Mengenal Alien Hand Syndrome: Mengapa Tangan Bisa Bergerak Sendiri dan Apa Kaitannya dengan Kerusakan Otak?
Ilustrasi dua tangan (Dok. Freepik)
15:11
11 Oktober 2025

Mengenal Alien Hand Syndrome: Mengapa Tangan Bisa Bergerak Sendiri dan Apa Kaitannya dengan Kerusakan Otak?

- Bayangkan tangan Anda tiba-tiba bergerak sendiri, memegang benda tanpa perintah, bahkan menolak perintah Anda sendiri. Fenomena aneh ini bukan bagian dari film fiksi ilmiah, melainkan kenyataan medis yang dikenal sebagai Alien Hand Syndrome (AHS). Meski sangat langka, sindrom ini menandakan adanya gangguan serius pada otak yang dapat mengubah cara seseorang berinteraksi dengan tubuhnya sendiri.

Melansir dari Medical News Today, Alien Hand Syndrome (AHS) adalah gangguan neurologis langka yang menyebabkan satu anggota tubuh (biasanya tangan, kadang juga kaki) bergerak secara tidak terkendali. Gerakan itu tampak seperti memiliki kehendak sendiri, seolah anggota tubuh hidup terpisah dari kesadaran pemiliknya. Kondisi ini sering kali menjadi tanda adanya penyakit saraf berat, seperti stroke atau gangguan neurodegeneratif.

Pada sebagian besar kasus, AHS terkait erat dengan penyakit Parkinson jenis corticobasal syndrome (CBS). Sekitar 30% penderita CBS dilaporkan mengalami sindrom ini. Para peneliti menemukan bahwa AHS dapat terjadi pada tiga wilayah utama otak, yaitu frontal, callosal, dan posterior.

Jika gangguan terjadi pada area frontal, penderita biasanya mengalami refleks menggenggam atau meraba secara spontan. Mereka menyadari tangan itu milik mereka, tetapi tidak mampu mengendalikan gerakannya. Bila bagian corpus callosum (penghubung antara belahan otak kanan dan kiri) terpengaruh, penderita mungkin mengalami agnostic dyspraxia, di mana satu tangan gagal merespons perintah, sementara tangan lain justru melakukan tindakan. Pada gangguan di wilayah posterior, otak bahkan bisa gagal mengenali anggota tubuhnya sendiri.

Ada pula kasus langka yang disebut mixed alien hand syndrome, di mana dua varian AHS terjadi bersamaan. Penderitanya mengalami gerakan tangan yang tidak terkoordinasi, menggenggam tanpa kendali, dan kesulitan menggunakan satu tangan karena tangan lain ikut bergerak secara otomatis.

Penyebab dan Faktor Risiko

Para ahli masih belum sepenuhnya memahami bagaimana otak dapat “keliru” membedakan antara kehendak dan tindakan. Namun, sejumlah kondisi medis diketahui berperan besar dalam memicu sindrom ini.

Penyebab paling umum adalah stroke, baik iskemik maupun hemoragik. Pada stroke iskemik, gumpalan darah menyumbat pembuluh di otak sehingga sel otak kekurangan oksigen dan mulai mati dalam hitungan menit. Sementara itu, stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah pecah dan menyebabkan pendarahan di otak. Kedua kondisi ini dapat merusak area otak yang mengatur gerakan tubuh dan kesadaran diri.

Selain stroke, penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson dan Alzheimer juga sering dikaitkan dengan AHS. Penyakit-penyakit ini mengganggu fungsi dasar tubuh seperti gerakan, keseimbangan, hingga pernapasan.

Penyebab lain meliputi tumor garis tengah otak, yang dapat menekan saraf penting dan menyebabkan kelemahan tubuh, penglihatan ganda, hingga kehilangan keseimbangan. Aneurisma otak (pelebaran abnormal pada pembuluh darah otak) juga bisa memicu AHS, terutama jika menyebabkan perdarahan atau kerusakan jaringan saraf.

Selain itu, cedera kepala berat yang merusak corpus callosum juga dapat menyebabkan sindrom tangan asing, karena bagian otak ini berperan penting dalam koordinasi antara sisi kanan dan kiri tubuh.

Gejala dan Proses Diagnosis

Gejala utama Alien Hand Syndrome adalah gerakan anggota tubuh yang tampak disengaja tetapi sebenarnya tidak dikendalikan oleh si penderita. Biasanya, sindrom ini memengaruhi tangan kiri, meski pada beberapa kasus juga dapat terjadi pada kaki. Penderita sering merasa kehilangan kendali dan kepemilikan atas anggota tubuhnya sendiri, seolah tangan "bukan milik mereka."

Gejala dapat berkembang secara perlahan, namun pada kasus akibat stroke, kemunculannya bisa mendadak. Dalam kondisi yang parah, penderita bahkan dapat mengalami konflik antara kedua tangannya, misalnya satu tangan berusaha menutup kancing baju, sementara tangan lainnya justru membuka kembali.

Tidak ada kriteria diagnostik resmi untuk AHS. Dokter biasanya menegakkan diagnosis berdasarkan pengamatan klinis terhadap gejala yang khas. Pemeriksaan pencitraan otak seperti MRI atau CT scan dapat membantu mengidentifikasi bagian otak yang terdampak. Diagnosis akan ditegakkan jika gerakan yang tidak terkendali tidak sesuai dengan pola gangguan gerak lainnya seperti epilepsi atau tremor Parkinson.

Penanganan dan Harapan Hidup

Hingga kini, belum ada pengobatan pasti yang dapat menyembuhkan Alien Hand Syndrome. Peneliti menghadapi kesulitan dalam melakukan studi berskala besar karena kelangkaan kasusnya. Namun, beberapa laporan menunjukkan bahwa terapi fisik dan latihan tertentu dapat membantu mengurangi gejala.

Salah satu latihan yang cukup efektif adalah aktivitas bimanual, yaitu menggunakan kedua tangan secara bersamaan dalam satu tugas. Aktivitas ini diyakini membantu melatih otak untuk mengembalikan koordinasi antara tangan dan kesadaran motorik. Latihan lain yang melibatkan warna juga terbukti membantu, karena warna dapat menarik perhatian penderita pada sisi tubuh yang terpengaruh.

Dalam beberapa kasus, latihan sederhana seperti membiarkan tangan "asing" menangkap benda dapat membantu meningkatkan kendali motorik secara bertahap. Meski hasilnya tidak permanen, terapi semacam ini dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Karena AHS biasanya merupakan gejala dari gangguan saraf yang lebih serius, penderita perlu mendapatkan penanganan medis menyeluruh. Dokter mungkin akan fokus pada pengelolaan penyakit penyebab, seperti mengontrol Parkinson atau mencegah stroke berulang.

Meskipun tidak ada obat yang menyembuhkan sepenuhnya, banyak pasien dapat belajar mengadaptasi diri dan mengurangi dampak sindrom ini melalui latihan berulang dan dukungan terapi.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #mengenal #alien #hand #syndrome #mengapa #tangan #bisa #bergerak #sendiri #kaitannya #dengan #kerusakan #otak

KOMENTAR