Layanan Transportasi Perintis Digenjot, 309 Trayek Disubsidi pada 2025
Ilustrasi bus DAMRI.(Dok. DAMRI)
15:20
23 Desember 2025

Layanan Transportasi Perintis Digenjot, 309 Trayek Disubsidi pada 2025

— Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus mengoptimalkan layanan transportasi perintis untuk menjangkau wilayah 3TP (Terpencil, Terluar, Tertinggal, dan Perbatasan).

Sepanjang 2025, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kemenhub mencatat sejumlah langkah penguatan layanan, khususnya pada moda darat dan penyeberangan, guna meningkatkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat di daerah yang masih terisolasi.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan menjelaskan, persebaran penduduk yang tidak merata membuat sebagian wilayah sulit terhubung dengan pusat-pusat aktivitas ekonomi.

Armada bus perintis yang parkir di depan Pool Damri, Kota Ambon, MalukuDjoko Setijowarno Armada bus perintis yang parkir di depan Pool Damri, Kota Ambon, Maluku

Kondisi tersebut menuntut kehadiran angkutan umum yang mampu menjangkau daerah terpencil agar aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat setempat tetap berjalan.

“Pemberian Subsidi Angkutan Jalan Perintis merupakan perwujudan kehadiran pemerintah terhadap konektivitas wilayah terisolir dengan memberikan pelayanan angkutan umum yang terjangkau,” kata Aan dalam siaran pers, Selasa (23/12/2025).

Pada 2025, Ditjen Hubdat menganggarkan Rp 160,5 miliar untuk Angkutan Jalan Perintis. Anggaran subsidi angkutan perintis tersebut dialokasikan bagi 309 trayek yang tersebar di 32 provinsi.

Layanan ini ditujukan untuk memastikan masyarakat di wilayah terpencil tetap memiliki akses transportasi darat yang layak dan berkelanjutan.

Selain moda darat, layanan Angkutan Penyeberangan Perintis juga menjadi fokus penguatan. Aan menyebutkan, dalam lima tahun terakhir, rata-rata persentase pertumbuhan lintas perintis mencapai 2,13 persen per tahun.

Sementara itu, persentase pertumbuhan jumlah kapal perintis tercatat 2,45 persen per tahun.
Pertumbuhan ini dipicu kebutuhan pelayanan transportasi bagi daerah-daerah terpencil, tertinggal, terluar, dan perbatasan yang belum memiliki akses memadai.

Kapal perintis, NTT.Dok. Istimewa Kapal perintis, NTT.

“Untuk anggaran per tahunnya rata-rata mengalami kenaikan 4,49 persen. Pada tahun 2025 ini tercatat Rp 469,2 miliar untuk 268 lintas dengan total kapal yang dilayani sebanyak 106 kapal. Sedangkan pada tahun 2024 lalu tercatat realisasi anggarannya sebesar Rp 408,2 miliar,” ujar Aan.

Ditjen Hubdat juga mengalokasikan anggaran untuk sejumlah layanan transportasi lainnya. Angkutan Barang Perintis mendapat alokasi Rp 20,9 miliar untuk sembilan lintasan perintis.

Angkutan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dialokasikan Rp63,9 miliar untuk 33 trayek. Sementara Angkutan Roro Long Distance Ferry (LDF) memperoleh Rp 10,3 miliar untuk satu lintasan, dan Angkutan Perkotaan (Buy The Service/BTS) dialokasikan Rp160,7 miliar untuk enam kota.

Menurut Aan, keseluruhan layanan tersebut menjadi bagian dari prioritas pemerintah dalam memastikan ketersediaan transportasi yang terjangkau dan berkesinambungan, sekaligus memperkuat konektivitas antardaerah.

Di sisi lain, pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai layanan transportasi perintis memiliki peran strategis dalam menghubungkan wilayah 3TP dengan daerah yang lebih maju.

Konektivitas tersebut membuka akses masyarakat terhadap layanan dasar, pendidikan, kesehatan, dan aktivitas ekonomi yang lebih luas.

“Keberadaan angkutan perintis memiliki peran ganda, yaitu menciptakan pemerataan ekonomi dan meningkatkan konektivitas sosial. Layanan ini secara fundamental membuka akses agar wilayah 3TP tidak lagi terisolasi,” papar Djoko.

Djoko juga menyoroti dampak ekonomi yang dihasilkan. Menurutnya, angkutan perintis mendukung UMKM dan perdagangan lokal melalui kemudahan distribusi produk ke pasar yang lebih luas.

Selain itu, sektor pariwisata turut terdorong karena akses wisatawan ke destinasi antarpulau menjadi lebih terbuka.

“Peningkatan mobilitas dan pergerakan orang dapat dicapai dengan beberapa strategi utama. Strategi ini meliputi penyediaan armada kapal yang aman, nyaman, dan sesuai kapasitas, perbaikan kualitas dermaga, terminal, dan fasilitas penumpang untuk mendukung kecepatan dan ketertiban, dan integrasi angkutan penyeberangan dengan transportasi lanjutan lainnya,” tuturnya.

Tag:  #layanan #transportasi #perintis #digenjot #trayek #disubsidi #pada #2025

KOMENTAR