Askrindo Catat Laba Rp687 Miliar Setelah Pajak
- Hingga September 2025, Askrindo berhasil merealisasikan Laba Setelah Pajak (LSTP) sebesar Rp687,4 miliar.
- Angka laba standalone ini tumbuh secara dramatis, melonjak hingga 591,6 persen.
- Penerapan strategi prudential underwriting yang sangat hati-hati menjadi kunci utama meledaknya laba bersih.
PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), yang merupakan bagian dari Holding Asuransi dan Penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG), mencatatkan kinerja finansial yang fantastis. Hingga September 2025, Askrindo berhasil merealisasikan Laba Setelah Pajak (LSTP) sebesar Rp687,4 miliar, sebuah lompatan profit yang tak terduga.
Angka laba standalone ini tumbuh secara dramatis, melonjak hingga 591,6 persen secara Year on Year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja underwriting yang super solid menjadi tulang punggung utama lonjakan laba tersebut.
Direktur Utama Askrindo, M Fankar Umran, menjelaskan bahwa penerapan strategi prudential underwriting yang sangat hati-hati menjadi kunci utama meledaknya laba bersih. Hasil underwriting perusahaan tercatat mencapai Rp838,8 miliar, tumbuh 172,1 persen yoy.
"Kontributor utama terhadap pertumbuhan laba bersih adalah penerapan prudential underwriting yang memadai. Sejalan dengan strategi diversifikasi portfolio bisnis, total premi pada bisnis suretyship dan asuransi umum tercatat sebesar Rp609 miliar dan tumbuh sebesar 15 persen yoy," ujar Fankar dalam keterangannya, Senin (17/11/2025).
Fankar menambahkan, peningkatan premi perusahaan didorong oleh bisnis suretyship baik dari kontrak baru (new business) maupun bisnis yang sudah ada (existing business) dari BUMN, serta peningkatan signifikan dari bisnis asuransi umum yang berasal dari perusahaan swasta dan BUMN.
Tak hanya mengandalkan pendapatan dari premi, Direktur Keuangan Askrindo, Leonardo Henry Gavaza, memastikan bahwa pengelolaan aset perusahaan berjalan optimal. Askrindo agresif melakukan optimalisasi penempatan dana pada instrumen obligasi.
“Hasil dari pengelolaan aset investasi, sampai dengan September 2025 Askrindo mencatat realisasi hasil investasi sebesar Rp571,7 miliar atau tumbuh 13 persen yoy," tambah Leo.
Kinerja profit yang mencengangkan ini semakin didukung oleh kondisi permodalan yang sangat kuat. Askrindo, yang masuk kategori Perusahaan Asuransi dengan Tingkat Solvabilitas Kuat (KPPE 2), mencatat Risk-Based Capital (RBC) mencapai 372,3 persen, jauh di atas batas minimal regulator.
Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) periode Triwulan II 2025 menempatkan Askrindo sebagai perusahaan asuransi terbesar dari sisi aset dan ekuitas, serta menduduki posisi kedua dari sisi perolehan premi asuransi kredit dan premi suretyship.
Kekuatan finansial ini juga tercermin dari peringkat yang diberikan oleh Pefindo pada Juli 2025, yang tetap memberikan peringkat idAA+ dengan outlook stable. Hal ini menegaskan bahwa Askrindo memiliki kapasitas dan kinerja bisnis yang solid untuk memberikan layanan terbaik kepada pemegang polis dalam jangka panjang.
Ke depan, Askrindo bertekad melanjutkan tren positif ini melalui pengembangan strategi inovatif pada bisnis non-program serta perluasan akses UMKM terhadap program pemerintah, guna meningkatkan literasi dan inklusi asuransi di masyarakat.