LPS Dorong Perempuan Melek Keuangan
Sebagai bendahara keluarga, perempuan harus pandai mengelola keuangan demi masa depan anggota keluarga. Untuk memberikan edukasi kepada kaum perempuan, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menggelar Festival Literasi Cakap Keuangan bertajuk Perempuan Melek Keuangan di Studio Jawa Pos TV, Surabaya, pada Jumat (8/3).
Talk Show tersebut dihadiri oleh para perempuan yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Surabaya dan Ikatan Perempuan Indonesia Peduli (IPIP). Peserta menyimak obrolan seru bersama narasumber yang kompeten. Di antaranya, Wakil Ketua Dewan Komisioner LPS Lana Soelistianingsih, Ketua PKK Jatim 2019–2024 Arumi Bachsin, serta womenpreneur Surabaya Asrilia Kurniati.
Acara tersebut penting karena perempuan sering mengambil peran’’menteri keuangan’’ yang bertugas sebagai bendahara di dalam keluarga. Tapi sayangnya dalam melakukan pengelolaan keuangan keluarga, masih banyak perempuan khususnya di daerah yang menyimpan uangnya di rumah. Padahal, langkah tersebut kurang aman dan menguntungkan karena menyimpan uang di rumah dapat berisiko hilang maupun rusak.
Perempuan bisa memilih instrumen perbankan yang lebih terjamin untuk menyimpan uangnya. Misalnya, melalui tabungan atau deposito yang lebih menguntungkan dan aman karena dijamin pemerintah melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Kehadiran LPS di sektor keuangan memberikan jaminan dan keyakinan kepada nasabah bahwa menyimpan uang di bank akan aman.
”Mandat kami dari pemerintah melalui undang-undang. Pertama, menjadi penjamin simpanan ketika bank gagal. Kedua, kami melakukan proses resolusi. Artinya, ketika bank dicabuut izin usahanya, kami coba analisis. Kemudian, ikut menjaga stabilitas sistem keuangan,’’ ujar Lana Soelistianingsih dalam talk show di Studio Jawa Pos TV, Surabaya, pada Jumat (8/3).
Bunga maksimal atau tingkat bunga penjaminan LPS saat ini untuk bank umum mata uang rupiah adalah 4,25 persen, dan bank umum mata uang valas ialah 2,25 persen. Sedangkan untuk BPR mata uang rupiah ialah maksimal 6,75 persen. Jika bunga simpanan yang diterima melebihi tingkat bunga penjaminan LPS maka simpanan tidak dijamin baik pokok maupun bunganya.
LPS menjamin simpanan maksimal Rp 2 miliar per nasabah per bank. Semua bank yang beroperasi di wilayah Indonesia baik bank umum, maupun BPR, bank konvensional, dan bank syariah, merupakan peserta penjaminan LPS.
’’Ada tiga kriteria simpanan nasabah yang layak bayar atau dikenal syarat 3T. Yakni, Tercatat dalam pembukuan bank, Tingkat bunga simpanan tidak melebihi tingkat bunga penjaminan, serta Tidak melakukan tindakan pidana yang merugikan bank,” terangnya.
Guna lebih dekat dalam memberikan layanan edukasi dan sosialisasi kepada Masyarakat, tahun ini LPS membuka kantor perwakilan yang salah satunya berada di Surabaya. kantor perwakilan surabaya memiliki wilayah kerja meliputi Jawa Timur, Bali, NTT, NTB dan Kalimantan.
Ketua PKK Jatim 2019–2024 Arumi Bachsin mengungkapkan, dari bangun tidur sampai tidur lagi, perempuan menjadi decision maker. ”Karena itu, perempuan harus bisa berdaya serta terus menambah ilmu dalam literasi keuangan. Harapannya, cita-cita apa pun bisa diestimasi dari sekarang,” ucap Arumi.
Berdasar pengalaman sebagai ketua PKK, tantangan dalam mengajak ibu-ibu untuk bijak mengatur keuangan terletak pada edukasi. Ternyata, kata Arumi, banyak ibu-ibu yang mendapatkan penghasilan harian dalam bentuk tunai.
’’Ditumpuk sampai lupa sudah banyak. Tidak apa-apa seminggu sekali (disetorkan ke bank, Red). Tapi, tetap percayalah pada bank. Sebab, itu lembaga yang dikelilingi banyak sekali UU dan regulasi. Sehingga insya Allah negara hadir untuk bisa mengamankan uang bapak-ibu sekalian,” jelasnya.
Arumi menambahkan, sekarang ini ada LPS sehingga masyarakat semestinya tidak perlu khawatir. ”Maksimal (yang dijamin) Rp 2 miliar, bagi saya itu sudah sangat lumayan. Kalau sistemnya sudah bagus, fair banget, insya Allah kita aman untuk menggunakan instrumen bank,” tambahnya.
Sementara itu, womenpreneur Surabaya Asrilia mengapresiasi agenda tersebut. Menurut dia, acara itu bagus untuk edukasi keuangan bagi perempuan yang menjadi salah satu tonggak rumah tangga. ”Mengelola keuangan dengan baik itu penting bagi perempuan. Adanya LPS ini bisa jadi membuat perempuan makin melek untuk me-manage keuangan. Dengan talk show ini diharapkan LPS dapat memberikan pendidikan kepada perempuan untuk mengelola keuangan dan menyimpan simpanannya di bank," katanya.
Tatik Efanti , nasabah sebuah BPR di Sidoarjo menceritakan pengalamnnya saat BPR menyimpan tabungannya ditutup. (Foto: Sugeng Deas/ Jawa Pos)
Pernah Bingung sampai Tidak Bisa Tidur
Salah seorang peserta talk show mengaku pernah terbantu oleh LPS. Awalnya, perempuan bernama Tatik Efanti itu mengaku kaget saat tiba-tiba dihubungi salah satu BPR di Sidoarjo yang memberi tahu bangkrut dan akan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia bingung karena cukup banyak tabungan yang disimpan di bank tersebut.
’’Itu dana untuk keperluan pendidikan anak. Saya kumpulkan sedikit demi sedikit dari tahun 1995. Selama itu juga tidak ada masalah di bank tersebut. Jadi, saya bingung sampai tidak bisa tidur,” ungkap Tatik.
Beruntung, tak lama kemudian, perempuan 50 tahun itu menerima kabar bahwa pada 28 Februari lalu tabungannya telah dibayarkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Dia bergegas ke bank pembayar yang ditunjuk LPS untuk pembayaran. Proses pencairannya pun tak lama, kurang dari seminggu. (nof/c6/wir)
Tag: #dorong #perempuan #melek #keuangan