Badan Mata-Mata Seoul Menuduh Tiongkok Melakukan Serangan Siber Secara Besar-Besaran
Bae Jong Wook by NIS
22:03
25 Januari 2024

Badan Mata-Mata Seoul Menuduh Tiongkok Melakukan Serangan Siber Secara Besar-Besaran

- Badan mata-mata Korea Selatan pada hari Rabu (24/1), melaporkan adanya peningkatan yang signifikan dalam upaya serangan siber oleh pihak asing pada tahun lalu, yang terutama dilakukan oleh Korea Utara dan Tiongkok.

Serangan Tiongkok cenderung menimbulkan kerusakan yang lebih parah daripada serangan Korea Utara, meskipun serangan Korea Utara lebih sering terjadi.

Badan Intelijen Nasional mengatakan, bahwa serangan siber terhadap sektor publik meningkat 36 persen secara keseluruhan di tahun lalu dibandingkan tahun sebelumnya.

Korea Utara menyumbang 80 persen dari serangan tersebut, dan Tiongkok lima persen.

Namun, jika dilihat dari tingkat keparahan kerusakannya, serangan yang dilakukan oleh pihak dari Tiongkok bertanggung jawab atas 21 persen, dari total insiden keamanan siber yang sangat penting sepanjang tahun. Sedangkan Korea Utara bertanggung jawab atas 68 persen serangan yang signifikan.

Badan mata-mata tersebut tidak menyatakan apakah serangan siber tersebut dapat dikaitkan dengan pemerintah Tiongkok, dan hanya menyebutnya sebagai serangan dari Tiongkok atau dari pihak Tiongkok.

Badan tersebut mengatakan, bahwa mereka tidak dapat mengungkapkan apakah serangan tersebut didukung oleh negara, karena alasan hubungan luar negeri.

Serangan siber Tiongkok dicirikan oleh infiltrasi yang lambat dan diam-diam, yang dimaksudkan untuk mengurangi peluangnya agar tidak terekspos.

Dalam satu contoh, peretas Tiongkok menyusup ke dalam server sebuah perusahaan Korea Selatan, dan mengambil informasi tentang pelanggan.

Selain itu, mereka juga mengambil rahasia komersialnya selama beberapa tahun dengan menyimpan malware (Malicious Software, suatu program untuk merusak dengan menyusup ke sistem komputer), yang menyamar sebagai perangkat lunak terbuka.

Di tengah perlombaan antariksa yang memanas, serangan siber terhadap stasiun bumi yang bertujuan untuk mendapatkan kendali atas satelit menjadi semakin lazim

Beberapa serangan besar yang berasal dari Tiongkok diyakini telah menargetkan sistem jaringan satelit di Korea Selatan, menurut badan mata-mata tersebut dengan mencegat sinyal yang ditransmisikan melalui komunikasi.

Selain meretas layanan pemerintah Korea Selatan, Tiongkok dicurigai melakukan kampanye pengaruh untuk menyebarkan propaganda pro-Beijing.

Pada bulan November tahun lalu, badan mata-mata ini menemukan situs-situs web buatan Tiongkok yang membuat berita pro-Tiongkok dan anti-AS, untuk khalayak Korea Selatan secara online.

Agar terlihat otentik situs-situs web tersebut meniru fitur-fitur outlet berita yang sebenarnya di Korea Selatan.

Badan mata-mata ini memperingatkan adanya peningkatan ancaman keamanan siber, yang ditujukan untuk mempengaruhi opini publik dan mungkin mengganggu pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan April.

Kementerian pertahanan nasional Korea Selatan juga menyoroti peningkatan risiko operasi siber asing menjelang pemilu.

Shin Won Sik, menteri pertahanan mengatakan kepada Korea Herald pada hari Senin (22/1), bahwa negara tersebut harus bersiap menghadapi ancaman perang psikologis siber, dalam bentuk peretasan skala besar dan penyebaran disinformasi.

Pada bulan Oktober tahun lalu, badan mata-mata tersebut mengumumkan bahwa mereka menemukan kelemahan keamanan di server Komisi Pemilihan Umum Nasional setelah melakukan inspeksi selama 12 minggu.

Badan pengawas pemilu menyetujui pemeriksaan keamanan siber setelah diberitahu oleh badan mata-mata, tentang setidaknya tujuh serangan Korea Utara dalam dua tahun terakhir.

Badan mata-mata mengatakan bahwa mereka sedang dalam tahap akhir menangani kerentanan keamanan server pengawas pemilu, yang akan diselesaikan sebelum pemilihan parlemen.

Tidak seperti Tiongkok, badan mata-mata menyatakan Korea Utara sering bertindak cepat, mengubah target dan arah operasi atas perintah pemimpinnya, Kim Jong Un.

Pada awal tahun lalu, pasukan peretas Korea Utara mencoba menyerang organisasi pertanian dan perikanan Korea Selatan, setelah Kim Jong Un memerintahkan mereka untuk mengatasi kekurangan pangan.

Kemudian pada bulan Agustus dan September, ketika Kim Jong Un menekankan pentingnya pasukan angkatan laut negara itu, para peretasnya mencuri desain dan data lain dari pembuat kapal Korea Selatan.

Pada bulan Oktober, sebagai tanggapan atas seruan pemimpin Korea Utara untuk membeli lebih banyak drone, mereka mencoba mendapatkan teknologi terkait dari perusahaan pertahanan Korea Selatan dan 25 negara lainnya.

Badan mata-mata mengatakan bahwa Korea Utara sedang, sedang dalam proses mengintegrasikan kecerdasan buatan generatif ke dalam alat dan teknik peretasannya. Belum ada contoh serangan siber Korea Utara, yang melibatkan kecerdasan buatan generatif.

Badan mata-mata ini mengutip enkripsi kuantum sebagai salah satu tantangan yang muncul dalam lanskap keamanan dunia maya.

Badan ini bekerja sama dengan industri swasta dan lembaga penelitian untuk mengembangkan solusi, untuk mempertahankan diri dari serangan berbasis komputer kuantum.

Untuk meningkatkan kerjasama dengan sekutu dalam pertahanan dunia maya, badan mata-mata mengatakan bahwa mereka berencana meluncurkan lokakarya Cyber Summit Korea pada bulan September, dengan tema langkah maju untuk keamanan dunia maya global.

Editor: Hanny Suwin

Tag:  #badan #mata #mata #seoul #menuduh #tiongkok #melakukan #serangan #siber #secara #besar #besaran

KOMENTAR