BPS: IKN Nusantara Punya Penduduk Berusia 108 Tahun, Lahir di Penghujung Perang Dunia I
Ibu Kota Nusantara (IKN).(DOK. Kementerian PANRB)
08:44
17 Desember 2025

BPS: IKN Nusantara Punya Penduduk Berusia 108 Tahun, Lahir di Penghujung Perang Dunia I

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta menarik dari hasil Pendataan Penduduk Ibu Kota Nusantara (IKN) 2025.

Di wilayah deliniasi IKN, tercatat seorang perempuan tertua yang kini berusia 108 tahun.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan perempuan tersebut lahir di pengujung Perang Dunia I.

Temuan ini diperoleh langsung dari proses pendataan sensus penduduk yang dilakukan tim BPS di wilayah deliniasi IKN.

“Pada pendataan penduduk IKN 2025, kami bertemu dengan penduduk IKN yang tertua, yaitu berusia 108 tahun. Sebenarnya tadi saya ingin menampilkan foto dan datanya, tetapi kami memperoleh concern dari yang bersangkutan, sehingga tidak bisa menampilkan foto dan datanya,” ujar Amalia saat gelaran Penyerahan Produk Kerja Sama Pendataan Penduduk IKN (PPIKN) di Jakarta Pusat, Selasa (16/12/2025).

Ia menjelaskan, identitas lengkap dan foto penduduk tertua tersebut belum dapat dipublikasikan karena menghormati privasi yang bersangkutan.

Meski demikian, BPS membuka kemungkinan untuk menyampaikan data lebih lanjut apabila telah memperoleh izin.

“Nanti kalau dibutuhkan, setelah kami diizinkan oleh yang bersangkutan, kami bisa menyampaikan siapa beliau. Yang jelas beliau adalah perempuan, dan saat ini usianya sudah 108 tahun,” paparnya.

Berdasarkan hasil pendataan, penduduk tertua IKN itu merupakan seorang perempuan yang lahir di Ujung Pandang, yang kini dikenal sebagai Makassar, Sulawesi Selatan.

Dengan demikian, ia termasuk migran seumur hidup yang saat ini menetap di wilayah IKN Nusantara.

Perempuan tua ini lahir di pengujung Perang Dunia I dan telah melalui berbagai peristiwa besar dalam sejarah Indonesia maupun dunia.

Sepanjang hidupnya, ia menyaksikan langsung Perang Dunia II, Perang Kemerdekaan Indonesia, Proklamasi Kemerdekaan 1945, hingga peristiwa global terbaru seperti pandemi Covid-19.

Lebih jauh, BPS mencatat jumlah penduduk yang tinggal di wilayah deliniasi Ibu Kota Nusantara hingga 2025 mencapai 147.430 jiwa. Jumlah ini setara dengan 43.293 rumah tangga.

Jika dilihat berdasarkan kelompok generasi, dari total sekitar 147.430 jiwa penduduk Ibu Kota Nusantara, mayoritas merupakan generasi Z dan generasi milenial.

Kedua kelompok usia ini secara keseluruhan mencakup lebih dari setengah populasi IKN.

Komposisi tersebut mencerminkan besarnya potensi penduduk usia produktif yang dimiliki IKN untuk menopang pembangunan kota baru yang modern, dinamis, dan berorientasi pada pertumbuhan jangka panjang.

“Komposisi ini menunjukkan bahwa IKN memiliki potensi penduduk produktif yang besar untuk mendukung pembangunan kota baru yang modern dan dinamis,” beber Amalia.

Dari sisi sebaran wilayah, konsentrasi penduduk tertinggi berada di Desa Samboja Kuala, Desa Muara Jawa Ulu, Desa Muara Jawa Pesisir, dan Desa Telemow.

Kepadatan penduduk di wilayah tersebut tercatat lebih dari 400 jiwa per kilometer persegi.

Kawasan itu menjadi pusat aktivitas penduduk dan dinilai dapat menjadi prioritas dalam penyediaan layanan dasar serta pembangunan infrastruktur IKN ke depan.

Lebih jauh, berdasarkan kelompok umur, penduduk IKN pada 2025 didominasi oleh usia produktif antara 15-64 tahun dengan proporsi mencapai 67,91 persen.

Dengan komposisi tersebut, rasio ketergantungan penduduk IKN tercatat sebesar 47,25.

Artinya, setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47-48 penduduk usia non-produktif.

Angka rasio ketergantungan yang berada di bawah 50 ini menunjukkan bahwa IKN berada dalam fase bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan penduduk usia non-produktif.

Dari sisi jenis kelamin, jumlah penduduk laki-laki di IKN tercatat lebih banyak dibandingkan perempuan.

Kondisi ini diduga dipengaruhi oleh masih banyaknya pekerja konstruksi dan pembangunan yang datang ke wilayah IKN.

Untuk indikator fertilitas, total fertility rate (TFR) di IKN pada 2025 tercatat sebesar 2,14.

Angka ini menunjukkan perempuan di IKN selama masa reproduksinya rata-rata melahirkan dua hingga tiga anak, dan sudah mendekati replacement level atau tingkat kelahiran yang dibutuhkan.

Jika dilihat lebih perinci, puncak angka kelahiran tertinggi berada pada kelompok perempuan usia 25-29 tahun, dengan sekitar 126 hingga 127 kelahiran hidup per 1.000 perempuan pada kelompok usia tersebut.

Sementara, dari sisi mortalitas, angka kematian bayi di IKN sebesar 14,16 persen, yang berarti terdapat sekitar 14-15 kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup.

“Sementara itu angka kematian ibu di IKN tercatat sebesar 143, berarti terdapat 143 kematian perempuan pada masa kehamilan, persalinan, atau nifas per 100.000 kelahiran hidup,” katanya.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasant, saat gelaran Penyerahan Produk Kerja Sama Pendataan Penduduk IKN (PPIKN), Selasa (16/12/2025)KOMPAS.com/SUPARJO RAMALAN Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasant, saat gelaran Penyerahan Produk Kerja Sama Pendataan Penduduk IKN (PPIKN), Selasa (16/12/2025)BPS juga mencatat mobilitas penduduk di IKN tergolong tinggi.

Sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan baru, migrasi masuk ke IKN tercatat cukup besar.

Pada 2025, sekitar empat dari sepuluh penduduk IKN merupakan migran seumur hidup, yakni penduduk yang lahir di luar wilayah IKN.

Selain itu, sekitar 6 persen penduduk IKN merupakan migran recent, yaitu penduduk yang lima tahun lalu masih tinggal di luar wilayah IKN dan baru pindah ke kawasan IKN dalam kurun waktu kurang dari lima tahun.

Berdasarkan daerah asal, migran seumur hidup di IKN paling banyak berasal dari Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Sementara itu, migran recent didominasi oleh penduduk dari Kalimantan Timur, disusul Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.

Dari sisi pendidikan, BPS mencatat hampir 7 persen penduduk IKN pada 2025 telah menamatkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Dalam aspek penggunaan bahasa, hampir 20 persen penduduk usia lima tahun ke atas masih menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Untuk kondisi perumahan, mayoritas rumah tangga di IKN tercatat menggunakan atap seng, dengan proporsi mencapai 89,54 persen.

Penggunaan lantai keramik sebesar 46,89 persen, sementara rumah tangga dengan dinding tembok menyentuh 60,34 persen.

Tag:  #nusantara #punya #penduduk #berusia #tahun #lahir #penghujung #perang #dunia

KOMENTAR