Zulhas: Program MBG Butuh 82,9 Juta Porsi Protein Per Hari
- Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2026 membutuhkan 82,9 juta porsi protein setiap hari. Angka ini sejalan dengan jumlah penerima manfaat program tersebut.
Ia menjelaskan, kebutuhan pangan itu berlaku untuk semua jenis sumber protein. Misalnya, jika pasokan protein dipenuhi menggunakan telur, maka dibutuhkan 82,9 juta butir telur per hari.
Begitu pula jika menggunakan daging ayam, pemerintah harus menyiapkan 82,9 juta potong ayam setiap hari.
Sejumlah pelajar menyantap makanan yang disediakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Tambakrejo di SD Negeri Tambakrejo, Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (13/11/2025). SPPG yang dikelola oleh Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Purworejo tersebut menerapkan prosedur ketat dan terperinci dalam melaksanakan program makan bergizi gratis (MBG) guna mendukung pembentukan generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas. "Kalau Pak Menteri Kelautan nanti kita pakai ikan, maka kita perlu 82,9 juta potong ikan. Kalau perlu ayam, kita perlu per hari itu 82,9 juta potong ayam, juga buah, sayur, nasi," ujar Zulhas dalam acara Puncak Hari Ikan Nasional 2025 di Jakarta, Minggu (23/11/2025).
Dengan bersarnya kebutuhan tersebut, maka membuat sektor pangan nasional berada dalam kondisi 'perlombaan produksi'.
Zulhas bilang, tanpa percepatan produksi, keseimbangan antara pasokan dan permintaan bisa terganggu dan memicu kenaikan harga.
"Sekarang pangan ini memang balapan, kerja keras agar kita bisa juga memenuhi yang diperlukan itu. Kalau tidak, permintaan banyak, produksi sedikit, pasti harganya naik," jelasnya.
Lebih lanjut, ia menuturkan, dengan tingginya kebutuhan pangan, termasuk pemenuhan protein dalam MBG, pemerintah tengah mendorong swasembada protein.
Salah satu kebutuhan protein itu bisa di dapat dari ikan, mengingat Indonesia memiliki keanekaragaman hasil laut yang sangat besar.
Ilustrasi ikan bandeng
"Tahun ini kita fokus agar bisa swasembada protein ikan. Ikan itu luas, ada ikan, cumi, udang, dan seterusnya,” kata dia.
Zulhas menambahkan, dalam penerapan MBG tersebut, pemerintah juga perlu menata pasokan pangan sesuai keragaman budaya makan di berbagai daerah.
"Indonesia itu beragam. Di Papua beda makanannya, di Sumatera mungkin sukanya ikan, di Jawa mungkin berbeda, di Indonesia Timur lain lagi. Ini sedang kami tata agar bisa mencerminkan keragaman makanan Indonesia," paparnya.
Menurut Zulhas, perbaikan-perbaikan terus dilakukan agar program pemenuhan gizi untuk masyarakat ini bisa berjalan dengan optimal.
Ia mencontohkan Brasil yang membutuhkan 15 tahun untuk membangun sistem bantuan pangan bagi 40 juta penduduknya.
"Kita baru satu tahun, jadi terus kita ingin perbaikan-perbaikan sehingga tadi itu makan ini akan merubah peradaban Indonesia," pungkas dia.