Gula Darah Tinggi Bisa Turun dan Normal Lagi, Ini Kata Dokter
Gula darah tinggi tidak selalu berarti diabetes, dan dalam banyak kasus kondisi ini masih bisa turun bahkan kembali normal.
Hasil cek gula darah yang melebihi batas normal sering langsung memicu kekhawatiran, padahal menurut dokter, tidak semua gula darah tinggi berujung pada diabetes yang bersifat permanen.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. I Gusti Ngurah Adhiartha, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menegaskan bahwa masyarakat perlu memahami perbedaan antara gula darah tinggi sementara dan diabetes kronis agar tidak salah menyimpulkan kondisi tubuh.
Gula darah tinggi bisa terjadi tanpa diabetes
Adhiartha menjelaskan bahwa gula darah tinggi atau hiperglikemia dapat dialami siapa saja, termasuk orang yang tidak mengidap diabetes.
“Kenaikan gula darah bisa bersifat sesaat, misalnya karena stres, infeksi, demam, atau penggunaan obat tertentu seperti steroid,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Selasa (9/12/2025).
Pada kondisi tersebut, kadar gula darah umumnya akan turun kembali setelah pemicu utamanya teratasi.
Ia menambahkan bahwa hormon stres seperti kortisol dan adrenalin juga dapat menaikkan gula darah, sehingga pada situasi tertentu hasil pemeriksaan bisa tampak tinggi meski bukan diabetes.
Lalu, kapan gula darah tinggi disebut diabetes?
Dr. I Gusti Ngurah Adhiartha, SpPD-KEMD, FINASIM. Dokter menjelaskan berapa kadar gula darah normal sekaligus tanda awal ketika gula darah mulai naik dan perlu diwaspadai.
Menurut Adhiartha, diabetes ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi secara menetap dan berlangsung terus-menerus.
“Kalau diabetes, gula darahnya tidak hanya naik sesaat, tetapi kronis,” katanya.
Secara medis, diabetes ditegakkan bila gula darah puasa mencapai ≥126 mg/dL, atau gula darah sewaktu ≥200 mg/dL disertai gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, mudah lapar, dan berat badan menurun.
Sementara itu, gula darah puasa di kisaran 100–125 mg/dL masih termasuk prediabetes, kondisi yang masih bisa dikendalikan sebelum berkembang menjadi diabetes.
Apakah gula darah tinggi bisa turun atau kembali normal?
Adhiartha menegaskan, gula darah tinggi pada orang yang belum diabetes masih sangat mungkin turun, bahkan kembali normal.
“Kalau bukan diabetes, gula darah tinggi itu bisa turun dan balik normal, tergantung penyebabnya,” ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa gula darah yang sangat tinggi tetap harus ditangani karena dapat merusak organ lain seperti ginjal, jantung, dan pembuluh darah, meskipun belum masuk kategori diabetes.
Gaya hidup jadi kunci pengendalian
Menurut Adhiartha, perubahan gaya hidup berperan besar dalam menurunkan gula darah dan mencegah diabetes.
Penurunan berat badan 5–7 persen, olahraga teratur seperti jalan kaki 30 menit lima kali seminggu, tidur cukup, mengelola stres, serta membatasi gula dan karbohidrat sederhana terbukti membantu menurunkan risiko diabetes secara signifikan.
“Diabetes itu bukan soal jenis makanan, tapi jumlah yang dikonsumsi,” kata dia.
Pemahaman ini penting agar masyarakat tidak langsung panik saat gula darah naik, tetapi juga tidak mengabaikan kondisi yang memerlukan pemeriksaan dan penanganan sejak dini.
Tag: #gula #darah #tinggi #bisa #turun #normal #lagi #kata #dokter