Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Takbir Menggema di Gaza, Warga Tel Aviv Pesta Sampanye
Anak Palestina dari Jalur Gaza utara melarikan diri ke selatan di tengah operasi militer Israel berskala besar di Kota Gaza (Xinhua Net)
13:57
9 Oktober 2025

Hamas dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Takbir Menggema di Gaza, Warga Tel Aviv Pesta Sampanye

- Suara tembakan ke udara menggema di langit malam Gaza pada Kamis (9/10) waktu setempat. Warga menjerit haru, sebagian menangis tak percaya saat kabar gencatan senjata antara Israel dan Hamas akhirnya dikonfirmasi. 

Di sisi lain perbatasan, keluarga para sandera di Tel Aviv juga berpelukan dalam tangis bahagia, penantian dua tahun yang panjang seolah berakhir.

“Itu hari besar, kebahagiaan yang luar biasa,” kata Ahmed Sheheiber, warga Palestina yang mengungsi di Gaza City, saat mendengar kabar perdamaian lewat telepon.

Dilansir dari Guardian, Di Khan Younis dan pesisir Al-Mawasi, massa berkumpul meneriakkan “Allahu Akbar” dan menembakkan peluru ke udara sebagai bentuk syukur. 

Meski tampak mustahil di awal, '21-point peace plan' yang digagas Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya disetujui oleh Israel dan Hamas dalam 'tahap awal'.

Kesepakatan itu tercapai setelah beberapa hari perundingan tidak langsung di Sharm El Sheikh, Mesir. Isi utama perjanjian itu mencakup penghentian serangan dan pembebasan para sandera yang masih hidup di Gaza.

Hamas disebut akan melepas 20 sandera pertama paling cepat akhir pekan ini, disertai pertukaran tahanan dengan Israel dalam waktu 72 jam sejak penandatanganan kesepakatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut hari itu sebagai “hari besar bagi Israel”. “Dengan pertolongan Tuhan, kita akan membawa mereka semua pulang,” ujarnya.

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel, sedikitnya ada 251 orang yang menjadi sandera. Hingga kini, 47 masih berada di Gaza, termasuk 25 yang dinyatakan tewas.

Di Tel Aviv, suasana berubah jadi pesta jalanan. Keluarga para sandera berpelukan, sebagian memecahkan botol sampanye. “Matan akan pulang. Ini air mata yang saya doakan selama dua tahun,” kata seorang ibu kepada Haaretz.

Warga Tel Aviv Usulkan Nobel untuk Trump

Beberapa warga bahkan menyerukan agar Trump mendapat penghargaan Nobel Perdamaian atas perannya dalam perjanjian itu.

Sementara mantan sandera, Emily Damari, membagikan video di Instagram saat dirinya merayakan kabar tersebut bersama teman-temannya sambil bersulang.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut seluruh bangsa tengah “menunggu dan bersemangat”. Ia mengucapkan pelukan besar bagi keluarga para sandera yang akan segera bertemu kembali.

Namun di Gaza, kebahagiaan bercampur dengan rasa tak percaya. “Kami percaya tapi juga tidak percaya. Rasanya campur aduk senang, sedih, penuh kenangan,” ujar Eyad Amawi, seorang koordinator bantuan yang kini mengungsi di Gaza Tengah.

Ia berharap kesepakatan ini benar-benar dijalankan agar warga bisa pulang ke rumah dan membangun kembali kehidupan.

Amawi mengingatkan bahwa hambatan dari pihak Israel masih menjadi kekhawatiran besar. “Kami harus memperbaiki segalanya, terutama luka psikologis untuk bisa melanjutkan hidup,” katanya.

Sejak perang pecah dua tahun lalu, lebih dari 67.000 warga Palestina tewas akibat serangan Israel dan blokade bantuan yang memicu kelaparan akut.

Konflik ini juga telah mengubah peta politik Timur Tengah, menarik keterlibatan Iran, Yaman, dan Lebanon ke dalam pusaran perang.

Meski belum jelas apakah Hamas akan memenuhi tuntutan demiliterisasi seperti diminta Trump, dan bagaimana pemerintahan Gaza akan dibentuk ke depan, kesepakatan ini menjadi langkah paling nyata menuju akhir perang berkepanjangan.

 

Editor: Bayu Putra

Tag:  #hamas #israel #sepakati #gencatan #senjata #takbir #menggema #gaza #warga #aviv #pesta #sampanye

KOMENTAR