



Kecelakaan Boeing 787 Air India di Ahmedabad: India Bentuk Komite Khusus Ungkap Akar Masalah
Pemerintah India tengah bergerak cepat menanggapi kecelakaan serius yang melibatkan pesawat Boeing 787-8 milik Air India di Bandara Ahmedabad pada 12 Juni. Sebuah komite tingkat tinggi resmi dibentuk untuk mengungkap penyebab utama insiden tersebut dengan waktu tiga bulan guna menghasilkan laporan dan rekomendasi konkret.
Meskipun penyelidikan teknis utama tetap berada di bawah kendali Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India, komite ini akan berfokus pada aspek yang lebih luas. Dari identifikasi akar masalah dan faktor-faktor penyebab, hingga evaluasi tanggapan darurat di lapangan.
Kementerian Penerbangan Sipil menegaskan bahwa komite ini tidak menggantikan penyelidikan formal, melainkan menjadi pelengkap yang bertugas menyusun prosedur operasi standar baru agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sementara itu, proses investigasi masih terus berlangsung. Rekaman penerbangan (flight data recorder) berhasil ditemukan di lokasi kecelakaan, sekitar 1,7 kilometer dari ujung landasan pacu 23 Bandara Ahmedabad.
Namun sejauh ini, penyebab pasti hilangnya daya angkat pesawat sekitar 15 detik setelah rotasi (saat pesawat mengangkat hidung untuk lepas landas) menuju London Gatwick, masih menjadi misteri.
Dilansir dari Flight Global, rekaman dari kamera pengintai memperlihatkan bahwa roda pendaratan tidak pernah ditarik selama penerbangan singkat yang hanya berlangsung sekitar 30 detik. Kondisi ini mengindikasikan adanya masalah serius pada fase awal lepas landas.
Dalam dunia penerbangan, hilangnya daya angkat secara mendadak bisa disebabkan berbagai faktor. Mulai dari kecepatan udara yang tidak memadai, konfigurasi sayap yang salah, hingga sudut serang (angle of attack) yang terlalu ekstrem.
Ketiganya dapat timbul karena dorongan mesin yang kurang, kesalahan dalam pengaturan flap, atau keputusan pilot yang tidak tepat.
Menariknya, insiden ini terjadi di Bandara Ahmedabad yang relatif rendah ketinggiannya, hanya 189 kaki di atas permukaan laut. Namun, suhu udara saat itu tercatat sangat tinggi, mencapai 42,4 derajat Celsius, yang berpotensi memengaruhi performa mesin dan daya angkat pesawat.
Pesawat dengan registrasi VT-ANB tersebut membawa 230 penumpang dan 12 awak. Dengan total 256 orang di dalamnya dan bobot pesawat yang berat, analisis akan fokus pada aspek performa lepas landas. Mulai dari perhitungan berat dan keseimbangan, kecepatan rotasi, hingga status sistem autopilot dan autothrottle.
Secara teknis, pesawat berbadan lebar seperti Boeing 787 seharusnya tetap mampu menanjak meskipun salah satu mesin rusak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya penurunan daya dorong pada kedua mesin secara bersamaan menjadi salah satu fokus investigasi.
Insiden serupa pernah terjadi pada Jetstar 787-8 yang mendarat darurat di Kansai pada 2019 akibat kontaminasi biosida dalam bahan bakar, masalah langka, namun nyata.
Hingga kini, belum ada konfirmasi apakah kedua mesin GEnx yang digunakan pesawat Air India mengalami gangguan atau apakah sistem turbin darurat (ram-air turbine) sempat aktif untuk memasok daya listrik selama insiden.
Kemungkinan kesalahan konfigurasi juga menjadi perhatian utama. Kasus tragis kecelakaan Spanair MD-82 di Madrid tahun 2008 menjadi pelajaran berharga, pesawat gagal lepas landas karena flap tidak dibuka, dan sistem peringatan juga tidak aktif. Apakah hal serupa terjadi pada Air India 787 ini, masih menjadi tanda tanya.
Beberapa laporan menyebut bahwa tak lama setelah pesawat mulai menanjak, pilot sempat meminta penarikan roda pendaratan. Namun dalam beberapa kasus, tuas yang salah bisa tertarik, seperti flap yang ditutup terlalu dini, yang dapat menghilangkan cadangan kecepatan udara dan mendekatkan pesawat pada kondisi stall.
Kini, semua perhatian tertuju pada kerja komite dan tim investigasi. Mereka akan menelusuri setiap potongan informasi, dari data perekam penerbangan, rekaman menara ATC, hingga wawancara dengan kru dan pemeriksaan catatan perawatan pesawat.
Dalam dunia penerbangan, satu kesalahan kecil bisa berdampak besar. Harapannya, penyelidikan ini bisa menjadi titik balik dalam peningkatan keselamatan udara India, dan menghindarkan dunia dari tragedi serupa di masa mendatang.
Tag: #kecelakaan #boeing #india #ahmedabad #india #bentuk #komite #khusus #ungkap #akar #masalah