Outbreak Polio karena Ada Mutasi Virus
– Indonesia pernah dinyatakan bebas polio pada 2014. Namun, virus itu ternyata masih berkeliaran. Bahkan, pada akhir 2023 ada dua anak di Jawa Timur serta satu anak dari Jawa Tengah yang terpapar polio. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebutkan bahwa ada mutasi virus.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Airlangga Prof dr Ismoedijanto SpA (K) menyebutkan, yang muncul belakangan ini tidak sama dengan polio yang dulu. "Pada 2005 terjadi outbreak atau KLB (kondisi luar biasa, Red). Ini masuk dari jemaah haji asal Banten,” katanya.
Waktu itu surveilans belum bagus. Baru tahu saat yang bersangkutan tiba di rumahnya di Cianjur. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ditemukan penularan ke sepuluh provinsi. Ismoe ingin menggambarkan bahwa virus tersebut menular dengan cepat.
Salah satu yang menyebabkan penularan cepat? Adanya virus dari vaksin yang bermutasi dan kembali liar. Dampaknya, 45 anak di Madura lumpuh. ’’Padahal, waktu itu dunia menyatakan tidak ada mutasi ini,” jelasnya.
Nah, pada tahun ini, yang bermutasi adalah varian virus polio 1 atau CVDPV1. Kejadian mutasi lainnya adalah tiga kasus di Aceh pada 2022. Berbeda dengan 2005, kali ini yang mutasi varian virus polio 2 atau CVDPV2. Setahun setelahnya, virus serupa muncul di Purwakarta dengan 1 kasus kelumpuhan dan 7 anak terpapar, tapi kondisinya sehat.
Sementara itu, pada tiga kasus akhir tahun lalu juga terdapat CVDPV2. Ismoe mengatakan, satu anak di Jawa Tengah diketahui sering pulang pergi ke Sampang. Sedangkan dua kasus lain memang ada di wilayah Madura, yakni Bangkalan dan Pamekasan.
Ismoe menyatakan, outbreak terjadi karena mutasi virus polio yang ada pada vaksin. "Outbreak ini terjadi bukan karena virus polio liar,” katanya. Dia menekankan bahwa mutasi terjadi karena polio tipe 2 itu kuat dan terdapat di daerah yang cakupan vaksinasinya rendah. ’’Kalau cakupan tinggi, mutasinya lebih pelan,” ungkapnya. (lyn/c7/oni)