GOTO Masuk Fase Baru, Hans Patuwo Dinominasikan Jadi CEO
GoTo mengajukan Hans Patuwo sebagai CEO baru menggantikan Patrick Walujo.(DOK. GOTO)
15:52
25 November 2025

GOTO Masuk Fase Baru, Hans Patuwo Dinominasikan Jadi CEO

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) memasuki fase penting. Perusahaan menominasikan Hans Patuwo sebagai direktur utama sekaligus CEO menggantikan Sugito Walujo yang mengajukan pengunduran diri dan diterima pada Senin (24/11/2025).

Pengunduran diri sejumlah anggota Direksi dan Dewan Komisaris juga disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tongkat kepemimpinan akan dimintakan persetujuannya dalam RUPSLB pada 17 Desember 2025.

Situasi ini menarik perhatian pasar. Pengamat pasar modal, Reydi Octa, menilai GOTO memasuki masa transisi yang memicu volatilitas jangka pendek. Investor disebut menunggu kepastian arah kepemimpinan Hans Patuwo dan perkembangan potensi merger dengan Grab Indonesia.

“Pergantian jajaran Direksi dan Komisaris membuat GOTO berada di fase transisi yang akan menimbulkan volatilitas jangka pendek. Investor akan menunggu kepastian dari kombinasi katalis tersebut yaitu arah kepemimpinan Hans Patuwo sebagai calon CEO baru, juga realisasi potensi merger,” ujar Reydi kepada Kompas.com, Selasa (25/11/2025).

Ia memprediksi pergerakan saham GOTO bersifat spekulatif dan bergerak sideways dalam rentang lebar pada jangka pendek.

Harga saham GOTO tercatat mendatar pada Senin sore. Berdasarkan data Stockbit pukul 15.24 WIB, saham berada di level Rp 65. Pada awal perdagangan saham sempat naik ke Rp 66 sebelum kembali melemah. Sepanjang sesi, harga bergerak dalam rentang Rp 64-Rp 66.

Reydi menilai arah kebijakan CEO baru akan menjadi penentu pada jangka menengah. Ia menyebut kondisi jangka panjang akan lebih stabil karena eksekusi manajemen terlihat jelas dan status merger akan terjawab.

“Jangka panjang lebih realistis karena level spekulatifnya akan lebih rendah dari jangka yang lebih pendek, yaitu arah eksekusi manajemen sudah jelas dan realisasi merger terbukti atau tidak,” paparnya.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai kenaikan harga saham GOTO belakangan ini merupakan respons pasar terhadap dinamika internal. Ia mengatakan investor menunggu hasil RUPSLB untuk melihat struktur baru Direksi, Komisaris, dan jajaran pimpinan.

Menurut Nafan, kepastian arah perusahaan menjadi kunci karena GOTO sedang memperkuat profitabilitas. Ia menyebut tren kerugian GOTO terus menurun.

“Karena memang sejauh ini GOTO kan sudah on the right track, misalnya sejauh ini sudah on the right track, dimana kinerja bottom line memang yang sesungguhnya walaupun masih net loss, tapi setidaknya tingkat tren net loss-nya juga berkurang seperti itu,” ucap Nafan.

Ia menilai konsumsi domestik, permintaan layanan e-commerce, stabilitas ekonomi, dan potensi penurunan suku bunga menjadi faktor pendukung operasional GOTO.

Nominasi Hans Patuwo disebut menjadi momentum penting untuk memperjelas arah transformasi. Pengalaman panjang Hans di ekosistem digital dinilai dapat memperkuat eksekusi operasional dan meningkatkan ketahanan bisnis GOTO.

Tanggal 17 Desember 2025 menjadi momen genting bagi pasar. Investor ingin melihat bagaimana perusahaan menjawab ekspektasi profitabilitas berkelanjutan.

Pendapatan bersih GOTO hingga September 2025 naik 14 persen menjadi Rp 13,30 triliun dari Rp 11,66 triliun. Untuk pertama kalinya perseroan membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan sebesar Rp 62 miliar.

Laba sebelum pajak yang disesuaikan dihitung berdasarkan rugi periode berjalan yang kemudian ditambahkan beban pajak dan bagian kerugian bersih dari Tokopedia. Dengan capaian ini GOTO menaikkan panduan EBITDA disesuaikan 2025 dari Rp 1,4 triliun–Rp 1,6 triliun menjadi Rp 1,8 triliun–Rp 1,9 triliun.

Direktur Utama Grup GOTO Patrick Walujo sebelumnya menyebut capaian tersebut sebagai langkah besar.

“Pada kuartal III-2025, kami mencatatkan tonggak sejarah baru dengan mencapai laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kali sebesar Rp 62 miliar,” kata Patrick.

“Melalui momentum ini, kami menaikkan panduan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan setahun penuh, yang menegaskan kepercayaan terhadap kemampuan kami untuk menciptakan pertumbuhan berkelanjutan dan nilai jangka panjang bagi semua pemangku kepentingan,” paparnya.

Direktur Keuangan Grup GOTO Simon Ho menyebut peningkatan laba dan EBITDA sebagai hasil efisiensi dan disiplin biaya.

“Kami mencapai rekor lain untuk EBITDA Grup yang disesuaikan dan menghasilkan arus kas bebas yang disesuaikan positif, didukung oleh pertumbuhan pendapatan dan manajemen biaya yang disiplin,” ujar Simon.

“Berkat eksekusi yang disiplin dan investasi yang terarah, kami mampu berkembang, melayani lebih banyak pengguna, dan melakukannya dengan lebih efisien,” lanjutnya.

EBITDA Grup yang disesuaikan naik 239 persen menjadi Rp 516 miliar pada kuartal III-2025 dari Rp 152 miliar pada periode sama tahun sebelumnya. Hingga September 2025, EBITDA mencapai Rp 1,34 triliun, berbalik dari negatif Rp 79 miliar pada 2024.

Tag:  #goto #masuk #fase #baru #hans #patuwo #dinominasikan #jadi

KOMENTAR