Trump Dukung Israel Tunda Pembebasan 620 Tahanan Warga Palestina, Salahkan Sikap Hamas yang Barbar
DONALD TRUMP - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Sabtu (22/2/2025) menunjukkan Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di Governors Working Session di Washington, DC pada Jumat (21/2/2025). Presiden AS Donald Trump mendukung penuh keputusan Israel yang ingin menunda pembebasan tahanan warga Palestina buntut sikap Hamas yang barbar. 
05:20
25 Februari 2025

Trump Dukung Israel Tunda Pembebasan 620 Tahanan Warga Palestina, Salahkan Sikap Hamas yang Barbar

Pemerintah Amerika Serikat (AS) dibawah pimpinan Donald Trump mendukung penuh keputusan Israel yang ingin menunda pembebasan tahanan warga Palestina.

Hal ini disampaikan Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Brian Hughes, Senin (24/2/2025).

Mengutip dari Anadolu, Hughes menjelaskan, negaranya mendukung keputusan Israel untuk menunda pembebasan 620 tahanan Palestina.

Dalam kesempatan itu, Hughes turut menegaskan, Presiden Donald Trump siap mendukung Israel dalam tindakan apapun yang dipilihnya terkait Hamas.

Dukungan itu diberikan lantaran AS menilai Hamas telah memperlakukan sandera Israel dengan barbar.

“Menunda pembebasan tahanan warga Palestina adalah sebuah respons yang pantas pada Hamas atas perlakuan mereka terhadap sandera warga Israel,” kata Hughes.

“Presiden Amerika Serikat Donald Trump sudah mempersiapkan dukungan pada Israel terkait apapun tindakan Hamas,” imbuhnya.

Netanyahu Tunda Pertukaran Sandera Lanjutan

Sebelumnya kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memutuskan untuk menangguhkan pembebasan lebih dari 600 tahanan Palestina yang dijadwalkan dibebaskan kemarin sebagai bagian dari pertukaran tahanan ketujuh antara Hamas dan Israel.

Mengutip dari sumber terdekat Netanyahu, penundaan ini disinyalir karena upacara serah terima yang 'merendahkan martabat'.

Dimana pada akhir pekan kemarin, setelah Hamas menggelar upacara serah terima tawanan Israel di Gaza, seorang tentara Israel mencium kepala dua pejuang Hamas.

Pemerintah Israel mengklaim seremonial serah-terima sandera oleh Hamas ke otoritas PBB telah melanggar hukum internasional.

Seremonial yang dimaksud itu, membawa para sandera yang hendak dibebaskan, ke atas panggung yang disaksikan warga Gaza.

Terkadang, sandera diminta menyampaikan harapan dan komentar sebelum mereka diserahkan ke otoritas.

Hamas bahkan membawa ke atas panggung peti mati sandera yang sudah meninggal.   
Tindakan tersebut sontak memicu amarah Netanyahu, hingga pimpinan tertinggi Israel ini menangguhkan pembebasan ratusan tahanan Palestina.

Tak dirinci sampai kapan penangguhan akan dilakukan, Dinas Penjara Israel mengatakan mereka belum menerima instruksi dari pemerintah Israel untuk membebaskan tawanan Palestina

Namun menurut informasi yang beredar penangguhan bakal dilakukan hingga mendapat jaminan tawanan Israel yang tersisa akan dibebaskan "tanpa ritual yang merendahkan martabat".

Hamas Buka Suara

Merespons keputusan Netanyahu yang secara mendadak menunda pembebasan sandera lanjutan, Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa keputusan Netanyahu  didasarkan pada "dalih yang buruk,".

Ezzat El Rashq, anggota biro politik Hamas, mengatakan seremonial yang mereka lakukan dalam pembebasan sandera bukan untuk mempermalukan para sandera.

Namun untuk mengingatkan lagi soal kemanusiaan dan memperlakukan para sandera dengan bermartabat.

Penyiksaan yang sebenarnya malah dialami oleh tahanan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel

Hamas menuding penundaan pembebasan sandera merupakan dalih untuk menghindari kewajiban Israel berdasarkan perjanjian gencatan senjata Gaza.

"Keputusan Netanyahu mencerminkan upaya yang disengaja untuk mengganggu perjanjian, merupakan pelanggaran yang jelas terhadap ketentuannya, dan menunjukkan kurangnya keandalan pendudukan dalam melaksanakan kewajibannya," kata anggota Hamas bidang politik, Ezzat El Rashq, dalam pernyataannya, dilansir Al Arabiya.

"Upacara penyerahan tahanan tidak termasuk penghinaan terhadap mereka, tetapi justru mencerminkan perlakuan manusiawi yang mulia terhadap mereka", imbuhnya.

Sementara itu, keluarga tahanan Palestina mengaku kecewa dan marah dengan dibatalkannya pembebasan tahanan dari Israel.

"Keluarga para tawanan perang berada dalam keadaan marah, sedih, dan dendam, dan para mediator harus melakukan bagian mereka saat mereka mulai menyelesaikannya sehingga keluarga para tawanan perang dapat bersukacita atas pembebasan tawanan perang mereka yang seharusnya dibebaskan hari ini," kata salah satu warga, Bassam al-Khatib.

"Anda telah menerima tawanan perang Anda, jadi mengapa menunda penyerahan tawanan perang Palestina kami? Ini adalah sesuatu yang menyakitkan hati, kurangnya komitmen dan mengabaikan semua standar dan hukum internasional, dan mengabaikan negara-negara yang mensponsori perjanjian ini," tambahnya.

(Tribunnews.com / Namira)

Editor: Nanda Lusiana Saputri

Tag:  #trump #dukung #israel #tunda #pembebasan #tahanan #warga #palestina #salahkan #sikap #hamas #yang #barbar

KOMENTAR