Peringatkan Israel yang Pernah Keok, Lebanon 'Pede': IDF Akan Kesulitan Lawan Kami
Gambar yang diambil pada tanggal 31 Desember 2023 dari Lebanon selatan ini menunjukkan asap mengepul hingga melewati perbatasan di Israel utara di sekitar fasilitas militer di Metula setelah Hizbullah meluncurkan rentetan roket. 
10:00
25 Januari 2024

Peringatkan Israel yang Pernah Keok, Lebanon 'Pede': IDF Akan Kesulitan Lawan Kami

– Perdana Menteri Lebanon Abdallah Bou Habib memperingatkan Israel supaya tidak mengobarkan perang besar melawan Lebanon.

Peringatan dari Habib ini muncul setelah Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa potensi bakal adanya konflik dengan Lebanon telah meningkat.

Pada hari Senin, (22/1/2024), Habib berbincang dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tatkala keduanya berada di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat (AS).

Lavrov menyebut jika ada keterlibatan negara lain, termasuk Lebanon, dalam perang Hamas-Israel, hal itu tak akan bisa diterima.

Selepas pertemuan itu Habib ditanya oleh wartawan mengenai kemungkinan adanya konflik Lebanon-Israel.

Dengan percaya diri, dia mengatakan Israel akan kesusahan melawan Lebanon jika perang benar-benar terjadi.

“Saya harap mereka (Israel) sadar bahwa perang melawan Lebanon akan menyulitkan mereka,” kata Habib untuk menjawab pertanyaan wartawan, dikutip dari Rusia Today yang mengutip TASS.

Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Desa Kfar Kila di Lebanon selatan yang dekat dengan perbatasan dengan Israel pada 9 Januari 2024. Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Desa Kfar Kila di Lebanon selatan yang dekat dengan perbatasan dengan Israel pada 9 Januari 2024. (Rabih DAHER / AFP)

Sementara itu, pekan lalu Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi menyebut pada bulan-bulan mendatang potensi konflik dengan Lebanon akan jauh lebih besar daripada sebelumnya.

“Pasukan Israel meningkatkan kesiapan mereka untuk bertempur di Lebanon, kami punya banyak pelajaran yang diambil dari pertempuran di Gaza,” kata Helevi ketika menghadiri latihan militer IDF.

Para komandan IDF juga sudah melontarkan pernyataan serupa sejak Israel mulai melancarkan serangan ke Gaza.

Habib mengaku tidak suka dengan pernyataan IDF itu.

“Kami tidak menyambut baik retorika seperti itu,” ujar Habib.

Lebanon dan Israel hingga kini belum berperang lagi meski Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon saling melancarkan serangan hampir tiap hari.

Hizbullah mengklaim serangannya bertujuan untuk mencegah pasukan IDF dikerahkan ke Gaza.

Adapun Habib pada hari Selasa ingin Rusia memainkan peran penting dalam mengurangi ketegagan di Timur Tengah.

“Perang kini tengah dikobarkan [di antara Israel dan Hamas), dan bentrokan bersenjata dengan tentara Israel di Lebanon Selatan sedang terjadi,” kata Habib ketika diwawancarai Russia 1 TV.

“Tetapi saya tahu bahwa jika ada kesempatan demi perdamaian, Rusia akan berupaya menegakkan perdamaian dalam hal apa pun,” ujarnya menambahkan.

Israel pernah kalah

Sebelumnya, perang Israel-Hizbullah pernah meletus tahun 2006 silam dan berakhir dengan kemenangan kelompok asal Lebanon itu.

Kala itu Israel dipimpin oleh Perdana Menteri Ehud Olmert, sedangkan Hizbullah dipimpin oleh Hassan Nasrallah.

Dikutip dari laman IEMED, banyak pengamat di AS, Eropa, dan Timur Tengah yang menganggap perang itu dimenangkan oleh Hizbullah.

Nasrallah yang memimpin Hizbullah dianggap pahlawan di dunia Arab lantaran melawan musuh paling potensial di Timur Tengah selama lebih dari sebulan.

Perang juga disebut telah membuktikan bahwa Iran sukses mempertahankan pengaruhnya di Lebanon dan Irak.

Adapun saat ini Hizbullah makin kuat dan dilaporkan memiliki lebih banyak senjata.

Pakar memperkirakan kelompok itu memiliki lebih dari 100.000 roket yang bisa digunakan untuk menyerang seluruh wilayah di Israel.

Israel diprediksi tak akan menang

Intelijen Amerika Serikat (AS) memprediksi Hizbullah bakal menang lagi dalam melawan Israel jika perang besar di antara keduanya kembali terjadi.

Beberapa waktu lalu erdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberikan sinyal bahwa dia berencana mengobarkan perang besar melawan Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon.

Sinyal perang itu membuat khawatir AS yang menjadi sekutu dekat Israel. AS takut Israel malah membuat blunder.

Dilansir Sputnik News, media-media besar asal AS selama beberapa hari terakhir mengabarkan ketakutan AS itu.

“Para pejabat AS khawatir Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memperluas perang di Lebanon sebagai cara untuk mempertahanakan politiknya di tengah kritik di dalam negeri perihal kegagalan pemerintahnya mencegah serangan Hamas tanggal 7 Oktober,” demikiaan pernyataan The Washington Post.

“Dalam pembicaraan privat, pemerintahan [Presiden AS Joe Biden] sudah memperingatkan Israel agar tidak melakukan eskalasi signifikan di Lebanon.”

Israel hanya memiliki jumlah pasukan kecil ketika situasi sedang damai. Negara itu mengandalkan tentara cadangan ketika muncul konflik bersenjata atau perang.

“Jika akan Israel melakukannya, perkiraan rahasia terbaru dari DIA menyebutkan Israel akan susah menang karena aset dan sumber daya militernya akan terlalu sedikit dikerahkan lantaran adanya konflik di Gaza,” kata Washington Post dengan mengutip dua pejabat AS secara anonim.

(Tribunnews/Febri)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #peringatkan #israel #yang #pernah #keok #lebanon #pede #akan #kesulitan #lawan #kami

KOMENTAR