RS Nasser di Gaza Dituduh Jadi Tempat Persembunyian, Hamas Sebut Tuduhan Israel sebagai Kebohongan
Ilustrasi - Kerusakan di sebuah ruangan setelah pemboman Israel di rumah sakit Nasser di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada 17 Desember 2023. Penggerebekan yang dilakukan Israel mengakibatkan kekacauan dan kepanikan di Rumah Sakit Nasser. 
14:10
16 Pebruari 2024

RS Nasser di Gaza Dituduh Jadi Tempat Persembunyian, Hamas Sebut Tuduhan Israel sebagai Kebohongan

- Pasukan Israel menyerbu Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza selatan, Kamis (15/2/2024).

Penggerebekan yang dilakukan Israel itu mengakibatkan kekacauan dan kepanikan di Rumah Sakit Nasser.

Israel mengatakan, pihaknya meluncurkan "misi yang tepat dan terbatas" di Rumah Sakit Nasser.

Israel pun mengklaim pihaknya memiliki informasi intelijen.

Tentara Israel menuduh Hamas menggunakan kompleks medis tersebut untuk menahan tawanan, tapi mereka belum memberikan bukti atas klaim itu.

Hamas juga disebut bersembunyi di antara warga sipil yang terluka.

Mengenai tuduhan Israel, Hamas menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai "kebohongan".

Direktur RS Nasser menyebut, kondisi di dalam rumah sakit itu "bencana dan sangat berbahaya", seperti diberitakan BBC.

Tentara Israel telah mengepung fasilitas medis tersebut selama berminggu-minggu, mengisolasi ribuan pasien, staf medis, dan keluarga pengungsi.

Dikutip dari Al Jazeera, dalam rekaman video yang terverifikasi menunjukkan mereka yang mencoba melarikan diri pada hari Kamis, diserang setelah meninggalkan rumah sakit.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf al-Qudra mengatakan pasukan Israel memaksa 95 petugas medis, 191 pasien, dan 165 pengungsi ke sebuah bangunan tua di pusat medis dalam 'kondisi yang keras' tanpa air, makanan atau susu untuk anak-anak.

“Kompleks Medis Nasser menyaksikan situasi bencana dan mengkhawatirkan karena berkurangnya kapasitas medis karena bahan bakar akan habis dalam 24 jam ke depan, yang secara langsung mengancam nyawa pasien, termasuk enam orang yang menggunakan alat bantu pernapasan di ruang perawatan intensif dan tiga anak di ruang perawatan intensif inkubator,” ungkap al-Qudra dalam sebuah pernyataan, Kamis.

Penggerebekan tersebut telah membuat pasien dan pekerja medis mengungsi karena kondisi yang mengerikan dan berat.

“Saya pergi bersama suami saya yang buta. Saya sedang melakukan cuci darah ginjal."

"Mereka menghancurkan tembok yang mengelilingi kami dan juga ruang dokter."

"Mereka memerintahkan kami untuk pergi dan menembaki kami, menembakkan bom dan roket ke kepala kami dari atas,” ujar pasien Rasmeya Saleem Abu Jamoos kepada Al Jazeera.

“Mereka menghancurkan gedung itu. Kami keluar dari pintu, dan kami berjalan melewati selokan bersama suami saya."

"Orang Israel kemudian mengambil suami saya dan saya kehilangan dua tas saya. Saya tidak dapat menemukannya,” jelasnya.

Rumah Sakit Nasser adalah salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza.

RS Nasser telah menjadi lokasi pertempuran sengit antara IDF dan Hamas selama berhari-hari.

Operasi pada Kamis itu terjadi sehari setelah IDF memerintahkan ribuan pengungsi yang berlindung di lokasi tersebut untuk pergi.

Militer Israel mengatakan pihaknya telah meyakinkan staf RS Nasser bahwa pasien dan staf tidak diwajibkan untuk pergi, dan petugas medis dapat terus merawat pasien di Gaza.

Namun, Dr Ashraf al-Quadra yakni juru bicara kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, membantah hal tersebut.

Pasukan Israel disebut telah memaksa manajemen rumah sakit untuk "menjaga pasien dalam perawatan intensif tanpa peralatan medis".

Orang-orang memeriksa kerusakan di reruntuhan bangunan yang rusak akibat pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. Orang-orang memeriksa kerusakan di reruntuhan bangunan yang rusak akibat pemboman Israel di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 12 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (AFP/SAID KHATIB)

Update Perang Israel-Hamas

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan komentarnya setelah melakukan panggilan telepon selama 40 menit dengan Presiden AS Joe Biden.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan terus menentang pengakuan sepihak atas negara Palestina.

Seorang juru bicara UNICEF mengatakan meskipun badan tersebut memiliki akses ke Gaza selatan, bantuan di wilayah utara “tidak ada sejak awal tahun ini”.

Gedung Putih telah mengonfirmasi bahwa Israel mencegah tepung mencapai Gaza, di mana masyarakatnya menghadapi risiko kelaparan.

Hizbullah dan Israel terus saling baku tembak, dan kelompok Lebanon tersebut mengklaim dua serangan roket terhadap sebuah kota di Israel utara.

AS mengatakan “dalam situasi saat ini”, tanpa adanya rencana untuk melindungi warga sipil yang berdesakan di Rafah, serangan Israel di kota Gaza selatan akan menjadi “bencana”.

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan 28.663 warga Palestina dan melukai 68.395 orang sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #nasser #gaza #dituduh #jadi #tempat #persembunyian #hamas #sebut #tuduhan #israel #sebagai #kebohongan

KOMENTAR