Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
Seorang bocah berjalan di desa yang luluh lantak pascabanjir di Desa Bundar, Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Aceh, Selasa (9/12/2025). [ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/mrh/foc]
19:13
11 Desember 2025

Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera

Baca 10 detik
  • KLH/BPLH hentikan sementara Agincourt Resources (UNTR/Astra) imbas dugaan pemicu bencana Tapsel. 

  • UNTR klaim fasilitas tambang emas Martabe tidak terdampak material, operasional dihentikan fokus kemanusiaan. 

  • Penghentian operasi Agincourt Resources berlaku sejak 6 Desember 2025 tanpa dampak signifikan pada aset. 

PT Agincourt Resources, anak usaha PT United Tractors Tbk (UNTR) dari Astra Group, menjadi sorotan tajam setelah Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menghentikan sementara operasionalnya.

Penghentian ini diduga terkait peran tambang emas Martabe milik perusahaan tersebut dalam memicu bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Menanggapi tuduhan tersebut, Corporate Secretary United Tractors, Ari Setiyawan, segera merilis pernyataan resmi melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (11/12/2025), menekankan bahwa fasilitas operasional perusahaan tidak berada di lokasi yang terdampak bencana secara langsung.

Ari Setiyawan menegaskan bahwa meskipun Agincourt Resources (PTAR) beroperasi di Tapanuli Selatan, fasilitas produksi dan operasional utamanya diklaim tidak terdampak secara material oleh bencana alam yang terjadi.

"Salah satu anak usaha Perseroan yaitu, PT Agincourt Resources (PTAR), yang mengoperasikan tambang emas Martabe, memiliki fasilitas produksi maupun operasional yang berada pada kota atau kabupaten yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor yakni di kabupaten Tapanuli Selatan namun fasilitas produksi maupun operasionalnya tidak terdampak secara material," ungkap Ari.

Meskipun membantah dampak langsung pada fasilitas, PTAR telah mengambil langkah strategis dengan menghentikan sementara seluruh kegiatan operasionalnya sejak 6 Desember 2025. Penghentian ini disebut bukan karena kerusakan, melainkan sebagai bentuk komitmen dukungan kemanusiaan.

"PTAR telah memberhentikan sementara operasinya mulai 6 Desember 2025 untuk memungkinkan PTAR fokus untuk dapat memberikan dukungan kemanusiaan dan pada upaya tanggap darurat bencana pada masyarakat di kabupaten Tapanuli Selatan," jelas Ari.

Perusahaan memastikan bahwa penghentian sementara ini tidak berdampak material terhadap karyawan maupun aset produksi. Operasional penuh akan dilanjutkan setelah situasi di Tapanuli Selatan kondusif dan telah berkoordinasi dengan instansi terkait. UNTR juga memastikan bencana alam ini tidak berdampak signifikan terhadap rantai pasok distribusi perseroan.

Editor: Mohammad Fadil Djailani

Tag:  #entitas #usaha #astra #group #buka #suara #usai #tambang #emas #miliknya #picu #bencana #banjir #sumatera

KOMENTAR