Investor Wait and See, IHSG Berpotensi Terkoreksi Pekan ini
layar yang menunjukkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Miftahul Hayat/Jawapos)
19:45
12 Maret 2024

Investor Wait and See, IHSG Berpotensi Terkoreksi Pekan ini

- Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) menunjukkan perlambatan. The Federal Reserve (The Fed) memberikan isyarat penurunan suku bunga acuan tidak lama lagi. Dengan catatan tren inflasi mengarah ke 2 persen.

Angka pengangguran AS Februari sebesar 3,9 persen. Naik dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya. Jumlah pengangguran bertambah 334 ribu orang menjadi 6,5 juta orang. Padahal, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat, korporasi telah menambah 275 ribu lowongan kerja.

“Hal ini meningkatkan potensi penurunan suku bunga oleh The Fed pada Juni. Pasar juga merespons positif pernyataan Chairman The Fed (Jerome Powell) di depan Komite Perbankan Senat yang mengisyaratkan bahwa penurunan suku bunga mungkin tidak akan terlalu lama jika inflasi bergerak berkelanjutan menuju 2 persen,” kata analis pasar modal Hans Kwee kepada Jawa Pos, kemarin.

Pekan ini, lanjut dia, pelaku pasar tengah menunggu data indeks harga konsumen (IHK) AS pada Februari. Perkiraannya, bakal melanjutkan penurunan. Terutama pada inflasi inti.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, IHK AS pada Januari 2024 sebesar 3,1 persen. Realisasi inflasi pada awal tahun itu menurun jika dibandingkan Desember 2023 di level 3,4 persen. Hanya saja, memang lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 2,9 persen.

Dari dalam negeri, Hans memperkirakan, Bank Indonesia (BI) bisa jadi lebih cepat menurunkan suku bunga acuannya. Tentu dengan indikator bila inflasi tetap rendah, nilai tukar rupiah stabil cenderung menguat, dan perekonomian Indonesia tetap kuat. Hanya saja, saat ini investor domestik cenderung berada pada mode wait and see karena belum menentunya agenda ekonomi pasca pemilihan presiden.

“Faktor global akan lebih menentukan arah IHSG (indeks harga saham gabungan). Pekan ini berpeluang melemah dengan support di level 7.334 sampai 7.238 dan resistance di 7.416 hingga 7.450,” ujar dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad menyatakan, data perdagangan saham periode 4-8 Maret 2024 ditutup bervariasi. Pada penutupan perdagangan Jumat (8/3), IHSG kembali memecahkan rekor all time high ditutup di posisi 7.381,907. Meningkat 0,11 persen dari rekor sebelumnya 7.373,964 pada perdagangan Kamis (7/3).

“Sedangkan jika dibandingkan dengan pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0,96 persen dari posisi 7.311,907,” ucap Kautsar.

Kapitalisasi pasar bursa turut mengalami kenaikan 0,98 persen menjadi Rp 11.818 triliun. “Di (perdagangan) Kamis juga kapitalisasi pasar BEI juga sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarahnya dengan mencapai Rp 11.821 triliun dari rekor sebelumnya sebesar Rp11.810 triliun pada 4 Januari lalu,” imbuhnya.

Meski demikian, rata-rata volume transaksi harian saham menurun 4,17 persen secara mingguan menjadi 19,65 miliar lembar. Rata-rata nilai transaksi harian saham juga ikut merosot 6,37 persen week-to-week (WtW) dari Rp 11,19 triliun menjadi Rp 10,47 triliun. Investor asing pada akhir perdagangan pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih Rp 1,24 triliun. Dengan begitu sepanjang 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 18,71 triliun.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #investor #wait #ihsg #berpotensi #terkoreksi #pekan

KOMENTAR