5 Pemicu Insomnia yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?
Ilustrasi seorang perempuan mengalami insomnia. (Freepik)
19:32
17 November 2025

5 Pemicu Insomnia yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?

- Insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan seseorang tidak dapat tertidur nyenyak atau tidak bisa tidur sama sekali. Gangguan tidur ini biasanya disebabkan karena beragam faktor, mulai dari kebiasaan tidur yang buruk, hingga kondisi psikologis tertentu.

Meski gangguan tidur terkesan sepele, dampak yang ditimbulkan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Kekurangan tidur dapat membuat seseorang sulit untuk berkonsentrasi, suasana hati yang mudah berubah, hingga dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius.

Jika mengalami hal ini, Kamu perlu segera mengatasinya. Langkah awal yang dapat diambil adalah dengan mengidentifikasi penyebab dari gangguan tidur yang dialami. Artikel kali ini akan membahas mengenai lima faktor utama penyebab insomnia sehingga Kamu dapat segera mengatasinya, serta jangan lupa untuk konsultasikan lebih lanjut kepada ahlinya.

Overthinking

Overthinking menjadi salah satu penyebab insomnia yang paling sering dialami oleh banyak orang tanpa disadari.

Ketika terlalu banyak memikirkan berbagai hal, mulai dari kekhawatiran tentang masa depan, penyesalan masa lalu, hingga skenario yang bahkan belum tentu terjadi, membuat otak menjadi sangat sulit untuk beristirahat.

Kondisi ini membuat pikiran terus aktif meski tubuh sudah lelah dan membutuhkan waktu untuk tidur.

Gangguan tidur akibat overthinking ini dapat membuat seseorang lebih mudah merasa cemas, sulit untuk berkonsentrasi, hingga mengalami perubahan suasana hati yang drastis.

Stres yang Tidak Dikelola dengan Baik

Ketika seseorang menghadapi tekanan dari pekerjaan, tuntutan akademik, hingga masalah keluarga, tubuh bereaksi dengan meningkatkan kadar hormon stres seperti kortisol.

Meningkatnya hormon ini membuat tubuh dan pikiran berada dalam keadaan waspada, meskipun sebenarnya sudah saatnya untuk beristirahat.

Tekanan yang menumpuk dan tidak tersalurkan dengan baik, dapat membuat otak terus memikirkan banyak hal secara berulang. Mulai dari kekhawatiran yang belum terselesaikan, target yang belum tercapai, hingga rasa takut terhadap sesuatu yang mungkin terjadi di masa depan.

Akibatnya, otak menjadi terlalu aktif dan sulit untuk memasuki fase relaksasi yang diperlukan sebelum tidur. Meskipun tubuh sudah sangat lelah, pikiran yang penuh tekanan tetap menghambat proses untuk tertidur.

Gangguan tidur akibat stres yang tidak terkelola ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental secara serius jika dibiarkan, seperti menurunnya sistem kekebalan tubuh, munculnya kecemasan berlebih, hingga burnout.

Pola Tidur yang Buruk

Tubuh memiliki jam biologis internal yang disebut ritme sirkadian. Ritme sirkadian ini dapat mengatur pola tidur, kewaspadaan, hingga pelepasan hormon.

Ketika seseorang terbiasa tidur terlalu larut malam, sering begadang, atau memiliki jadwal tidur yang tidak konsisten setiap harinya, tubuh akan mengalami gangguan pada ritme sirkadian. Ketika jam biologis tersebut terganggu, tubuh menjadi sulit untuk memasuki fase tidur alami meskipun rasa lelah sudah muncul.

Kebiasaan tidur yang tidak teratur juga sering dipengaruhi oleh aktivitas sebelum tidur, seperti terlalu lama menggunakan gadget di malam hari yang memaparkan cahaya biru, menonton film hingga larut, atau mengonsumsi makanan berat di jam yang seharusnya digunakan untuk beristirahat.

Hal-hal tersebut membuat otak tetap aktif dan kesulitan untuk beralih ke mode relaksasi. Meskipun tubuh sudah merasa lelah, stimulasi dari cahaya layar maupun aktivitas yang memicu adrenalin dapat menunda proses terjadinya rasa kantuk.

Konsumsi Kafein dan Stimulan

Mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, cokelat, minuman energi, atau bahkan soda, terutama pada waktu sore hingga malam hari, dapat meningkatkan aktivitas sistem pada saraf.

Kafein bekerja dengan menghambat adenosin yang merupakan zat kimia dalam tubuh yang bertugas memberikan sinyal rasa kantuk. Hal ini menyebabkan tubuh tetap berada dalam kondisi terjaga meski di jam istirahat sekalipun.

Kondisi ini sering diperparah ketika seseorang mengonsumsi kafein untuk mengatasi rasa lelah akibat kurang tidur sebelumnya.

Kebiasaan ini menciptakan siklus yang tidak sehat, di mana tubuh terus bergantung pada stimulan untuk tetap terjaga, namun pada akhirnya kesulitan untuk tidur secara alami.

Jika berlangsung dalam jangka panjang, hal ini dapat meningkatnya kecemasan, gangguan pencernaan, hingga rasa lelah yang berkepanjangan.

Gangguan Psikologis Tertentu

Kecemasan, depresi, hingga gangguan stres pascatrauma (PTSD) dapat memengaruhi cara kerja otak dalam mengatur emosi dan respons tubuh terhadap stres.

Ketika seseorang mengalami gangguan psikologis tertentu, sistem saraf menjadi lebih sensitif, sehingga dapat menyebabkan tubuh tetap berada dalam keadaan tegang meskipun waktunya untuk beristirahat.

Perubahan suasana hati yang tidak stabil, rasa cemas berlebihan, atau pikiran yang terus berputar juga dapat menghambat tubuh untuk beristirahat.

Kondisi ini dapat mengganggu, bahkan memperburuk kualitas tidur. Hal ini disebabkan karena meski seseorang akhirnya dapat tertidur, tidur tersebut biasanya tidak nyenyak dan mudah terdistraksi. Akibatnya, tubuh tidak mendapatkan istirahat yang optimal dan tetap merasa lelah ketika bangun.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menemui dukungan profesional, seperti psikolog atau psikiater, supaya dapat membantu menemukan strategi yang tepat agar tubuh dan pikiran kembali mampu beristirahat dengan lebih baik.

Editor: Edy Pramana

Tag:  #pemicu #insomnia #yang #harus #diwaspadai #saja

KOMENTAR