Nyeri Dada Kronis Bisa Jadi Angina Refrakter, Ini Gejalanya
Ilustrasi pasien penyakit jantung. Nyeri dada berulang selama lebih dari tiga bulan bisa menjadi tanda angina refrakter, gejala penyakit jantung kronis yang membutuhkan penanganan khusus seperti terapi ECP.(Freepik)
14:06
3 Juli 2025

Nyeri Dada Kronis Bisa Jadi Angina Refrakter, Ini Gejalanya

Nyeri dada yang muncul berulang kali selama lebih dari tiga bulan bisa menjadi tanda kondisi jantung serius bernama angina refrakter.

Gejala ini sering kali dianggap sepele, padahal bisa mengindikasikan gangguan aliran darah ke otot jantung yang tidak lagi responsif terhadap obat, ring, atau bypass. 

“Kalau sudah diberi obat, pasang ring, atau bypass tapi tetap nyeri dada selama tiga bulan, itu disebut angina refrakter,” kata dr. Ade Meidian Ambari, Sp.JP, Subsp. PRKV(K), PhD, dalam talkshow Instagram Kementerian Kesehatan RI, Senin (30/6/2025).

Ini adalah kondisi nyeri dada kronis yang muncul terus-menerus meski pasien telah menjalani terapi medis secara maksimal. Berikut penjelasannya.

Gejala angina refrakter yang perlu diwaspadai

Nyeri dada pada angina refrakter biasanya muncul saat beraktivitas ringan dan mereda setelah istirahat.

Namun, seiring waktu, gejala ini bisa bertahan bahkan saat tubuh tidak melakukan aktivitas berat.

Berikut ini gejala khas angina refrakter:

  • Nyeri seperti ditekan beban berat di tengah dada
  • Menjalar ke lengan kiri, punggung, atau ulu hati
  • Disertai keringat dingin
  • Terjadi berulang kali selama tiga bulan atau lebih

Keluhan ini kerap disalahartikan sebagai masalah lambung atau masuk angin. Padahal, jika dibiarkan, kondisi tersebut dapat berkembang menjadi serangan jantung.

Kapan nyeri dada perlu diwaspadai?

Jika nyeri dada muncul meski hanya setelah naik satu lantai tangga, hal ini sudah cukup untuk menjadi alasan pemeriksaan medis.

Pemeriksaan jantung disarankan sejak usia 40 tahun, apalagi jika memiliki faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes, atau kebiasaan merokok.

Menurut Ade, pasien termuda yang ia tangani mengalami serangan jantung pada usia 24 tahun. Pasien tersebut diketahui merokok tiga bungkus sehari sejak usia remaja.

Penanganan untuk angina refrakter

Bagi pasien yang tidak bisa menjalani prosedur ring atau bypass, terapi non-bedah seperti External Counterpulsation (ECP) bisa menjadi pilihan.

Prosedur ini dilakukan dengan memasang manset di kaki yang memompa darah ke arah jantung secara teratur sesuai ritme jantung.

“Efeknya seperti olahraga, tapi pasif,” ujar Ade.

Terapi ini dijalankan selama 35 sesi, masing-masing berdurasi satu jam, selama sekitar tujuh minggu.

Sebelum menjalani ECP, pasien harus menjalani evaluasi jantung dan pembuluh darah untuk memastikan tidak ada kontraindikasi.

Mengenali gejala sejak awal dan segera memeriksakan diri ke dokter sangat penting agar penanganan bisa dilakukan sebelum kondisi bertambah parah.

Tag:  #nyeri #dada #kronis #bisa #jadi #angina #refrakter #gejalanya

KOMENTAR