The Fed Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan, Powell Beri Sinyal
Gubernur dan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.(WIKIMEDIA COMMONS/FEDERAL RESERVE)
06:32
30 Oktober 2025

The Fed Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan, Powell Beri Sinyal

– Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) pada Rabu (29/10/2025) waktu setempat menyetujui pemangkasan suku bunga acuan untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Namun seperti dikutip dari CNBC, Ketua The Fed Jerome Powell mengguncang pasar ketika ia menyiratkan bahwa penurunan suku bunga berikutnya pada Desember belum tentu terjadi.

Melalui keputusan dengan hasil voting 10–2, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman antarbank semalam menjadi kisaran 3,75–4 persen.

Selain itu, The Fed juga mengumumkan akan mengakhiri kebijakan pengurangan neraca aset (quantitative tightening/QT) pada 1 Desember mendatang.

Gubernur The Fed Stephen Miran kembali menyatakan suara menentang, dengan alasan The Fed seharusnya menurunkan suku bunga lebih agresif sebesar setengah poin.

Presiden The Fed Kansas City, Jeffrey Schmid, juga menolak keputusan tersebut—namun karena alasan sebaliknya, yaitu ingin agar suku bunga tidak diturunkan sama sekali. Miran merupakan pejabat yang ditunjuk oleh Presiden Donald Trump, yang selama ini mendesak The Fed agar lebih cepat memangkas suku bunga.

Suku bunga acuan ini menjadi patokan bagi berbagai produk keuangan konsumen, seperti kredit kendaraan, hipotek (KPR), dan kartu kredit.

Dalam pernyataan resmi setelah rapat, FOMC tidak memberikan petunjuk mengenai langkah yang akan diambil pada Desember. Dalam rapat sebelumnya pada September, para pejabat memperkirakan akan ada tiga kali pemangkasan suku bunga sepanjang tahun ini, dan rapat Desember menjadi yang terakhir di tahun 2025.

Namun Powell mengingatkan agar pasar tidak terlalu yakin bahwa pemangkasan akan kembali dilakukan bulan depan.

“Dalam pembahasan komite kali ini, terdapat perbedaan pandangan yang cukup tajam terkait langkah yang akan diambil pada Desember,” kata Powell dalam konferensi pers usai rapat.
“Pemangkasan suku bunga kebijakan pada rapat Desember bukanlah hal yang pasti. Jauh dari itu.”

Powell menambahkan, kini ada “semakin banyak suara” di antara 19 pejabat The Fed yang ingin “setidaknya menunggu satu siklus lagi” sebelum melakukan pemangkasan tambahan. Berdasarkan data CME Group’s FedWatch, peluang pemangkasan pada Desember turun menjadi 67 persen dari 90 persen sehari sebelumnya.

Saham-saham di Wall Street yang sempat menguat setelah keputusan diumumkan, berbalik melemah setelah pernyataan Powell, meski kemudian perlahan pulih menjelang akhir perdagangan.

Pemangkasan ini dilakukan meski The Fed belakangan kekurangan data ekonomi terbaru, karena pemerintah AS menghentikan sementara pengumpulan dan publikasi data ekonomi. Hanya data inflasi (CPI) pekan lalu yang tersedia, sementara data penting lain seperti payroll, penjualan ritel, dan indikator makro lain belum dirilis.

Dalam pernyataannya, The Fed mengakui adanya ketidakpastian akibat minimnya data, dan menyebut bahwa ekonomi AS masih “tumbuh dalam laju moderat”, sementara pertumbuhan lapangan kerja melambat dan tingkat pengangguran sedikit naik tetapi tetap rendah hingga Agustus.

The Fed juga menyoroti bahwa inflasi meningkat sejak awal tahun dan masih berada di level cukup tinggi.

Selain itu, FOMC memperingatkan adanya “risiko penurunan di pasar tenaga kerja” dalam beberapa bulan terakhir. Data sebelumnya menunjukkan bahwa meskipun gelombang PHK belum meluas, laju perekrutan telah melandai, sementara inflasi tetap di atas target 2 persen.

Laporan CPI terakhir menunjukkan inflasi tahunan sebesar 3 persen, didorong oleh kenaikan harga energi serta dampak langsung dan tidak langsung dari tarif impor Presiden Trump.

Bersamaan dengan keputusan suku bunga, The Fed juga menyatakan akan mengakhiri pengurangan neraca senilai 6,6 triliun dollar AS. Program QT ini sebelumnya telah memangkas sekitar 2,3 triliun dollar AS dari portofolio surat utang pemerintah dan sekuritas berbasis hipotek (MBS).

Mulai Desember, The Fed akan mengalihkan hasil jatuh tempo MBS ke surat utang jangka pendek (T-bills), menandai perubahan arah kebijakan moneter.

Langkah ini sudah diperkirakan pasar sejak Oktober, mengingat kekhawatiran akan pengetatan likuiditas di pasar uang jangka pendek.

The Fed memperluas neracanya secara masif selama pandemi Covid-19—dari lebih dari USD 4 triliun menjadi hampir 9 triliun dollar AS—dan kini Powell menegaskan bahwa meskipun neraca perlu dipangkas, tidak akan kembali ke level sebelum pandemi.

Analis Evercore ISI, Krishna Guha, bahkan memperkirakan The Fed bisa kembali membeli aset pada awal 2026 untuk menjaga “pertumbuhan organik” ketika kondisi pasar berubah.

Secara historis, pasar saham cenderung terus naik ketika The Fed menurunkan suku bunga di tengah ekonomi yang masih ekspansif. Namun, kebijakan moneter yang terlalu longgar juga berisiko memicu inflasi lebih tinggi, seperti yang sebelumnya memaksa The Fed menaikkan suku bunga secara agresif.

Tag:  #kembali #turunkan #suku #bunga #acuan #powell #beri #sinyal

KOMENTAR