![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Mundur dari Koridor Netzarim, Perwira Israel Tiru Ucapan Jenderal AS MacArthur: Kami Akan Kembali!](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/10/tribunnews/mundur-dari-koridor-netzarim-perwira-israel-tiru-ucapan-jenderal-as-macarthur-kami-akan-kembali-1189538.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Mundur dari Koridor Netzarim, Perwira Israel Tiru Ucapan Jenderal AS MacArthur: Kami Akan Kembali!
Penarikan ini merupakan kewajiban Israel sesuai dengan perjanjian gencatan senjata dengan Hamas.
Seorang perwira IDF buka suara mengenai penarikan itu. Dia menyebut IDF akan kembali.
“Kami akan kembali ke sini, jangan khawatir. Hamas kembali mengelompokkan diri, begitu juga kami,” kata perwira itu dikutip dari All Israel News.
Ucapan itu mirip dengan perkataan Douglas MacArthur, jenderal terkenal AS yang berperang di Filipina untuk melawan tentara Jepang pada Perang Dunia Kedua.
Saat itu MacArthur terpaksa memindahkan markas AS karena terdesak oleh Jepang. Dia juga diminta untuk mengevakuasi diri ke Australia.
MacArthur yang kecewa kemudian bersumpah bakal kembali. “Saya akan kembali,” katanya.
Bisa dikatakan perwira Israel itu mengulangi nasib yang sama dengan MacArthur karena diminta oleh atasannya untuk mundur.
“Kami akan memulangkan semua sandera. Rencana Trump akan diterapkan, dan kami akan kembali guna menempatkan semua komunitas di sini.”
Rekaman memperlihatkan pasukan Israel membakar peralatan yang ditinggalkan agar mencegahnya jatuh ke tangan Hamas. Akan tetapi, IDF menolak berkomentar tentang pembakaran itu.
Koridor Netzarim menjadi lokasi strategis penting bagi Israel. Koridor itu memisahkan Jalur Gaza menjadi dua: bagian utara dan selatan. Di samping itu, Netzarim membatasi pergerakan Hamas di Gaza.
Adapun Hamas menganggap mundurnya tentara Israel itu sebagai suatu “kemenangan”.
Kepada Al Araby, Hamas berkata pihaknya akan memulihkan pergerakan di antara distrik-distrik di Gaza.
“Penarikan itu adalah salah satu pencapaian terpenting kami,” kata Hamas.
“Organisasi-organisasi internasional secara perlahan mulai kembali ke Gaza utara. Kami telah merenovasi markas UNRWA di utara untuk melanjutkan bantuan di sana, dan kami memperkirakan para staf UNRWA akan kembali sekarang.”
Seorang pejabat senior Hamas bernama Sami Abu Zuhri berkata penarikan itu merupakan hal yang “memalukan” bagi Israel.
“[Penarikan itu] adalah pernyataan kekalahan dan kegagalan Netanyahu untuk mencapai tujuannya dan mempertahankan cengkeramannya di wilayah Gaza,” kata Zuhri.
Dia lalu menyinggung peristiwa ketika Perdana Menteri Israel Ariel Sharon mundur dari Gaza. Sharon kerap berkata bahwa “Netzarim mirip dengan Tel Aviv”.
“Invasi-invasi ini berulang, tetapi hasilnya sama, Gaza tetap tangguh menghadapi para penyerbu.”
Sebelumnya, IDF mengerahkan personelnya di Netzarim untuk menekan Hamas. Pada bulan Januari 2025 IDF sempat sempat menutup Netzarim untuk mencegah warga Gaza pergi ke utara.
Penutupan itu dilakukan setelah Israel menuding Hamas menolak menyerahkan warga Israel bernama Arbel Yehud yang disandera faksi Palestina itu.
“Akibatnya, diputuskan bahwa pembukaan perlintasan ke Gaza utara tidak akan disetujui. Sejak kemarin hingga saat ini sudah ada banyak upaya yang diambil bersama Amerika Serikat dan para juru penengah untuk membebaskan Arbel,” kata pemerintah Israel saat itu.
Media Israel mengatakan penarikan tentara Israel dari Netzarim akan membuat Hamas lebih bebas beroperasi di Gaza.
Meski demikian, IDF masih beroperasi di Gaza. Pada hari Minggu IDF melepaskan tembakan ke arah sekelompok warga Palestina yang mendekati perbatasan di Gaza utara.
IDF mencurigai orang yang mendekati posisi tentara Israel di buffer zone atau zona penyangga. Setelah tembakan dilepaskan, orang itu menjauhi IDF.
Media Palestina melaporkan ada tiga orang yang tewas dalam peristiwa itu. Dalam peristiwa lainnya ada seorang wanita yang tewas di dekat Khan Younis dan diduga karena ditembak IDF.
Sementara itu, pasukan Israel hingga kini masih menguasai Koridor Philadelphi yang berada di perbatasan Gaza dan Mesir.
Israel mengklaim koridor itu digunakan Hamas untuk menyelundupkan senjata dari Mesir ke Gaza. Menurut Israel, keberadaan pasukannya di Philandelphi mencegah Hamas kembali mempersenjatai diri.
Pada bulan September 2024 Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel hanya akan sepakat untuk mundur dari Philadelphi jika gencatan senjata mencapai tahap dua.
Dia mengklaim penarikan mundur tentara Israel akan membahayakan keamanan Israel.
(*)
Tag: #mundur #dari #koridor #netzarim #perwira #israel #tiru #ucapan #jenderal #macarthur #kami #akan #kembali