Swedia Tutup Penyelidikan Ledakan Pipa Nord Stream, Tidak Ada Kejelasan Sampai Sekarang
Lokasi kebocoran pipa Nord Stream. - Jaksa di Swedia mengumumkan pada Rabu (7/2/2024), bahwa mereka telah menyelesaikan penyelidikan insiden yang terjadi pada bulan September 2022 lalu itu, hampir tujuh bulan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina. 
14:10
8 Pebruari 2024

Swedia Tutup Penyelidikan Ledakan Pipa Nord Stream, Tidak Ada Kejelasan Sampai Sekarang

Swedia telah menutup penyelidikan terhadap ledakan pipa Nord Stream, yang sampai sekarang tidak ada kejelasan.

BBC melaporkan, Stockholm mengaku sudah menghentikan penyelidikan yang terkait dengan ledakan yang melumpuhkan jaringan pipa Nord Stream Rusia.

Jaksa di Swedia mengumumkan pada Rabu (7/2/2024), bahwa mereka telah menyelesaikan penyelidikan terkait insiden yang terjadi pada bulan September 2022 lalu itu, - terjadi hampir tujuh bulan setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, lapor Al Jazeera.

Hingga saat ini, ledakan pipa Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 masih belum dapat dijelaskan dengan gamblang.

Teror misterius itu terjadi saat bersamaan ketika Eropa berupaya untuk menghentikan impor gas Rusia dalam jumlah besar yang mereka kirim ke Jerman, dan Kremlin, Ukraina, dan negara-negara Barat saling bertukar tuduhan.

Pihak berwenang Swedia, yang sebelumnya mengatakan bahwa mereka mencurigai ada aktor yang tidak diketahui bertanggung jawab.

Mereka memperingatkan bahwa identitas pelaku masih belum jelas dan mengisyaratkan kemungkinan besar akan tetap demikian.

Swedia menghentikan penyelidikan setelah memverifikasi bahwa kasus tersebut tidak termasuk dalam yurisdiksi mereka.

"Tujuan utamanya untuk menentukan apakah warga negara Swedia terlibat dalam tindakan tersebut dan apakah wilayah Swedia digunakan untuk melakukan tindakan tersebut," papar Jaksa Penuntut Umum, Mats Ljungqvist.

"Dengan latar belakang situasi yang kita hadapi saat ini, kami dapat menyatakan bahwa yuridiksi Swedia tidak berlaku," jelasnya.

Jerman masih lanjutkan penyelidikan pipa Nord Stream

Meski Swedia 'menarik diri' dalam kasus ini, Ljungqvist menambahkan bahwa saat ini, penyelidikan yang dilakukan oleh jaksa Jerman terkait ledakan pipa Nord Stream masih berlangsung.

Ia menambahkan bahwa tim Swedia akan menyerahkan materi ke penyelidik Jerman.

Polisi Denmark mengatakan pada hari Rabu (7/2/2024) bahwa penyelidikan mereka terus berlanjut dan mereka berharap dapat memberikan lebih banyak informasi mengenai hal tersebut “dalam waktu singkat”.

Ledakan bawah laut menghancurkan pipa Nord Stream 1 pada tanggal 27 September.

Ini adalah jalur pasokan gas alam utama Rusia ke Jerman sampai Moskow memutus pasokan pada akhir Agustus tahun itu.

Ledakan tersebut juga merusak pipa Nord Stream 2, yang tidak pernah beroperasi karena Jerman menangguhkan proses sertifikasinya sesaat sebelum Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Selain dampak geopolitik, kebocoran tersebut juga memicu bencana lingkungan, yang berdampak pada satwa liar setempat dan sejumlah besar metana yang dibuang ke Laut Baltik.

Hal ini diyakini oleh para analis sebagai pelepasan metana terbesar akibat aktivitas manusia.

Ledakan tersebut terjadi sekitar 80 meter (260 kaki) di bawah air di dasar laut Laut Baltik di zona ekonomi Swedia dan Denmark.

Pengukuran seismik menunjukkan bahwa ledakan terjadi sesaat sebelum kebocoran ditemukan.

Lebih dari 16 bulan setelah sabotase, tidak ada penjelasan yang dapat diterima. Serangkaian laporan menuduh Rusia, Amerika Serikat, dan Ukraina melakukan sabotase.

Spekulasi keterlibatan AS, Rusia, Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pejabat Rusia menuduh AS melancarkan ledakan tersebut, yang mereka gambarkan sebagai serangan teror.

AS telah membantah terlibat.

Pada bulan Maret 2023, media Jerman mengklaim bahwa kelompok pro-Ukraina telah menyabotase jaringan pipa menggunakan kapal yang berangkat dari pelabuhan Rostock.

Ukraina menolak anggapan bahwa mereka mungkin memerintahkan serangan itu dan para pejabat Jerman menyuarakan kehati-hatian atas laporan tersebut.

Kremlin menyebut keputusan Swedia untuk mengakhiri penyelidikannya “luar biasa”.

Juru bicara Dmitry Peskov mengatakan Rusia sekarang akan mengawasi apa yang dilakukan Jerman untuk menyelidiki ledakan tersebut.

Apa yang terjadi dengan jaringan pipa Nord Stream?

Pada Senin (26/9/2022), ledakan bawah air menghancurkan tiga dari empat jaringan pipa gas, Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 di Laut Baltik, dekat Bornholm, Denmark.

Sejumlah gas bocor ke laut.

Raksasa energi Rusia, Gazprom langsung menghentikan aliran melalui Nord Stream 1, saluran utama gas alam Rusia ke Jerman.

Nord Stream 1 dan Nord Stream 2, masing-masing terdiri dari dua pipa.

Jaringan pipa tersebut dibangun oleh Gazprom yang dikontrol negara Rusia untuk memompa 110 miliar meter kubik (bcm) gas alam per tahun ke Jerman.

Ledakan tersebut terjadi di zona ekonomi Swedia dan Denmark.

Swedia dan Denmark pun melakukan penyelidikan atas insiden tersebut.

Sejauh ini, kedua negara tersebut mengklaim bahwa ledakan pipa Nord Stream sengaja dilakukan.

Namun, baik Swedia maupun Denmark belum tahu siapa dalang di balik ledakan pipa Nord Stream.

Peta pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman. Peta pipa Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman. (CNN)

Ada juga Jerman, yang bekerja sama dengan jaksa federal untuk menyelidiki ledakan pipa Nord Stream.

Pada Januari 2023, mereka menggeledah kapal pesiar Andromeda yang diduga digunakan untuk mengangkut bahan peledak.

Kapal itu kemudian disita dan mereka menemukan ada bekas bahan peledak.

Selama penyelidikan bergulir, spekulasi mengenai dalang hingga bagaimana serangan itu bisa terjadi bermunculan.

Ada pula dugaan bahwa tim yang terdiri dari enam orang telah menyewa kapal pesiar Andromeda dari pelabuhan Rostock untuk melaksanakan operasi tersebut.

Namun, pihak berwenang menolak mengomentari spekulasi tersebut.

“Identitas pelaku dan motif mereka masih menjadi subjek penyelidikan," kata kantor kejaksaan Jerman kepada kantor berita AFP.

Para analisis mengaku tidak terkejut bahwa tiga negara tersebut merahasiakan penyelidikan.

Pada Maret, The New York Times menulis bahwa para pejabat AS telah melihat intelijen mengindikasikan adanya “kelompok pro-Ukraina” yang bertanggung jawab, tanpa sepengetahuan Zelensyy.

Der Spiegel, media Jerman fokus pada Andromeda..

Menurut laporan, paspor palsu yang digunakan untuk menyewa kapal pesiar.

Identitas penyewa mengarah ke seorang tentara Ukraina, sementara biaya sewa dibayar oleh sebuah perusahaan yang terdaftar di Polandia yang memiliki hubungan dengan seorang wanita di Kyiv.

Pada bulan Juni, The Wall Street Journal melaporkan Jerman sedang mencoba mencocokkan sampel DNA yang ditemukan di kapal tersebut “dengan setidaknya satu tentara Ukraina”.

Journal juga mengatakan bukti yang ditemukan dalam penyelidikan tersebut antara lain data dari peralatan radio dan navigasi Andromeda, satelit dan ponsel, serta akun Gmail yang diduga digunakan oleh pelaku.

Media Denmark melaporkan sebuah kapal angkatan laut Rusia yang khusus menangani operasi kapal selam, SS-750, difoto di dekat lokasi ledakan beberapa hari sebelum serangan.

Para ahli tidak mengesampingkan operasi “bendera palsu” yang dilakukan Rusia, dan ada petunjuk yang sengaja diberikan untuk menyalahkan Ukraina.

Sebagai catatan, operasi bendera palsu atau operasi kambing hitam adalah perbuatan dengan maksud menyamarkan pihak yang sebenarnya bertanggung jawab dan menjadikan pihak lain sebagai kambing hitam.

Seoran analis di Pusat Studi Eropa Timur Stockholm, Andreas Umland mengatakan ia mengeklaim hanya Rusia “yang paling mungkin” menjadi pelakunya.

Sebab, setiap dugaan keterlibatan Kyiv dalam serangan terhadap infrastruktur energi Eropa dapat mengancam dukungan sekutu, yang akan menguntungkan Rusia.

"Moskow mungkin berusaha membunuh dua burung dengan satu batu”, kata Umland.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #swedia #tutup #penyelidikan #ledakan #pipa #nord #stream #tidak #kejelasan #sampai #sekarang

KOMENTAR