Orang Tua Harus Tahu, Cegah Stunting Bisa Dimulai dari Air yang Bersih Saat Dikonsumsi
Ilustrasi stunting. (JawaPos)
12:54
29 April 2025

Orang Tua Harus Tahu, Cegah Stunting Bisa Dimulai dari Air yang Bersih Saat Dikonsumsi

- Prevalensi angka stunting di Indonesia bisa dibilang masih tinggi. Saking tingginya, stunting masih menjadi pekerjaan terbesar pemerintah dalam upaya penanggulangannya.

Stunting sendiri masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia. Stunting tidak hanya mempengaruhi kondisi fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kinerja jangka panjang karena perkembangan otak yang tidak optimal.

Mengutip laman resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), angka stunting di Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024 lalu. Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) terakhir yang datanya dirilis pada 2023, prevalensi stunting nasional masih sebesar 21,5 persen.

Pencegahan stunting sendiri melibatkan berbagai upaya, seperti nutrisi ibu hamil yang seimbang, ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, edukasi gizi, perhatian khusus pada bayi prematur, dan pemantauan tumbuh kembang anak. 

Meski terkesan rumit, namun ada hal sederhana yang bisa dilakukan para orang tua untuk mencegah stunting pada buah hati kesayangan mereka. Bisa dimulai dari lingkungan sehari-hari, yakni memastikan bahwa anak mengkonsumsi air minum yang bersih dan sehat.

Air minum dan stunting sendiri punya korelasi yang kuat. Air minum yang bersih dan aman dapat membantu mencegah stunting pada anak-anak. 

Air minum yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi pada anak-anak, yang dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit dan menghambat pertumbuhan mereka. Selain tentunya, air konsumsi yang tidak sehat juga merupakan sumber berbagai penyakit.

Selain air bersih, sanitasi yang baik juga penting dalam pencegahan stunting. Sanitasi yang buruk dapat menyebabkan kontaminasi air dan meningkatkan risiko infeksi. 

Namun pemerintah tampaknya tak mampu mengatasi semua hal penyebab stunting itu sendirian. Butuh bantuan dari berbagai pihak, salah satunya, Yayasan Jiva Svastha Nusantara, didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, mengadakan penyuluhan tentang pentingnya kualitas air minum dalam pencegahan stunting pada anak. 

Dengan angka stunting yang masih mencapai 14,4% di Kabupaten Sumedang berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, kebutuhan
akan langkah konkret untuk memperbaiki kualitas hidup anak-anak semakin mendesak. Melalui program "Indonesia Sehat Mulai dari Air Bermutu".

Dukungan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dalam kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Sumedang untuk menurunkan angka stunting sebesar 50% dalam waktu singkat.

"Air yang kita konsumsi sehari-hari sangat menentukan derajat kesehatan masyarakat. 58% kejadian diare di masyarakat dapat dikaitkan langsung dengan buruknya kualitas air minum. Terlebih jika ibu hamil atau menyusui mengonsumsi air yang tidak berkualitas, risikonya bisa
berdampak pada tumbuh kembang balita mereka," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang, Dr. dr. H. Aceng Solahudin Ahmad, M.Kes melalui keterangannya.

Menurut dr. Aceng, kesehatan masyarakat sangat ditentukan oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta Lingkungan Bersih Sehat (LBS). Selain itu, penelitian WHO juga menunjukkan bahwa meskipun air telah diolah, sebagian tetap tidak layak konsumsi akibat kontaminasi dari wadah penyimpanan atau tangan yang tidak higienis.

"Itulah mengapa penting bagi masyarakat untuk memastikan air minum yang dikonsumsi memenuhi standar kualitas. Ini adalah hak dasar yang harus kita perjuangkan bersama," katanya.

Dalam sesi penyuluhan, Kepala Seksi Kesehatan Lingkungan, Keselamatan Kerja, dan Olahraga, Rahmat Hendra juga menyoroti perlunya kehati-hatian saat membeli air minum isi ulang.

"Kontaminasi bakteri E.coli tidak boleh ada sama sekali dalam air minum. Masyarakat harus lebih kritis dan berani bertanya ke depot air mengenai hasil uji laboratorium mikrobiologi mereka," tegas Rahmat.

Ia menjelaskan bahwa sesuai regulasi pemerintah, depot air minum isi ulang wajib melakukan uji mikrobiologi setiap bulan dan uji kimia setidaknya setiap enam bulan. Menurutnya, meminta hasil uji lab bukan hanya hak, tapi bagian dari upaya melindungi keluarga dari risiko penyakit
yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Jiva Svastha Nusantara, Felicia Annelinde, mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan wadah air. Ia mengungkapkan bahwa banyak
keluarga masih menggunakan galon isi ulang yang tidak dibersihkan secara optimal, meningkatkan risiko kontaminasi.

"Penting bagi pengguna depot air minum isi ulang untuk menggunakan galon tanpa merek karena galon tersebut dapat ditukarkan kembali dengan galon baru milik depot sehingga risiko kontaminasi berulang dari galon lama bisa diminimalkan. Sementara jika menggunakan galon
bermerek, pengguna tidak akan diberikan galon yang baru," kata Felicia.

Editor: Sabik Aji Taufan

Tag:  #orang #harus #tahu #cegah #stunting #bisa #dimulai #dari #yang #bersih #saat #dikonsumsi

KOMENTAR