Apa Itu Stroke Ringan yang Mengganggu Fungsi Kognitif? Ini Penjelasan Dokter Saraf
Cerita pasien tentang gejala awal stroke.(Freepik)
09:12
31 Oktober 2025

Apa Itu Stroke Ringan yang Mengganggu Fungsi Kognitif? Ini Penjelasan Dokter Saraf

Kabar tentang psikolog anak sekaligus tokoh pendidikan Indonesia, Seto Mulyadi atau Kak Seto, yang terdiagnosa stroke ringan baru-baru ini menyita perhatian publik.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Kak Seto menulis bahwa dirinya mengalami gejala seperti pusing dan linglung, sebelum akhirnya dinyatakan mengalami mild stroke atau stroke ringan yang menyerang fungsi kognitif, bukan motorik.

Menurut dr. Taufik Mesiano, Sp.S (K), dokter spesialis saraf, stroke ringan dikenal secara medis sebagai transient ischemic attack (TIA).

"TIA adalah serangan stroke juga, hanya sumbatan yang terjadi pada pembuluh darah lepas kembali biasanya kurang dari 3 jam sudah kembali normal gejalanya," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/10/2025).

Beda stroke ringan dan stroke berat

Meski disebut “ringan”, dr. Taufik menegaskan bahwa TIA tetap merupakan pertanda adanya gangguan di pembuluh darah otak.

“Kalau tidak ditangani, besar kemungkinan pasien akan mengalami stroke berat di kemudian hari,” ungkapnya.

Pada stroke berat, sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak menimbulkan kerusakan jaringan otak permanen yang dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan bicara, hingga kehilangan kesadaran.

Sementara pada TIA, gejalanya bisa hilang dalam waktu singkat karena aliran darah kembali normal, namun hal ini justru bisa membuat pasien merasa baik-baik saja dan menunda pemeriksaan medis.

Kak Seto mengalami stroke ringanInstagram @kaksetosahabatanak Kak Seto mengalami stroke ringan

Ketika stroke menyerang fungsi kognitif

Tak semua stroke menyebabkan tubuh lumpuh.

Menurut dr. Taufik, tergantung bagian otak yang terkena, stroke juga bisa menyerang area yang mengatur fungsi kognitif, seperti memori, atensi, dan kemampuan mengenali objek.

“Kalau mengenai fungsi kognitif, gejala yang muncul bisa berupa tiba-tiba lupa, bengong, atau linglung seperti kehilangan fokus,” katanya.

Selain itu, jika area penglihatan yang terdampak, pasien bisa tidak mengenali objek yang dilihat atau mengalami pandangan ganda.

Gejala seperti ini kerap disalahartikan sebagai kelelahan atau stres, padahal bisa menjadi tanda awal sumbatan pembuluh darah di otak.

Faktor risiko stroke ringan

Faktor pemicu TIA umumnya sama dengan stroke berat.

“Yang paling utama adalah hipertensi yang tidak terkontrol, penyakit jantung seperti atrial fibrilasi atau gangguan katup jantung, diabetes mellitus, merokok, dan dislipidemia,” papar dr. Taufik.

Selain itu, kondisi kekentalan darah (hypercoagulability) juga bisa memicu TIA.

“Ketidakseimbangan komponen darah membuat aliran menjadi lambat dan akhirnya membentuk gumpalan yang dapat menyumbat pembuluh darah di otak,” jelasnya.

Pencegahan stroke ringan

Menurut dr. Taufik, pencegahan terbaik adalah dengan mengontrol faktor risiko yang ada dan menerapkan pola hidup sehat secara fisik maupun mental.

“Kalau ada faktor risiko seperti tekanan darah tinggi atau diabetes, segera diobati dan dikontrol sampai mendekati normal,” ujarnya.

Pemeriksaan kesehatan rutin juga penting agar gangguan bisa terdeteksi lebih dini sebelum menimbulkan gejala serius.

Selain itu, menjaga berat badan ideal, rutin berolahraga, istirahat cukup, dan mengelola stres dapat membantu menjaga kesehatan pembuluh darah otak.

Stroke ringan mungkin terlihat tak berbahaya karena gejalanya cepat hilang, namun kondisi ini tidak boleh diabaikan.

“Kalau sudah pernah mengalami TIA, itu artinya pembuluh darah otak sudah mulai bermasalah. Segera periksakan diri ke dokter agar tidak berlanjut menjadi stroke berat,” tegas dr. Taufik.

Tag:  #stroke #ringan #yang #mengganggu #fungsi #kognitif #penjelasan #dokter #saraf

KOMENTAR