Usaha Trump untuk Kuasai Gaza Mulai Sia-sia, Negara-negara Arab Bersatu Tolak Pengusiran
TRUMP PAKSA YORDANIA - Presiden AS, Donald Trump menjamu Raja Yordania, Abdullah II di Gedung Putih pada Selasa (11/2/2025). Usaha Trump untuk mengambil alih Gaza tampaknya mulai sia-sia, karena negara-negara Arab mulai bersatu untuk menentangnya. 
08:00
13 Februari 2025

Usaha Trump untuk Kuasai Gaza Mulai Sia-sia, Negara-negara Arab Bersatu Tolak Pengusiran

Usaha Presiden AS Donald Trump untuk mengambil alih Gaza tampaknya mulai sia-sia.

Pasalnya, negara-negara Arab mulai bersatu untuk melancarkan perlawanan keras terhadap usulan Trump tersebut.

Sebelumnya, Raja Yordania Abdullah II dengan tegas menolak rencana Trump memindahkan warga Palestina secara permanen di wilayahnya.

Kemudian Mesir pun ikut menolak usulan Trump dengan menyampaikan visi komprehensif untuk merekonstruksi Jalur Gaza tanpa menggusur warga Palestina yang ada di sana.

Bahkan, Arab Saudi mengecam saran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tanah negara kerajaan itu digunakan untuk mendirikan negara Palestina.

Di seluruh wilayah, bahkan teman-teman terdekat Washington telah menolak usulan tersebut.

Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit mengatakan prospek pemindahan warga Palestina dari Gaza dan Tepi Barat "tidak dapat diterima oleh dunia Arab, yang telah menentang gagasan ini selama 100 tahun".

"Kami orang Arab tidak akan menyerah dengan cara apa pun sekarang," katanya, Rabu (12/2/2025), dikutip dari AFP.

Selama dua minggu terakhir, Trump bersikeras dengan usulannya untuk "membersihkan" Gaza, yang menurutnya akan berada di bawah kendali Amerika Serikat.

Dalam menghadapi penentangan keras, ia mengusulkan penghentian bantuan ke Mesir dan Yordania jika mereka menolak.

"Negara-negara Arab tidak dapat dianggap berpihak pada Amerika Serikat dan Israel dan mendukung kebijakan pembersihan etnis Palestina dari Gaza," kata Anna Jacobs dari Arab Gulf States Institute di Washington.

"Masalah Palestina terlalu sensitif dan terlalu penting bagi publik Arab," lanjutnya.

Isu ini telah mempertemukan kawasan yang sering dilanda persaingan geopolitik dalam sebuah perwujudan persatuan yang langka.

Presiden sementara Suriah, Ahmed al-Sharaa menyebut rencana Trump sebagai "kejahatan yang sangat besar yang tidak mungkin terjadi".

Padahal, al-Sharaa sendiri tengah mencari dukungan AS untuk meringankan sanksi terhadap negaranya.

Presiden Libanon Joseph Aoun, yang juga sekutu dekat AS, pada hari Rabu menolak "usulan yang akan menyebabkan pengusiran warga Palestina dari tanah mereka".

Seorang peneliti politik Mesir, Ahmed Maher mengatakan bahwa pesan dunia Arab sudah jelas: "tidak boleh ada relokasi paksa, dan solusinya adalah model dua negara".

"Diskusi apa pun di luar dua poin ini tidak mungkin dilakukan," kata Ahmed.

Peringatan Keras Liga Arab

Ketua Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit memberikan peringatan keras terhadap Trump soal rencananya untuk mengambil alih Gaza.

Ahmed Aboul Gheit mengatakan, jika Trump terus melanjutkan rencananya, maka ia akan membawa Timur Tengah ke dalam siklus krisis baru.

"Ini (rencana Trump, red) tidak dapat diterima oleh dunia Arab," kata Aboul Gheit, dikutip dari Times of Israel.

Pejabat senior Arab itu bahkan memperingatkan rencana Trump akan mengancam gencatan senjata yang rapuh di daerah Gaza.

Ia juga mengatakan rencana Trump dapat memicu ketidakstabilan regional.

"Jika situasi kembali meledak secara militer, semua upaya (gencatan senjata) ini akan sia-sia," ungkap Aboul Gheit.

Aboul Gheit mengatakan gagasan Prakarsa Perdamaian Arab yang dilontarkan pada tahun 2002, di mana negara-negara Arab menawarkan hubungan normalisasi kepada Israel sebagai imbalan atas kesepakatan kenegaraan dengan Palestina dan penarikan penuh Israel dari wilayah yang direbut pada tahun 1967, akan diperkenalkan kembali.

Jasem al-Budaiwi, yang memimpin aliansi politik dan ekonomi Dewan Kerjasama Teluk yang kaya minyak, meminta Trump untuk mengingat hubungan yang kuat antara kawasan tersebut dan Washington.

"Namun harus ada yang memberi dan menerima, dia menyampaikan pendapatnya, dan dunia Arab harus menyampaikan pendapat mereka; apa yang dia katakan tidak akan diterima oleh dunia Arab," ucap al-Budaiwi. (*)

Editor: Garudea Prabawati

Tag:  #usaha #trump #untuk #kuasai #gaza #mulai #negara #negara #arab #bersatu #tolak #pengusiran

KOMENTAR