Curhat Produsen Rokok, Dari CHT Naik Terus sampai Bersaing dengan Produk Alternatif
Direktur PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata ditemui JawaPos.com di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (7/5). (RianAlfianto/JawaPos.com).
06:27
8 Mei 2024

Curhat Produsen Rokok, Dari CHT Naik Terus sampai Bersaing dengan Produk Alternatif

Kondisi pasar Industri Hasil Tembakau (IHT) saat ini semakin menantang. Hal ini dirasakan oleh banyak  produsen rokok salah satunya adalah PT Nojorono Tobacco International atau yang biasa disebut dengan Nojorono Kudus. 

Yang bikin tantangan di salah satu sektor usaha pertanian tertua di Indonesia ini datang tidak hanya dari segi regulasi.    Direktur PT Nojorono Tobacco International, Arief Goenadibrata menjelaskan, kenaikan cukai hingga dinamika pasar turut membuat pelaku industri rokok harus kian putar otak.   Salah satu tantangan yang dihadapi tahun ini adalah adanya kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) yang merupakan langkah penting dalam upaya mengurangi dampak buruk merokok bagi kesehatan masyarakat dan meningkatkan penerimaan negara.  

  Kendati CHT naik terus, Arief memastikan bahwa pihaknya akan mengikuti setiap regulasi yang ada. "Nojorono Kudus selaku pelaku IHT turut mematuhi setiap peraturan yang ditetapkan negara," katanya ditemui JawaPos.com di kawasan Kuningan, Selasa (7/5).   Sebagai informasi, penyesuaian cukai terjadi di setiap kategori rokok secara merata. Hanya saja, kenaikan cukai yang lebih rendah terjadi pada kategori SKT Atau Sigaret Kretek tangan didasarkan pada pertimbangan bahwa SKT masuk dalam sektor padat karya.   Namun demikian, PT Nojorono Tobacco International atau yang disebut dengan Nojorono Kudus berkomitmen terus berusaha menggairahkan industri dengan mengedepankan prinsip berbakti pada negeri.   "Kami optimis bahwa melalui langkah-langkah strategis, perseroan akan tetap dapat berkontribusi memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan tanggung jawab sosial yang selama ini kita pegang teguh,” tambah Arief.  

  Sebagai informasi, Nojorono Kudus merupakan produsen rokok Clasmild dan Minak Djinggo. Arief menegaskan bahwa Nojorono Kudus akan terus berinovasi pada produk-produk yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan berkontribusi dalam perekonomian nasional.   Selain CHT, tantangan lain yang dihadapi oleh pelaku industri tembakau adalah persaingan dengan produk alternatif semisal rokok elektrik atau biasa disebut dengan vape. Selain itu, pedagang tembakau curah dan penjualan produk rokok lintingan juga turut menjadi tantangan.   Namun untuk Vape dan tembakau curah, Arief memastikan hal tersebut tidak berdampak signifikan pada Nojorono Kudus yang sudah membuat berbagai jenis rokok sejak puluhan tahun lalu.   "Kalau vape kan lifestyle saja. Tidak akan mempengaruhi tembakau konvensional, beda pasar. Sementara kalau tingwe, ya memang mempengaruhi, tapi tidak banyak," tandas Arief.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #curhat #produsen #rokok #dari #naik #terus #sampai #bersaing #dengan #produk #alternatif

KOMENTAR