Kenali Gejala RSV, Bisa Sebabkan Bronkiolitis dan Pneumonia pada Bayi
- Infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) bukan sekadar flu biasa pada bayi. Virus ini dapat menyebabkan dua kondisi serius, yaitu bronkiolitis dan pneumonia, yang sama-sama mengganggu pernapasan dan berpotensi menurunkan kadar oksigen pada tubuh bayi.
Menurut dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, SpOG., IBCLC., bronkiolitis terjadi ketika RSV menginfeksi saluran napas bagian bawah, memicu pembengkakan dan penumpukan lendir yang membuat bayi tampak kesulitan bernapas.
“RSV isa menyebabkan bronkiolitis sama pneumonia. Ada radang, lendir, dan itu bikin sesak napas serta mengi,” ujarnya dalam acara Sahabat Peduli Journalist Club Edisi 2 dari Pfizer Indonesia bertajuk “RSV: Risiko dan Perlindungan untuk Bayi Melalui Imunisasi Ibu Hamil”, di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Gejala RSV yang perlu diwaspadai
Virus RSV paling sering memicu bronkiolitis. Kondisi ini biasanya diawali dengan gejala mirip flu, yaitu demam, pilek, dan batuk ringan, tetapi dapat berkembang menjadi sesak ketika peradangannya meningkat.
“Bronkiolitis inilah yang disebabkan oleh RSV. Letaknya di saluran napas. Ada bronkus, lalu ada cabangnya yaitu bronkiolus. Itu bagian yang kena infeksinya,” jelas dr. Nisa.
Saat peradangan makin berat, bayi mulai bernapas lebih cepat dan mengeluarkan bunyi mengi karena udara sulit melewati saluran napas yang sempit.
“Ada demam, ada sesak napas, dan kadang terdengar mengik karena infeksinya di saluran napas kecil,” kata dr. Nisa.
Sementara itu, pneumonia tidak selalu disebabkan RSV sehingga gejalanya lebih bervariasi.
“Kalau pneumonia itu penyebabnya macam-macam. Bisa virus, bisa bakteri, bisa jamur. Contoh, kalau virus kan biasanya demamnya langsung tinggi tapi singkat. Tapi kalau bakteri demamnya mungkin enggak sampai 40,” tambahnya.
Dengan demikian, untuk membedakan pneumonia dibutuhkan pemeriksaan tambahan berupa analisa sekresi.
Dampaknya pada pernapasan dan kadar oksigen
Baik bronkiolitis maupun pneumonia dapat menyebabkan penurunan saturasi oksigen pada bayi. Hal ini terjadi karena paru-paru tidak mampu menyalurkan oksigen secara optimal ke seluruh tubuh.
Pada bronkiolitis, hambatan terjadi di saluran napas kecil akibat pembengkakan dan lendir. Sementara pada pneumonia, gangguan muncul karena peradangan pada jaringan paru yang seharusnya berfungsi menukar oksigen.
Keduanya sama-sama dapat menyebabkan hipoksia atau kekurangan oksigen.
“Kalau saturasi turun, berarti sebenarnya tidak hanya oksigen pada paru yang kurang, tapi pada jaringan juga sudah kurang. Kalau pada jaringan, termasuk jaringan otak, bisa bahaya,” ungkap dr. Nisa.
Kapan bayi harus dibawa ke rumah sakit?
Orang tua perlu segera mencari pertolongan medis apabila bayi menunjukkan tanda-tanda kesulitan bernapas, seperti napas cepat, ada tarikan dinding dada, atau bunyi mengi yang muncul setiap kali bayi bernapas.
Kondisi tersebut menunjukkan adanya hambatan di saluran napas yang tidak boleh dibiarkan.
Tanda bahaya lain yaitu bayi tidak mau menyusu, atau saturasi oksigen mulai turun. Dalam kondisi tersebut, pemeriksaan ke fasilitas medis segera diperlukan.
“Kalau sudah mulai ada mengi, napas makin cepat, atau saturasi drop, sebaiknya langsung dibawa periksa,” katanya.
Tag: #kenali #gejala #bisa #sebabkan #bronkiolitis #pneumonia #pada #bayi