



Zelensky Mengaku Siap Mundur, NATO Tak Perlu Repot Berkomplot untuk Gulingkan Dia?
Pernyataan ini cukup mengejutkan karena Zelensky sebelumnya bahkan menolak mundur meski masa jabatannya sudah berakhir.
Zelensky kini mengatakan bersedia melengserkan diri apabila pengunduran dirinya itu bisa membawa perdamaian bagi Ukraina dan memastikan negara itu menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
“Jika demi perdamaian untuk Ukraina, jika kalian menginginkan saya untuk meninggalkan jabatan saya, saya siap. Saya bisa melakukannya demi keanggotaan NATO, jika ada syarat seperti itu,” kata dia dalam forum 'Ukraina Tahun 2025' di Kiev hari Sabtu, (22/2/2025), dikutip dari Russia Today.
“Saya ini memfokuskan keamanan Ukraina, tidak dalam 20 tahun, dan saya tidak ingin berkuasa selama puluhan tahun.”
Lalu, dia menyinggung perselisihannya dengan Amerika Serikat (AS) mengenai usul tentang kesepakatan logam tanah jarang. AS meminta kesepakatan itu sebagai imbalan atas bantuan militer untuk Ukraina.
Zelensky mengaku sudah menerima usul tentang kesepakatan senilai $500 miliar itu.
“Sudah jelas bahwa kita berbicara tentang utang, ini bukan investasi. Jika uang ini lari ke pendanaan itu, dan tidak ada yang datang dari luar negeri, maka kita membayar utang itu,” katanya.
“Kita punya $100 miliar. Saya tidak siap membayar $500 miliar. Dan saya bahkan tidak siap untuk mengaturnya di angka $100 miliar karena saya tidak mengakui pemberian itu sebagai utang. Kita seharusnya tidak membayar utang itu.”

Zelensky terpilih sebagai presiden lewat pilpres yang digelar tahun 2019. Masa jabatannya sudah habis pada bulan Mei 2024.
Namun, dia menolak turut takhta sembari menyinggung kebijakan darurat militer yang diberlakukan sejak perang meletus.
Seandainya Rusia tidak menyerbu Ukraina, Zelensky harus maju kembali dalam pilpres jika tetap ingin berkuasa.
Namun, karena perang dengan Rusia, Ukraina segera memberlakukan situasi darurat militer. Artinya, pemilu untuk memilih presiden dan anggota dewan bisa ditunda.
Para pengkritik menuding Zelensky sengaja memperpanjang konflik dengan Rusia agar bisa terus berkuasa. Di samping itu, Rusia sudah tidak lagi menganggap Zelensky sebagai perwakilan Ukraina.
Tempo hari Presiden AS Donald Trump juga menyerang Zelensky dengan menyebutnya “diktator tanpa pemilu”.
Teka-teki alasan Zelensky siap mundur
Menurut media-media internasional, pernyataan Zelensky itu muncul akibat tekanan dari berbagai penjuru.
The Wall Street Journal melaporkan para pejabat senior Eropa sudah mendesak Zelensky agar melunakkan sikapnya kepada Trump. Mereka takut Trump akan mencapai kesepakatan dengan Rusia tentang “kepala negara Ukraina”.
The Financial Times juga menduga Zelensky sedang dalam tekanan.
“Tawaran mengejutkan tentang pengunduran diri, meskipun kemungkinannya kecil karena peluang Ukraina bergabung dengan NATO tipis, adalah tanda adanya tekanan ekstrem terhadap pemimpin Ukraina itu saat AS bergegas membuat kesepakatan perdamaian dengan Moskow,” demikian laporan The Financial Times.
Saat ini hubungan Zelensky dengan Trump memburuk. Trump menuding Zelensky menunda pemilu di Ukraina.
Selain itu, Trump mengklaim angka kepuasan terhadap Zelensky hanya 4 persen.

NATO tak perlu repot gulingkan Zelensky?
Sementara itu, beberapa waktu Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) mengklaim NATO berencana menggulingkan Zelensky.
Caranya ialah dengan mendiskreditkan atau menjelek-jelekkan nama Zelensky menjelang pemilu Ukraina pada musim gugur nanti.
SVR menyebut para pejabat Barat menganggap Zelensky sebagai penghalang besar dalam perundingan damai Ukraina-Rusia.
Si mantan komedian itu tetap berkuasa sebagai Presiden Ukraina meski masa jabatannya sudah selesai pada bulan Mei 2024. Dia menolak turut takhta sembari menyinggung kebijakan darurat militer yang diberlakukan sejak perang meletus.
Menurut SVR, para pemimpin Barat kini berusaha menghentikan perang dengan mendorong Rusia dan Ukraina duduk di meja perundingan. Namun, Zelensky menghalangi.
“AS dan Belgia sepakat bahwa penghalang utama penerapan skenario itu ialah Zelensky, yang oleh Barat disebut tak lebih dari ‘unsur yang dapat dibuang,” ujar SVR dalam pernyataannya, dikutip dari Russia Today.
SVR juga mengklaim NATO sudah paham bawah masa Zelensky sudah berakhir. Untuk menyingkirkan Zelensky, NATO kini dilaporkan menyiapkan kampanye untuk menjelek-jelekkan Zelensky.
SVR berujar pejabat Barat akan menerbitkan informasi yang mengaitkan Zelensky dengan kasus penggelapan dana lebih dari $1,5 miliar yang ditujukan untuk membeli peralatan militer.
Jika Zelensky memutuskan mundur, NATO tidak perlu menggulingkannya. Namun, syarat yang diberikan Zelensky agar dia bersedia mundur sangatlah sulit, yakni Ukraina harus menjadi anggota NATO.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth bahkan mengatakan masuknya Ukraina ke dalam NATO adalah hal yang tidak realistis. Hegseth lalu meminta Ukraina menyerahkan wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014.
(*)
Tag: #zelensky #mengaku #siap #mundur #nato #perlu #repot #berkomplot #untuk #gulingkan