Petra: Kota di Yordania yang Tak Dibangun, tapi Diukir Langsung dari Batu Pasir
Monumen Al-Deir di Petra, Yordania, keajaiban yang terpahat langsung dari batu pasir (Dok. worldoflina.com)
18:09
21 Oktober 2025

Petra: Kota di Yordania yang Tak Dibangun, tapi Diukir Langsung dari Batu Pasir

- Petra bukan sekadar kota kuno. Ia adalah mahakarya arsitektur yang lahir dari batu, bukan dari bata. Terletak di selatan Yordania, Petra menjadi bukti bahwa peradaban masa lalu mampu menciptakan keindahan dan fungsi tanpa harus membangun, melainkan mengukir langsung dari tebing batu pasir yang menjulang di gurun Wadi Musa.

Dikenal sebagai ibu kota Kerajaan Nabatean pada abad ke-4 SM, Petra menyimpan lebih dari 800 struktur yang dipahat langsung dari batu. Mulai dari makam, kuil, hingga ruang pertemuan, semuanya dibentuk dengan teknik arsitektur subtraktif, di mana ruang diciptakan dengan mengurangi massa, bukan menambahnya. 

"Petra adalah pernyataan arsitektur yang kuat, yang mempertanyakan cara kita memandang konsep membangun dan keabadian," ujar Faiza Ansari, dikutip dari laman Parametric Architecture. Ia menekankan bahwa Petra bukan hanya soal estetika, tetapi juga filosofi tentang ruang dan waktu.

Pengunjung yang memasuki Petra melalui celah sempit bernama Siq akan disambut oleh Al-Khazneh, atau (The Treasury fasad) ikonik yang menjulang setinggi 39 meter dan dipahat dari batu pasir berwarna merah muda. Struktur ini diyakini sebagai makam seorang raja Nabatean, meski fungsinya masih diperdebatkan oleh para arkeolog. 

"Petra terus memikat wisatawan dan arkeolog karena misteri yang masih tersimpan di balik dinding-dinding batunya," tulis Carolyn Wilke dalam laporan National Geographic. Ia menyebut Petra sebagai kota yang "berbicara lewat keheningan batu."

Namun, Petra bukan hanya tentang arsitektur. Kota ini juga mencerminkan kecanggihan teknologi masyarakat Nabatean dalam mengelola air di tengah gurun. 

Mereka membangun sistem kanal, waduk, dan bendungan yang memungkinkan kota bertahan meski berada di wilayah kering. Menurut UNESCO, sistem hidrologi Petra adalah salah satu pencapaian teknik paling mengesankan dari dunia kuno.

Petra sempat hilang dari peta dunia selama berabad-abad, hingga ditemukan kembali oleh penjelajah Swiss Johann Ludwig Burckhardt pada tahun 1812. 

Sejak itu, Petra menjadi magnet bagi peneliti, fotografer, dan wisatawan dari seluruh dunia. Pada 2007, Petra dinobatkan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru, memperkuat posisinya sebagai situs budaya yang tak tergantikan.

Meski telah berusia lebih dari dua milenium, Petra tetap relevan. Ia menjadi simbol bahwa arsitektur bukan hanya soal membangun, tetapi juga soal memahami lanskap, menghormati alam, dan menciptakan ruang yang menyatu dengan bumi. 

Kini, Petra bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga laboratorium terbuka bagi para sejarawan, arsitek, dan pecinta budaya. Ia mengajarkan bahwa keindahan bisa lahir dari kesederhanaan, dan bahwa batu pun bisa menyimpan cerita.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #petra #kota #yordania #yang #dibangun #tapi #diukir #langsung #dari #batu #pasir

KOMENTAR