir oleh Quds Press.
“Warga (penduduk asli Rafah) dan mereka (warga Gaza dari wilayah lain) yang mengungsi di Rafah secara tegas mendukung perlawanan Palestina (Hamas Cs).”
Orang-orang yang mengungsi dari tenda kemah naik truk berisi barang-barang saat mereka melarikan diri dari Rafah di Jalur Gaza selatan pada 13 Februari 2024 mengambil jalan pantai ke utara menuju pusat wilayah Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Israel. Kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by MOHAMMED ABED / AFP) (AFP/MOHAMMED ABED)Tak Akan Pergi dari Tanah Mereka
Mereka menyerukan: “Faksi-faksi Palestina, kelompok rakyat, klan, cendekiawan dan komponen nasional memainkan peran mereka dalam inisiatif untuk melindungi dukungan rakyat dan mendukung komite darurat dan perlindungan dengan membentuk komite perlindungan rakyat.”
Pernyataan tersebut juga menyerukan: “Badan keamanan akan menyerang dengan tangan besi siapa pun yang berani menyerang rakyat kami dan kemampuan mereka dari segala arah dan mengaktifkan hukum revolusioner.”
Masyarakat Rafah dan para pengungsi menyerukan: “Pembentukan komite perlindungan rakyat untuk memperkuat masyarakat dan melindungi mereka dari infiltrasi pedagang perang, monopoli, penjahat dan mata-mata yang melarikan diri, dan segera membentuk pencegahan terhadap mereka.”
Mereka meminta masing-masing elemen rakyat Palestina untuk: “ (Membentuk) Pusat perlindungan dan perlindungan untuk membentuk komite perlindungannya sendiri berkoordinasi dengan komite darurat pemerintah dan faksi-faksi Palestina untuk menghentikan serangan oleh penjahat (Israel)."
"Kami, masyarakat Rafah, warga dan pengungsi, menegaskan kalau kami tidak akan meninggalkan tanah kami, dan kami akan melindungi perlawanan. Kami tidak akan bermigrasi, baik secara paksa maupun sukarela. Kami, bersama dengan semua pihak yang berkepentingan, akan melindungi tanah kami, (milisi) perlawanan kami, rumah kami, dan kehormatan kami, dan kami akan menjadi tembok yang tidak dapat ditembus dalam menghadapi pendudukan dan pendukungnya,” tulis pernyataan tersebut.
"Sejak tanggal 7 Oktober, tentara Israel melancarkan agresinya terhadap Jalur Gaza, dengan dukungan Amerika Serikat (AS) dan Eropa, lewat pesawat-pesawat tempur mereka mengebom sekitar rumah sakit, gedung, menara, dan rumah-rumah warga sipil Palestina, menghancurkannya hingga menimpa kepala penduduknya," tulis laporan Memo.
Israel dilaporkan juga menghalangi masuknya bantuan air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar bagi warga dan pengungsi Gaza.
Agresi berkelanjutan pendudukan terhadap Gaza menyebabkan kematian 28.775 jiwa dan melukai 68.552 orang, selain itu lebih dari 85 persen (sekitar 1,9 juta orang) penduduk Gaza harus mengungsi, menurut otoritas Jalur Gaza dan badan-badan serta organisasi internasional.
(oln/memo/alqds/*)
Tag: #taktik #pecah #belah #israel #gagal #warga #rafah #kami #akan #pergi #kami #dukung #milisi #pembebasan