GPU NVIDIA H100 Meluncur ke Orbit: Inovasi Starcloud yang Siap Ubah Kehidupan di Bumi
Dunia tengah menyaksikan babak baru dalam sejarah komputasi global. Starcloud, perusahaan rintisan asal Redmond, Washington, menggandeng NVIDIA untuk meluncurkan satelit mini yang membawa GPU superkomputer NVIDIA H100 ke orbit Bumi.
Uji coba ini menjadi langkah awal untuk menilai apakah pusat data di luar angkasa dapat menghadirkan sistem komputasi yang lebih bersih, efisien, dan ramah lingkungan bagi seluruh dunia.
Dilansir dari Fox News, Senin (3/11/2025), chip komputer dengan daya luar biasa yang menjadi penggerak utama kecerdasan buatan (AI) modern itu akan segera meninggalkan Bumi.
Kepala Eksekutif Starcloud, Philip Johnston, mengatakan, “Satu-satunya biaya lingkungan yang kami keluarkan hanyalah untuk peluncuran roket,” seraya menambahkan bahwa setelah berada di orbit, pusat data luar angkasa dapat mengurangi emisi karbon hingga sepuluh kali lipat dibandingkan fasilitas di Bumi.
Johnston menjelaskan, “Di luar angkasa, kami mendapatkan energi terbarukan yang hampir tak terbatas dan berbiaya sangat rendah.” Dia menuturkan bahwa ruang hampa udara memungkinkan pembuangan panas secara alami tanpa pendingin air, sementara energi surya tersedia tanpa gangguan atmosfer.
Pusat data selama ini menjadi tulang punggung kehidupan digital, mulai dari layanan pesan instan, penyimpanan daring, hingga sistem AI. Namun, fasilitas tersebut dikenal boros listrik dan membutuhkan air dalam jumlah besar untuk menjaga suhu mesin. Karena itu, teknologi orbit ini dianggap dapat memangkas beban energi dan sumber daya yang digunakan pusat data di Bumi.
Misi perdana Starcloud akan menggunakan satelit Starcloud-1 berbobot sekitar 60 kilogram, setara ukuran lemari pendingin kecil, yang membawa GPU NVIDIA H100. Chip tersebut diklaim “seratus kali lebih kuat dibandingkan chip mana pun yang pernah dikirim ke orbit,” ujar Johnston.
Di luar angkasa, GPU ini akan memproses citra Bumi secara langsung untuk mendeteksi kebakaran hutan, memantau pertanian, serta memprediksi cuaca dengan kecepatan tinggi tanpa perlu mengirim data mentah kembali ke Bumi.
Keunggulan teknologi ini tidak hanya terletak pada kecepatannya, tetapi juga pada efisiensi energi dan keamanan data. Dengan pemrosesan di orbit, waktu analisis dapat dipangkas secara signifikan, memungkinkan respons cepat terhadap bencana alam maupun perubahan iklim. Proses yang biasanya memakan waktu berhari-hari kini dapat diselesaikan hanya dalam hitungan menit.
Starcloud menargetkan proyek ini sebagai fondasi bagi pembangunan pusat data orbit berskala besar. Dalam rencana jangka panjang, perusahaan berambisi membangun fasilitas bertenaga lima gigawatt dengan struktur selebar empat kilometer, yang sepenuhnya ditenagai energi surya dan didinginkan oleh suhu alami luar angkasa. Johnston secara optimis menyatakan, “Dalam sepuluh tahun mendatang, hampir semua pusat data baru akan dibangun di luar angkasa.”
Langkah ini berpotensi menjadi tonggak perubahan besar bagi masyarakat global. Jika berhasil, teknologi yang menopang layanan digital, permainan daring, dan sistem AI dapat berpindah ke orbit, menciptakan komputasi yang lebih cepat, hemat energi, dan ramah lingkungan.
Menurut laporan TechRadar, konsep pusat data di luar angkasa berpotensi menjadi paradigma baru dalam industri komputasi global yang semakin berorientasi pada keberlanjutan.
Meski menghadapi tantangan besar, mulai dari biaya peluncuran, risiko radiasi, hingga regulasi lintas negara, inisiatif ini menandai arah baru inovasi hijau dan menunjukkan bahwa kemajuan teknologi dapat berjalan seiring dengan kepedulian terhadap bumi. Dari orbit, sebuah chip kecil kini membawa harapan besar bagi masa depan digital yang bersih, efisien, dan inklusif. (*)
Tag: #nvidia #h100 #meluncur #orbit #inovasi #starcloud #yang #siap #ubah #kehidupan #bumi